TINGKAT PENGETAHUAN ATLET TENTANG CEDERA OLAHRAGA FUTSAL DI GSG UIN WALISONGO

Authors

  • Maya Triyanita Universitas Widya Husada Semarang

DOI:

https://doi.org/10.22219/physiohs.v6i2.29678

Keywords:

Cidera Olahraga, Sport Injury, Exercise Program, PRICE

Abstract

Latar belakang pentingnya penanganan cedera olaraga pada atlet. Dimana penanganan cedera olahraga dengan menggunakan metode (Protection, Rest, Ice, Compression, Elevation) PRICE. Penanganan cedera olahraga dilakukan pada minggu pertama cedera (H1 sampai H7) dengan tahapan, yaitu: 1) Protection, lindungi daerah cedera, 2) Rest, istirahatkan bukan immobilisasi daerah cedera, 3) Ice, aplikasi es berselang 10-20 menit menggunakan bantalan, 4) Compression, kompresi dengan pembebatan dari proksimal ke distal menggunakan stretch band, 5) Elevation, tinggikan daerah cedera melebihi posisi dada setinggi 30 cm.  Cedera dapat timbul akibat kesalahan teknis, kurangnya pemanasan dalam proses latihan, aktivitas fisik yang berlebihan, dan benturan langsung dapat mengakibatkan cedera. Ada dua jenis penyebab cedera: penyebab internal dan penyebab eksternal. Pemain futsal rentan terhadap cedera olahraga, namun pada kenyataannya beberapa pelatih tidak memahami penanganan awal jika terjadi cedera olahraga, sehingga penting dilakukan sosialisasi tentang penanganan awal cedera olahraga.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pengetahuan atlet tentang cedera olahraga dan terapi latihan dari atlet para pemain futsal di tournament FISIP GSG UIN Walisongo Semarang. Metode penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif menggunakan metode survey dengan teknik pengambilan data menggunakan kuesioner tertutup. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet futsal di FISIP GSG UIN Walisongo Semarang, pengambilan sampel penelitian ini adalah seluruh atlet futsal di FISIP GSG UIN Walisongo Semarang yang berjumlah 30 orang. Teknik analisis data menggunakan deskriptif kuantitatif yang dinyatakan dalam persentase. Hasil data questioner menunjukkan 50% tidak mengetahui cedera olahraga dan 50% nya dalam kategori sedang.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Jason, Y., & Arieselia, Z. (2020). Hubungan Edukasi Kesehatan Tentang Cedera Ankle Dan Terapi Latihannya Terhadap Tingkat Pengetahuan Mahasiswa Kedokteran Pemain Futsal. Damianus Journal of Medicine, 19(1), 37-43.

Syafaruddin, Syafaruddin. "Tinjauan Olahraga Futsal." Altius: Jurnal Ilmu Olahraga dan Kesehatan 7.2 (2018).

Jihad, Muhamad, and Mohamad Annas. "Pembinaan Prestasi Olahraga Sepak Bola pada SSB 18 di Kabupaten Jepara Tahun 2021." Indonesian Journal for Physical Education and Sport 2 (2021): 46-53.

Diniyah, Mir'ah. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Upaya Preventif dan Frekuensi Cedera Muskuloskeletal pada Pendaki di Kota Makassar= The Relationship Between The Degree of Preventive Knowledge and The Frequency of Musculoskeletal Injuries on Mountain Climbers in The City of Makassar. Diss. Universitas Hasanuddin, 2022.

Triyani, Evi, and Meida Laely Ramdani. "Pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan keterampilan pertolongan pertama cedera olahraga dengan metode prices pada anggota futsal." Jurnal Keperawatan Muhammadiyah (2020).

Fadlilah, Siti, and Nazwar Hamdani Rahil. "Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pencegahan Cidera Muskuloskeletal Pada Pemain Futsal." Jurnal keperawatan BSI 7.1 (2019).

Candra, Oki, et al. "Penerapan Teknik Price Terhadap Penanganan Cedera Olahraga Pada Atlet Klub Bola Basket Mahameru Pekanbaru." Community Education Engagement Journal 2.2 (2021): 44-51.

Adhitya Irama Putra. (2013). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Diet dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) Member Fitness Center Di Gajah Mada Medical Center (GMC) Health Center.” Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Yogyakarta

Christian Pramudhito. 2013. Terapi Latihan. Gajah Mada University Press : Yogjakarta

Cleland, Joshua A., Paul Mintken, Amy Mcdevitt, Melanie Bieniek, Kristine Carpenter, Katherine Kulp, Julie M. Whitman. 2013.

Manual Physical Therapy and Exercise Versus Supervised Home Exercise in the Management of Patients With Inversion Ankle Sprain: A Multicenter Randomized Clinical Trial. Journal of Orthopaedic & Sport Physical Therapy : 43(7): 443-456

Deni Darmawan. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Offset

Junaidi (2004). Pencegahan dan Penanganan Cedera Olahragai. Fortius Jurnal Ilmu Keolahragaan. 4 (2).Hlm 132.

Kaminski, Thomas W, et al. (2013). National Athletic Trainers’Association Position Statement:Conservative Management and Prevention of Ankle Sprains in Athletes. Journal of Athletic Training ; 48(4): 528–545 doi: 10.4085/1062-6050-48.4.02

Noname. (2013). Ankle Sprains Combination of Manual Therapy and Supervised Exercise Leads to Better Recovery.

Novita Intan Arofah. Buku Ajar Kuliah Fisioterapi. 2015

Roosen, Philip, Tine Willems, Roel De Ridder, Lorena San Miguel, Kristen Holdt, Henningsen, Dominique Paulus, An De Sutter, and Pascale Jonckheer. 2013. Ankle Sprains: Diagnosis and Therapy. KCE Reports.

Setia Budi. (2013). “Deskripsi Faktor Resiko dan Ketepatan Penanganan Cedera Tungkai Kaki pada Olahraga Sepakbola di Klub Bigreds Yogyakarta Tahun 2013.” Skripsi. FIK UNY.

Woro Wahyu Yuliana. (2014). “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Perilaku Ibu yang Mempunyai Anak Usia Pra sekolah dalam Membawa Anak ke Posyandu Wilayah Kerja Desa Giriroto.” Skripsi. Surakarta: Stikes Kusuma Husada.

Downloads

Published

2023-12-30

How to Cite

Triyanita, M. (2023). TINGKAT PENGETAHUAN ATLET TENTANG CEDERA OLAHRAGA FUTSAL DI GSG UIN WALISONGO . Physiotherapy Health Science (PhysioHS), 6(2). https://doi.org/10.22219/physiohs.v6i2.29678