Analysis the Impact of the Forest Crisis on Merauke Women in the Perspective of Ecofeminism

Authors

  • Meyland Wambrauw Universitas Cenderawasih
  • Ketsia Ohee Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Cenderawasih. Jl. Kamp Wolker Waena, Kota Jayapura, Papua 99351, Indonesia.
  • Apriani Anastasia Program Studi Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,Universitas Cenderawasih. Jl. Kamp Wolker Waena, Kota Jayapura, Papua 99351, Indonesia.

DOI:

https://doi.org/10.22219/jpa.v5i2.22152

Keywords:

Forest Crisis, Oil Palm, Women, Indigenous People

Abstract

Forests are the most important part of human survival, including the people in Merauke Regency, Papua. The benefits of forests for Papuans are felt directly as a source of life, as pharmacies that provide natural medicines. Forests also provide all human needs that can be used for free. For Papuans, the forest has a philosophical affinity for women. In the 2001-2019 period, forest destruction in Merauke was the highest in Papua Province. Therefore, this study aims to examine the impact of the forest crisis on women in Merauke. This research also intends to examine the process of the forest crisis, as well as the efforts made by the government and other related institutions in dealing with these problems. By using qualitative methods and secondary data sourced from relevant books, articles, and web pages on the website, the author tries to analyze the topic using ecofeminism theory and the concept of human security. The results and conclusions obtained from this study are that the forest crisis in Merauke is on average caused by the opening of plantations dominated by oil palm. The impact on indigenous peoples, which includes women, is oppression, violations of the rights of indigenous peoples, an increasingly heavy double burden to the threat of poverty, hunger and disease. In this case, government policies are considered not optimal to overcome these problems.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Anjaeni, R. (2020). Menko Luhut meluncurkan green investment untuk Papua dan Papua Barat. Diambil kembali dari Nasional kontan : https://nasional.kontan.co.id/news/menko-luhut-meluncurkan-green=investmen-untuk-papua-dan-papua-bara

Asmara, T., & Mambor, V. (2016). pemerintah usut dugaan deforestasi di Papua. Diambil kembali dari Benar News: https://www.benarnews.org/indonesian/berita/deforestasi-papua-09062016141513.html

awas MIFEE. (2015). MIFEE diluncurkan kembali, Jokowi ingin bangun 1.2 juta hektar sawah baru dalam 3 tahun. Diambil kembali dari awas MIFEE: https://awasmifee.potager.org/?p=1210&lang=id

Bakry, U. S. (2017). Dasar-Dasar Hubungan Internasional. Jakarta: Prenada Group.

Bappenas. (2019). ‘Penandatanganan nota kesepahaman antara kementerian PPN/Bappenas dengan provinsi Papua tentang pembangunan rendah karbon (PRK). Diambil kembali dari Bappenas: https://jdih.bappenas.go.id/berita/detailberita/326

Batbual, A. (2016). soal investasi sawit, begini kata bupati Merauke. Diambil kembali dari mongabay: https://mongabay.co,id/2016/07/19/soal-investasi-sawit-begini-kata-bupati-merauke

Boelaars, J. (1986). Manusia Irian : Dahulu, sekarang, masa depan. Jakarta: Gramedia.

Chao, S. (2021). Bagi orang Marind di Papua, tanaman dan hewan hutan di papua adalah keluarga. Diambil kembali dari Bakti News: https://baktinews.bakti.or.id/artikel/bagi-orang-marind-di-papua-tanaman-dan-hewan-hutan-adalah-keluarga

CNN Indonesia . (2020). Greenpeace : perusahaan korsel bakar hutan papua seluas soul. Diambil kembali dari CNN Papua: www.cnnindonesia.com/nasional/20201113130010-20-569412/greenpeace-perusahaan-korsel-bakar-hutan-papua-seluas-seoul

DPR Papua. (t.thn.). Perdasus- dewan perwakilan rakyat Papua. Diambil kembali dari DPR Papua: https://dpr-papua.go.id

Elisabeth, A. (2018). menilik eksploitasi alam papua setelah 17 tahun otonomi khusus. Diambil kembali dari Mongabay: https://www.mongabay.co.id/2018/11/30/menilik-eksploitasi-alam-papua-setelah-17-tahun-otonomi-khusus/

Forest Watch Indonesia. (2019). Tanah papua, deforestasi dari masa ke masa. Diambil kembali dari Forest Watch Indonesia: https://fwi.or.id/publikasi-deforestasi-dari-masa-ke-masa

FPP. (2013). Manis dan pahitnya tebu: suara masyarakat adat Malind Merauke. Forest People Programme.

Grahita, F. (2015). Upaya Forest People Programme (FPP) dalam memperjuangkan kesejahteraan masyarakat adat Malind di Papua (Studi Kasus : kritik atas program MIFEE), . Jurnal hubungan internasional, 8-9.

