EVALUASI PH DAN UJI ORGANOLEPTIK YOGURT DENGAN PENAMBAHAN GELATIN KULIT KELINCI

PH EVALUATION AND ORGANOLEPTIC TESTS OF YOGURT WITH THE ADDITION OF RABBIT SKIN GELATIN

Authors

  • Putrawan Latif Universitas Muhammadiyah Malang
  • Wehandaka Pancapalaga Universitas Muhammadiyah Malang
  • Indah Prihartini Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.22219/aras.v4i1.27988

Keywords:

Gelatin Kulit Kelinci, Organoleptik, pH, Yogurt

Abstract

Yogurt merupakan salah satu hasil olahan susu dengan cara difermentasi sehingga rasanya asam dan manis. Proses pengasaman dan penggumpalan protein pada yogurt membuat yogurt mudah dicerna oleh tubuh. Selain itu, keberadaan asam laktat pada yogurt juga membuat penyerapan kalsium di dalam tubuh menjadi lebih baik. Melalui penambahan gelatin kulit kelinci selama proses pembuatan yogurt akan menghasilkan yogurt yang mempunyai warna, rasa, aroma, dan tekstur yang khas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan gelatin kulit kelinci terhadap pH dan organoleptik yogurt. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan perlakuan penambahan konsentrasi pemberian gelatin kulit kelinci 0%, 1%, 2%, 3%, dan 4% dari volume susu segar (w/v). Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Analisis Variasi (ANAVA). Apabila terdapat perbedaan nyata antar perlakuan, dilanjutkan dengan uji Duncan’s Multiple Range Test. Perubahan yang diteliti dalam penelitian ini adalah pH dan Uji Organoleptik. Dari analisis variasi (ANAVA) yang dilakukan menunjukan bahwa penambahan gelatin kulit kelinci dengan konsentrasi berbeda berpengaruh tidak nyata terhadap nilai pH (P>0,05) akan tetapi berpengaruh sangat nyata (P< 0,01) pada uji organoleptik parameter warna, rasa, aroma, dan tekstur yogurt. Rata - rata pH yogurt yang diperoleh dari hasil penelitian dengan penambahan  gelatin kulit kelinci  sebesar 3.88. Yogurt yang lebih disukai oleh  panelis  pada level P1 (1%) khususnya warna, rasa dan tekstur. Untuk aroma panelis lebih menyukai P2 (2%). Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan jumlah level konsentrasi gelatin kulit kelinci tidak mempengaruhi nilai pH yogurt. Namun penambahan level gelatin mempengaruhi pada uji organoleptik meliputi warna, rasa, aroma dan tekstur yogurt. Rata rata pH yogurt yang diperoleh dari hasil penelitian dengan penambahan gelatin kulit kelinci sebesar 3.88. Yogurt yang lebih disukai oleh panelis pada level P1 (1%) khusunsya terhadap warna, rasa dan tekstur, sedangkan untuk aroma panelis lebih menyukai P2 (2%).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adnan, M. 1984. Kimia dan Teknologi Pengolahan Air Susu. UGM Press, Yogyakarta.

Amin & Leksono. 2001. Efektivitas Bakteri Asam Laktat dalam Menghambat Bakteri. Airlangga. Jogyakarta.

Antoni, S. 2016. Evaluasi pH dan Organoleptik Gelatin Kulit Kelinci. Skripsi.

AOAC. 1995. Official Methods of Analysisof The Association of Analytical Chemists. Washington D.C.

Budiyanto, M.A.K. 2005. Dasar-dasar Ilmu Gizi, Malang: UMM Press. Hal. 149

Chandan & Shahani. 1993. Pangan Gizi Teknologi dan Konsumen. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

De Mann, J. M. 1989. Principle of Food Chemistry. The Avi Pub Co. Inc.,Westport. Connecticut.

Dignos, R. L., Cerna, P. F., & Troung, V. D. 1992. Beta Carotene Content of Sweet Potato and Its Processed Products. Asean Food Journal, 7(3):163-166.

Eckles, 1980, Pembuatan Susu Jagung, Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian, IPB Bogor

Fennema, 1985. Yoghurt Technology. Woodhead Publishing, Vol 43.

Hess, S. J., Robert, R. F., & Zeigler, G. R. 1997. Rheological Properties on Nonfat Yoghurt stabilized using Lactobacillus delbrueckii spp. Bulgariccus Producing Exopolyyasaccharide or Using Commercial Stabilizer System. Journal Of Dairy Science, 80: 252 – 263.

Mawada. 2006. Pengujian Organoleptik Panelis. Media Teknologi Pangan. Jakarta

Speer, E. 1998. Milk and Dairy Product Technology. USA: Marcell Dekker Inc.

Steel, R. G. D. & Torrie, J. H. 1991. Prinsip dan Prosedur Statistika Suatu Pendekatan Biometrik (Terjemahan: Bambang Sumantri). Jakarta: PT. Gramedia.

Sunarlim, R., Setiyanto, H., & Poeloengan, M. 2007. Pengaruh Kombinasi Starter Bakteri Lacto Bacillusbulgaricus, Streptococcus T hermophillus, dan Lactobacillus plantarum terhadap Sifat MutuSusu Fermentasi. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veterine,.7(07): 270-278.

Surahman, D. N. 2005. Pengaruh Jenis Penstabil (Gelatin dan Agar Batang) dan Konsentrasi Penstabil terhadap Produk Soyghurt. LIPI. Balai Pengembangan Teknologi Tepat Guna. Widyariset. 8(1): 144-156

Syamsir, H. 2008. Mengenal Pembuatan dan Manfaat Yoghurt. Jakarta: Sinar Cemerlang Abadi.

Taufik, M. 2009. Pengaruh Konsentrasi Larutan Asam Asetat dan Lama Waktu Perendaman terhadap Sifat-sifat Gelatin Ceker Ayam. Agritech, Vol 31(3): 161-167.

Buckle .2007. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta

Widodo. 2003. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Winarno, F. G. 2002. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Trilaksani, W., Nurilmala, M., dan Setiawati, I.H. 2012. Ekstraksi Gelatin Kulit Ikan Kakap Merah (Lutjanus sp.) dengan Peroses Perlakuan Asam. JPHPI, Vol. 15(3): 240-251.

Downloads

Published

2023-07-30

How to Cite

Latif, P., Pancapalaga, W., & Prihartini, I. (2023). EVALUASI PH DAN UJI ORGANOLEPTIK YOGURT DENGAN PENAMBAHAN GELATIN KULIT KELINCI: PH EVALUATION AND ORGANOLEPTIC TESTS OF YOGURT WITH THE ADDITION OF RABBIT SKIN GELATIN. Journal of Animal Research and Applied Science, 4(1), 25–33. https://doi.org/10.22219/aras.v4i1.27988

Issue

Section

Articles