https://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/issue/feedPhysiotherapy Health Science (PhysioHS)2024-06-30T22:25:11+07:00PhysioHSphysiohs@umm.ac.idOpen Journal Systems<div class="row" style="margin-bottom: 10px;"> <div class="col-md-12">PhysioHS is a scientific publication and communication for widespread research and criticism topics in physiotherapy and health science. PhysioHS was published by the Department of Physiotherapy at the University of Muhammadiyah Malang, twice yearly in June and December.</div> </div> <div class="clearfix"> </div> <div class="row"> <div class="col-md-3"><img src="https://ejournal.umm.ac.id/public/site/images/physiohs/cover.png" alt="" width="100%" /></div> <div class="col-md-9 pabout"> <p><strong>Journal title:</strong> Physiotherapy Health Science (PhysioHS)</p> <p><strong>Initials:</strong> PhysioHS</p> <p><strong>Frequency:</strong> Two issues per year (June and December)</p> <p><strong>Print ISSN:</strong> 2656-8128</p> <p><strong>Online ISSN:</strong> 2746-816X</p> <p><strong>Editor-in-chief:</strong> <a href="https://scholar.google.com/citations?user=diH0y7gAAAAJ&hl=en">Sri Sunaringsih Ika Wardojo</a></p> <p><strong>Man. Editor:</strong> <a href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&user=2psyIOcAAAAJ">Ali Multazam</a></p> <p><strong>Publisher:</strong> University of Muhammadiyah Malang</p> <p><strong>Cite Analysis:</strong> Google Scholar</p> </div> </div>https://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33004Efektifitas Heel Raise Exercise Terhadap Keseimbangan Anak Usia 7-10 Tahun Dengan Flexible Flat Foot Akibat Kegemukan2024-05-22T08:23:47+07:00Zahra Sativanizsativani@gmail.com<p><strong>Latar Belakang: </strong>Kegemukan dapat mempengaruhi struktur kaki pada anak, akibatnya dari perubahan struktur kaki akan memengaruhi perubahan <em>foot alignment</em> menjadi ke arah hiperpronasi (<em>fleksible flat foot</em>). Dampak <em>fleksible flat foot</em> akan membuat ketidakseimbangan tubuh. Keseimbangan merupakan salah satu keterampilan motorik yang penting untuk anak. <em>Heel Raise Exercise </em>mempengaruhi saraf dan struktur tulang karena terdapat rangsang propioseptif saat melakukannya untuk tubuh mempertahankan posisi yang seimbang. <strong>Tujuan:</strong> untuk mengetahui pengaruh pemberian <em>Heel Raise Exercise</em> terhadap keseimbangan anak <em>fleksible flat foot</em> akibat kegemukan usia 7-10 Tahun. <strong>Metode: </strong>pra-eksperimen dengan rancangan <em>one group pre-posttest</em>. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2023. Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 19 orang. <strong>Hasil:</strong> hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keseimbangan pada parameter keseimbangan pediatri sebelum intervensi adalah 45.89 menjadi 52.37. Hasil dari nilai p adalah 0,000 (p < 0,05). <strong>Kesimpulan:</strong> Ada pengaruh <em>heel raise exercise</em> terhadap peningkatan keseimbangan pada anak dengan <em>fleksible flat foot</em> akibat kegemukan usia 7 – 10 tahun di SDN Setu.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Zahra Sativanihttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/28922Perbedaan Pengaruh Buteyko Breathing dan Chest Mobilization Terhadap Peningkatan Ekspansi Thorax Pada Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)2024-05-03T12:39:45+07:00Afrina Uswatun Hasanahrsl.afrina@gmail.com<p><em>Gejala PPOK seperti batuk dan sesak napas dapat menyebabkan kerja otot-otot pernapasan mengalami perubahan patologis pada sistem pernapasan dan berpengaruh pada kelemahan otot skeletal, sehingga penderita mengalami penurunan ekspansi thorax. Kekakuan, kelelahan serta kelemahan otot yang progresif dapat mempengaruhi besar kecilnya ekspansi thorax. Pemberian latihan pernapasan berupa buteyko breathing dan terapi fisik dada dengan chest mobilization merupakan upaya untuk mengaktivasi otot diafragma dalam meningkatkan kekuatan otot-otot pernapasan dan optimalisasi gerakan pernapasan pada ekspansi thorax pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Tujuan penelitian untuk mengetahui perbedaan pengaruh buteyko breathing dan chest mobilization terhadap peningkatan ekspansi thorax pada pasien PPOK. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimental dengan pre and post test two group design. Kelompok I diberikan buteyko breathing dilakukan 3 kali seminggu selama 2 minggu. Sedangkan kelompok II diberikan chest mobilization dilakukan 2 kali seminggu selama 4 minggu. Hasil independent sample t-test menunjukan nilai (p > 0,05) pada titik axilla, nilai (p > 0,05) pada titik intercostae 4-5, dan nilai (p > 0,05) pada titik procecus xypoideus. Maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan pengaruh buteyko breathing dan chest mobilization terhadap peningkatan ekspansi thorax pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Saran bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat meneliti faktor resiko PPOK dari lingkungan dan olahraga.</em></p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Afrina Uswatun Hasanahhttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/32940Mengurangi Efek Kelelahan Pergelangan Tangan Dengan Peregangan Statis Pada Penabuh Gangsa di Desa Darmasaba, Badung2024-05-03T11:47:18+07:00I Made Dedi Suparsadediksuparsa.ds@gmail.com<p>Penabuh gangsa saat menabuh terjadi gerakan pergelangan tangan fleksi ekstensi yang cepat saat memukul bilah gamelan. Gerakan ini dilakukan secara berulang yang mengakibatkan kelelahan yang berakibat nyeri pada pergelangan tangan. Nyeri merupakan pengalaman sensoris dan emosional yang tidak menyenangkan akibat kerusakan jaringan, baik aktual maupun potensial atau yang digambarkan dalam bentuk kerusakan jaringan. Proses terjadinya nyeri pada pergelangan tangan sebenarnya dapat dilakukan tindakan pencegahan dengan cara melakukan latihan peregangan statis pada pegelangan tangan. Rancangan penelitian yang diterapkan pada penelitian ini adalah pre-eksperimental dengan <em>One Group Pretest-Postest Design</em>. Sampel pada penelitian ini berjumlah 10 orang berjenis kelamin laki-laki dan berumur 20-30 tahun di Desa Darmasaba. Latihan yang diberikan yaitu peregangan statis fleksi dan ekstensi pada pergelangan tangan selama 4 minggu dari tanggal 22 mei 2023 sampai 18 juni 2023 dan diberikan 3 kali dalam 1 minggu. Pengukuran nyeri pada pergelangan tangan menggunakan alat ukur VAS <em>(Visual Aanalogue Scale)</em> yang dilakukan sebelum diberikan latihan dan sesudah diberikan latihan. penelitian ini melakukan uji normalitas dengan <em>Shapiro Wilk Test</em> dan didapat sampel berdistribusi normal, setelah itu dilakukan uji hipotesis dengan <em>Paired Sampel t-test</em> Analisis penelitian diperoleh nilai <em>p</em>=0.000. Setelah diberikan latihan ada penurunan nyeri pergelangan tangan sebesar 41,4%. Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian latihan peregangan statis pergelangan tangan dapat mengurangi efek kelelahan yaitu nyeri 41,4% pada penabuh gangsa di Desa Darmasaba, Badung.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 I Made Dedi Suparsahttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33480Hubungan Komunikasi Terapeutik Fisioterapis Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun2024-05-21T09:56:52+07:00Triana Devikanad3vika@gmail.comZidni Imanurrohmah Lubiszidnilubis@umm.ac.idSri Sunaringsih Ika Wardojosunaringsih@umm.ac.id<p>Komunikasi terapeutik fisioterapis merupakan bagian dari intervensi fisioterapi yang berpusat kepada pasien sehingga terjadi perubahan positif dalam diri pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan komunikasi terapeutik fisioterapis dengan tingkat kepuasan pasien di instalasi rehabilitasi medik RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun. Berdasarkan polling kualitas pelayanan di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun tahun 2022 di mana 74,4 % responden menyatakan perlu perbaikan termasuk didalamnya adalah masalah komunikasi. Metode dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan pendekatan berbasis survei. Teknik sampling yang digunakan adalah <em>purposive sampling</em> dengan sampel 70 responden sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang terdiri dari data demografi, kuesioner komunikasi terapeutik fisioterapis dan kuesioner tingkat kepuasan pasien, data dianalisis dengan SPSS 25 melalui uji korelasi spearman rho. Hasil dari penelitian ini menunjukan nilai p = 0,000 (p < 0, 05) artinya terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi terapeutik fisioterapis dengan tingkat kepuasan pasien, nilai<em> correlation coefficient</em> (r) = 0,861 artinya tingkat korelasi pada penelitian ini adalah sangat kuat. Penelitian ini menegaskan bahwa pentingnya komunikasi terapeutik fisioterapis untuk meningkatkan kepuasan pasien di RSUD Sultan Imanuddin Pangkalan Bun sesuai dengan visi, misi dan tujuan rumah sakit.