Greenpeace. (2021). Stop baku tipu : sisi gelap perizinan di tanah Papua. Amsterdam: Greenpeace International.

kelaparan dan kemiskinan: organisasi masyarakat sipil menyerukan pengentian proyek MIFEE di Papua sebelum ada perbaikan bagi masyarakat. (2013). Diambil kembali dari Forest People: https://www.forestpeople.org/id/topics/un-human-rights-system/news/2013/08/kelaparan-dan-kemiskinan-di-indonesia-organisasi-masyarak

(2013). Kelaparan dan kemiskinan: organisasi masyarakat sipil menyerukan pengentian proyek MIFEE di Papua sebelum ada perbaikan bagi masyarakat. Forest people.

Klik legali. (2022). 222 koperasi tak berizin tetap diperbolehkan beroperasi dengan kewajiban melengkapi izin dalam 3 tahun. Diambil kembali dari Klik legali: https://kliklegal.com/222-koperasi-sawit-tak-berizin-tetap-diperbolehkan-beroperasi-dengan-kewajiban-melengkapi-izin-dalam-3-tahun/

Koalisi Indonesia Memantau . (2021). Menatap ke timur : deforestasi dan pelepasan hutan di tanah Papua (2021). Diambil kembali dari Koalisi Indonesia Memantau: https://auriga.or.id/cms/uploads/pdf_id/report/7/1/deforestasi_dan_pelepasan_kawasan_hutan_di_tanah_papua_id.pdf

Laia, K. (2020). Masyarakat sipil tolak food estate jokowi di papua, alasannya? . Diambil kembali dari betahita: https://betahita.id/news-detail-5670/masyarakat-sipil-tolak-food-estate-jokowi-di-papua-alasannya-.html?v=1639366536

Laia, K. (2021). Hari bumi: tanpa gentar , perempuan adat Papua perjuangkan hutan. Diambil kembali dari Betahita: https://betahita.id/news/detail/6117/hari-bumi-tanpa-gentar-perempuan-adat-papua-perjuangkan-hutan.html?v=163189574

Laia, K. (2021). Ini dampak ekspansi sawit pada perempuan dan anak di Papua. Diambil kembali dari Betahita: https://betahita.id/news/detail/6108/ini-dampak-ekspansi-sawit-pada-perempuan-dan-anak-di-tanah-papua.html?v=1650703234

Mama Papua melawan perusahaan sawit. (2021). Diambil kembali dari Papuan Voice: https://youtu.be/I-DfOrgBITU

Memantau, K. I. (2021). Menatap ke Timur : Deforestasi dan Pelepasan Hutan di Tanah Papua.

MENLHK. (2007). Lapora status lingkungan hidup daerah kabupaten merauke tahun 2007. Diambil kembali dari menhlk: http://perpusatakaan.menhlk.go.id/pustaka/home/index.php?page=ebook&code=s&vie=yes&id=97

Muntaza. (2013). satu abad perubahan sakralitas alam malind-anim. jurnal sosiologi, 187-188.

Nirmala. (2021). Greenpeace: ratusan perusahaan sawit beroperasi ilegal di dalam hutan . Diambil kembali dari Benarnews: https://www.benarnews.org/indonesia/betahita/greenpeace-sawit-ilegal-10212021132932.html

Nugie. (2015). Dinas kehutanan Merauke gunakan pesawat tanpa awak dalam survei pemotretan. Retrieved from Portal Merauke: https://portal.merauke.go.id/news/2066/grid/layout.html

PA Merauke. (2017). Wilayah yuridiksi Merauke. Diambil kembali dari PA Merauke: https://www.pa-merauke.go.id/tentang-wilayahpengadilan-profil-satker/profile-pengadilan/wilayah-yuridiksi

Papuan voice. (2021). Mama papua melawan perusahaan sawit. Diambil kembali dari papuan voice: https://youtu.be/I-DforgBITU

Pelmelay, S. (2018). Budaya Papua. Diambil kembali dari Academia edu: https://www.academia.edu/37630359/makalah_budaya_Papua

Penghubung Papua. (t.thn.). Kabupaten merauke. Diambil kembali dari penghubung papua: https://penghubungpapua.go.id/5-wilayah-adat/anim-ha/kabupaten-merauke/

people, F. (2013). kelaparan dan kemiskinan: organisasi masyarakat sipil menyerukan pengentikan proyek MIFEE di Papua sebelumada perbaikan bagi masyarakat. Diambil kembali dari forest people: https://www.forestpeople.org/id/topics/un-human-rights-system/news/2013/08/kelaparan-dan-kemiskinan-di-indonesia-organisasi-masyarakF

Portal Informasi Indonesia. (2021). Toware karya tangan mama-mama Papua asal Sota. Diambil kembali dari Portal Informasi Indonesia: https://indonesia.go.id/kategori/budaya/3324/toware-karya-tangan-mama-mama-papua-asal-sota

