DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DAN NS1 ANTIGEN UNTUK DETEKSI DINI INFEKSI AKUT VIRUS DENGUE
DOI:
https://doi.org/10.22219/sm.v6i1.1013Abstract
Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) disebabkan oleh infeksi virus dengue. Virus denguemerupakan virus RNA yang termasuk ke dalam famili flaviviridae , genus flavivirus dan ada 4 serotipe yang berbeda yaitu DEN1, DEN
2, DEN 3, dan DEN 4. Keempat serotipe terdapat di Indonesi a dengan dominasi DEN 3 dan DEN 2. Dengue ini merupakan
penyakit arbovirus endemik yang saat ini telah menjangkiti lebih dari 100 negara, baik yang terletak di dae rah tropik maupun su btropik.
WHO memperkirakan sekitar 50-100 juta ka sus infeksi virus dengue terjadi setiap tahun, menghasilkan 250.000-500.000 kasus
demam berdarah dengue dan 24.000 kematian setiap tah unnya. Virus dengue ini dapat ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegyp ti
dan Aedes albopictus sebagai vektornya dengan masa inkubasi ra ta-rata 4-6 hari. Infeksi virus dangue dapat menyebabkan manifestasi
kilinis yang bervariasi mulai dari asimtomatik sampai manifestasi klinis yang berat yang mengakibatka n kematian. Demam dengue atau
dengue fever merupakan manifestasi klinis yang ringan, sedangkan DBD/DHF dan Dengue Shock Syndrome (DSS) merupakan
manifestasi klinis yang berat.
Berbagai teori yang menjelaskan patogenesis DBD dan DSS banyak bermunculan dan saling kontroversi. Pada saat ini teori yang banyak
dianut adalah teori Antibody Dependent Enhancement (ADE). Menurut teori ini, infeksi sekunder yang disebabkan oleh virus dengue
dengan serotipe yang berbeda dengan infeksi primer akan menimbul kan antibodi heterologous yang dibentuk pada infeksi pertama namun
tidak bisa mengeliminasi virus dengue pada infeksi sekunder (bersifat subnetralisasi) bahkan antibodi tersebut bersifat opsonis asi sehingga sel
target menjadi lebih mudah di infeksi oleh virus dan menyebabkan manifestasi klinis yang lebih berat.
Saat ini telah tersedia berbagai teknik pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi virus dengue yaitu pemeriksaan kultur dan isolasi virus, RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction), serologi (anti dengue lgG dan lgM) dan juga pemeriksaan hematologi rutin.
Kultur virus atau PCR saat ini dianggap sebagai gold standard untuk mendeteksi virus dengue, namun memiliki keterbatasan dalam hal
biaya dan teknis pengerjaannya. Pemeriksaan serologi anti dengue lgG dan lgM yang dike rjakan secara rutin di laboratorium juga memiliki
ketrbatasan yaitu tidak dapat mendeteksi infeksi dengan lebih aw al. Saat ini telah dikembangkan suatu pemeriksaan baru terhadap
antigen non struktural-1 dengue (NS1) yang dapat mendeteksi infeksi virus dengue dengan lebih awal bahkan pada hari pertama ons et
demam.
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2012-08-02
Issue
Section
Article
License
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.