Hubungan penerimaan diri dan harga diri pada remaja dengan orangtua bercerai

Authors

  • Tika Pratiwi Andani Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.22219/cognicia.v8i2.11540

Keywords:

Self-acceptance, self-esteem, adolescents.

Abstract

The role of parents is very important in the formation of self-esteem in dolescents. Losing one of their parents because divorce will inhibit the formation of self-esteem in adolescents. The purpose of this study is to determine whether there is a relationship between self-acceptance and self-esteem in adolescents with divorced parents. Sampling technique using purposive sampling with the number of subjects is 84 teenagers who have divorced parents. Data analysis technique using Pearson product moment analysis technique. The measuring tool used was using Powell's self-residence scale and RSES self-esteem scale (Rosenberg Self-Esteem Scale) scales from Rosenberg. The results showed a significant positive relationship between self-acceptance and self-esteem of adolescents with divorced parents. This shows that the higher the self-acceptance of adolescents with divorced parents will be the higher the self-esteem of adolescents.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Aminah., Andayani, T. R., & Karyanta, N. A. (2014). Proses Penerimaan Anak (Remaja Akhir) terhadap Perceraian Orang Tua dan Konsekuensi Psikososial yang Menyertainya. Journal of Health Education. 1, (1). 1-11.

Budianti, A. K. (2015). Hubungan antara Keharmonisan Keluarga dengan Harga Diri pada Remaja. Skripsi. 1-14.

Burns, R. B. (1993). Konsep Diri, Teori, Pengukuran, Pengembangan, dan Perilaku. Jakarta: Arcan.

Clemes., Bean., & Clark (1997). Bagaimana Meningkatkan Harga Diri Remaja. Jakarta: Binapura Aksara.

Dariyo, A. (2007). Psikologi Perkembangan, Anak Tiga Tahun Pertama. Bandung: PT. Refina Aditama.

Dayakisni, T., & Hudaniah (2009). Psikologi Sosial. Malang: UMM Press.

Desmita, R. (2008). Psikologi Perkembangan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Estuti, W. T. (2013). Dampak Perceraian Orangtua Terhadap Tingkat Kematangan Emosi Anak Kasus pada 3 Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Pekuncen Banyumas Tahun Ajaran 2012/2013. Skripsi. 1-157.

Fagan, P. F., & Churchill, A. (2012). The Effects of Divorce on Children. Research Synthesis. Washington DC: Institut Penelitian Perkawinan dan Agama.

Fraenkel, J., Wallen, N., & Hyun, H. H. (2012). How to Design and Evaluate Research in Education. (8th ed.). Boston: McGraw Hill.

Frey, D. & Carlock, C. J. (1987). Enhancing Self-Esteem. Ohio: Accelerated Development.

Geldard, K. & Geldard, D. (2000). CounselingAdolescent. London: Sage.

Hurlock, E. B. (1978). Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1993). Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga.

Hurlock, E. B. (1996). Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.

Lanz, M., Ifrate, R., Rosnati, R., & Scabini, E. (1999). Parent-Child Communication and Adolescent Self-Esteem in Separated, Intercountry Adoptive and Intract non-Adoptive Families. Journal of Adolescence. 22, (6). 785-794.

Mar’at, S. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Rosda

Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.

Matyja, K. W. (2014). Adolescent Personalities and Their Self-Acceptance within Complete Families, Incomplete Families, and Reconstructed Families. Polish Journal of Applied Psychology. 12, (1), 59-74.

Monks, F. J., Knoers, A. M. P., & Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D. (2009). Human Development. Perkembangan Manusia. Ed. 10. Buku I. Jakarta: Salemba Humanika.

Powell, J. (1992). Sepuluh Laku Hidup Bahagia. Yogyakarta: Kanisius.

Prillay, S. (2016). Greater Self-Acceptance Improves Emotional Well-Being. Journal of Medical School. 1, (1), 1-13.

Puspita, R. D. (2008). Harga Diri Remaja Panti Asuhan SOS Desa Taruna Semarang. Skripsi. 1-14.

Rizkiana, U. (2012). Penerimaan Diri pada Remaja Penderita Leukimia. E-Journal Psikologi. 5, (12), 1-18.

Resty, G. T. (2015). Pengaruh Penerimaan Diri terhadap Harga Diri Remaja di Panti Asuhan Yatim Putri Aisyiyah Yogyakarta. Jurnal Bimbingan dan Konseling. 1, (5), 1-12.

Rosenberg, M. (1965). Society and Adolescent Self-Image. Princeton NJ: Princeton University Press.

Ryff, C. D. (1989). Happiness is Everything or Is It? Explorations on the Meaning of Psychologycal Well-Being. Journal of Personality and Social Psychology, 57, (6), 1069-1081.

Santrock, J. W. (2011). Life Span Development. Perkembangan Masa Hidup. Ed. Ketigabelas. Jilid I. Indonesia: Erlangga.

Schultz, D. (1991). Psikologi Pertumbuhan, Model-Model Kepribadian Sehat. Yogyakarta: Kanisius.

Shepard, L. A. (1979). Self-Acceptance: The Evaluatif Component of the Self- Concept Construct. American Educational Research Journal Spring. 16, (2). 139-160.

Srisayekti, W., Setiady, D. A., & Sanitioso, R. B. (2015). Harga Diri (Self- Esteem) Terancam dan Perilaku Menghindar. Jurnal Psikologi, 42, (2), 141-156.

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: ALFABETA

Unzila, U. (2012). Hubungan antara penerimaan diri dengan kemampuan komunikasi interpersonal pada remaja. Skripsi. 1-104.

Wangge, B. D. R., & Hartini, N. (2013). Hubungan antara Penerimaan Diri dengan Harga Diri pada Remaja pasca Perceraian Orangtua. Jurnal Psikologi Kepribadian dan Sosial, 2, (1), 1-6.

Downloads

Published

2020-10-01

How to Cite

Andani, T. P. (2020). Hubungan penerimaan diri dan harga diri pada remaja dengan orangtua bercerai. Cognicia, 8(2), 222–233. https://doi.org/10.22219/cognicia.v8i2.11540

Issue

Section

Articles