Pratama, S. (2021). deforestasi tanah papua hasilkan 321,4 megaton emisi karbon. Diambil kembali dari betahita: https://betahita.id/news/detail/5909/deforestasi-tanah-papua-hasilkan-321-4-megaton-emisi-karbon.html.html >

Pratama, S. (2021). Merauke alami kehancuran hutan paling dasyat. Diambil kembali dari Betahita: https://betahita.id/news/lipsus/6904/Papua-merauke-alami-kehancuran-hutan-paling-dasyat.html?v=163972192

Putri, M. (nd). Human Security. Diambil kembali dari Academia Edu: https://www.academia.edu/9264995/HUMAN_SECURITY

Rahmawati, A. (2021). Korindo perusahaan sawit dikeluarkan dari FSC. Diambil kembali dari Mighty Earth: https://www.mightyearth.org/2021/07/05/korindo-perusahaan-kelapa-sawit-dan-kayu-dikeluarkan-dari-forest-stewardship-council-fsc

Saturi, S. (2017). cerita warga minta plasma kala Korindo moratorium buka lahan sawit di Papua. Diambil kembali dari Mongabay: https://www.mongabay.co.id/2017/08/10/cerita-warga-minta-plasma-kala-korindo-moratorium-buka-lahan-sawit-di-papua/

Saturi, S. (2017). Investasi ungkap korindo babat hutan papua dan malut jadi sawit, beragam masalah ini muncul. Diambil kembali dari Moangabay: < https://www-mongbay-co-id.cdn.amproject.org/v/s/www.mongabay.co.id/2016/09/02-investigasi-ungkap-korindo-babat-hutan-papua-dan-malut-jadi-sawit-beragam-masalah-ini-muncul/amp/

Saturi, S. (2020). Lindungi hutan Papua, kebijakan pusat dan daerah harus sejalan. Diambil kembali dari Mongabay: https://www-mongabay-co-id.cdn.amproject.org/v/s/www.mongabay.co.id/2020/07/07/lindungi-hutan-papua-kebijakan-pusat-dan-daerah-harus-sejalan

Satury, S. (2016). investasi ungkap korindo babat hutan papua dan malut jadi sawit, beragam masalah muncul. Diambil kembali dari Mongabay: www.mongabay.co.id/2016/09/02/investigasi-ungkap-korindo-babathutan-papua-dan-malut-jadi-sawit-beragam-masalah-ini-muncul-/amp/

Shiva, V. (1989). staying alive : women, ecologi and survival in India. London: Zed Books.

Shiva, V. (1989). Staying alive: women, ecology and survival in India. London: Zed Books.

Syah, A. (2021). Hebat, koplink dan pengrajin toware kolaborasi sambut PON papua. Diambil kembali dari Kabar Papua: https://kabarpapua.co/hebat-koplink-dan-pengrajin-toware-kolaborasi-sambut-PON-Papua/

Syah, A. (2021). Melihat lebih dekat kehidupan suku Marind Yeinan di hutan merauke. Diambil kembali dari Kabar Papua: https://kabarpapua.co/melihat-lebih-dekat-kehiduoan-suku-marind-yeinan-di-hutan-merauke/

Tong, R. (2009). Feminist Tought : a more comprehensive introduction . Boulder: westview press.

Ulia, I. (2018). Ekofeminisme : menyoal keintiman perempuan dan alam. Diambil kembali dari ipm invest: https://ipminvest.com/2018/02/ekofeminisme-menyoal-keintiman-perempuan-dan-alam

WALHI. (2018). koalisi mengecam kebijakan pemerintah atas deforestasi terencana di Papua. Diambil kembali dari WALHI: https://www.walhi.or.id/koalisi-mengecam-kebijakan-pemerintah-atas-deforestasi-terencana-di-papua

Wiranata, R. (2019). dampak negatif perkebunan sawit , alias wello sebut rakus air. Diambil kembali dari Batam News: https://www.batamnesw.co.id/berita-46256-dampak-negatif-perkebunan-sawit-alias-wello-sebut-rakus-air.htm

Women are affected than men from deforestation. (2001). Diambil kembali dari world rainforest movement: https://www.wrm.org.uy/bulletin-articles/india-women-more-affected-than-men-from-deforestation

Zakaria, R., Kleden, E., & Franky, Y. (2011). MIFEE tak terjangkau angan malind. Jakarta: Yayasan Pusaka.

Downloads

Published

2022-08-31

How to Cite

Wambrauw, M., Ohee, K., & Anastasia, A. (2022). Analysis the Impact of the Forest Crisis on Merauke Women in the Perspective of Ecofeminism. Jurnal Perempuan Dan Anak, 5(2), 104–130. https://doi.org/10.22219/jpa.v5i2.22152

Issue

Section

Articles