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Triana Devikahttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33132Hubungan Antara Kualitas Tidur dan Body Mass Index (BMI) dengan Intensitas Nyeri Haid Pada Remaja di SMA Al- Islam 1 Surakarta2024-05-21T10:25:42+07:00Wahyuni Wahyuniwahyuni@ums.ac.id<p>Latar belakang : Menatruasi dialami oleh wanita sebagai proses fisiologis pada organ reproduksinya. Masalah umum yang dirasakan oleh wanita pada usia subur adalah nyeri haid. Nyeri haid dirasakan oleh sebesar 64,25% wanita Indonesia. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan intensitas nyeri haid bervariasi antara satu orang dengan yang lainnya, salah satunya yaitu kualitas tidur yang buruk dan <em>Body Mass Index</em> (BMI) yang tidak normal. Tujuan penelitian ini ialah menganalisis hubungan kualitas tidur, BMI, dan intensitas nyeri haid pada remaja. Metode penelitian : Desain penelitian yang digunakan adalah observasional dengan pendekatan <em>cross-sectional</em>. Penelitian ini menggunakan kuesioner derajat nyeri haid yang menggunakan skala NRS, kuesioner kualitas tidur yang dikenal dengan PSQI, dan pengukuran BMI untuk menilai status gizi. Sebanyak 72 orang dilibatkan dalam sampel penelitian. Hasil penelitian ini di Uji menggunakan Uji <em>Correlation Bivariat pearson</em>. Hasil penelitian : Hasil penelitian yang menggunakan Uji Korelasi Bivariat Pearson menunjukkan adanya nilai hubungan antara kualitas tidur dan intensitas nyeri haid yang signifikan (r=0,270). Sebaliknya korelasi BMI dengan intensitas nyeri haid menunjukkan nilai yang tidak signifikan (r=-0,096). Kesimpulan : Ada hubungan antara kualitas tidur dengan intensitas nyeri haid (r=0.270). tetapi tidak ada hubungan antara BMI dengan intensitas nyeri haid (r=-0.096).</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Wahyuni Wahyunihttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33413Perbedaan Sweedish Back Massage dan Brisk Walking Exercise Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada Penderita Hipertensi2024-05-12T15:19:27+07:00octavia Dita Wulandarioctav5652@gmail.com<p>Seiring pertambahan usia maka akan terjadinya penurunan dari system kardiovaskuler yang dapat menyebabakan terjadinya hipetensi pada usia lanjut. DIY menepati urutan ke-12 sebagai provinsi dengan kasus hipertensi terbanyak Di Indonesia. Salah satu upaya untuk penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologi, seperti terapi <em>swedish back massage</em> dan latihan fisik <em>brisk walking exercise</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan <em>swedish back massage</em> dan <em>brisk walking exercise</em> terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Desain penelitian menggunakan <em>quasi eksperimental pre and post</em> test <em>two group design</em>, teknik pengambilan sampel dengan <em>purposive sampling</em>. Sampel penelitian lansia yang berusia ≥45 tahun dengan jumlah sampel 26 orang yang terdiri dari 13 orang kelompok I dan 13 orang kelompok II. Kedua intervensi dilakukan selama 3 kali seminggu selama 2 minggu. Pengukuran tekanan darah menggunakan <em>sphygmomanometer</em> jarum. Analisa data menggunakan uji <em>independent sample t-test</em>. Hasil penelitian menunjukkan uji <em>independent sample t-test</em> nilai tekanan darah setelah diberikan perlakuan pada kelompok I dan II adalah 0,084 dan 0,418 (<em>p</em>>0,05), artinya tidak ada perbedaan <em>swedish back massage</em> dan <em>brisk walking exercise</em> terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi. Pada penelitian ini tidak ada perbedaan <em>swedish back massage</em> dan <em>brisk walking exercise</em> terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 octavia Dita Wulandarihttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33314Hubungan Antara Aktivitas Fisik Dengan Intensitas Nyeri Dismenorea Primer pada Mahasiswa Fisioterapi di Universitas Dhyana Pura2024-06-02T08:55:22+07:00Putu Anggya Sarania Devianggyasarania5@gmail.com<p>Dismenorea primer akan memuncak saat remaja beranjak umur dua puluhan awal. Dismenorea primer adalah salah satu gangguan ginekologi yang mengacu pada nyeri kram pada perut bagian bawah sebelum atau saat menstruasi tanpa adanya patologi. Aktivitas fisik yang tergolong rendah akan memicu produksi hormon prostaglandin yang merupakan penyebab timbulnya nyeri saat menstruasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara aktivitas fisik dengan intensitas nyeri dismenorea primer pada mahasiswi fisioterapi Universitas Dhyana Pura. Metode penelitian menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian <em>cross sectional</em> tipe korelasional. Sampel penelitian adalah 40 orang mahasiswi Jurusan Fisioterapi Universitas Dhyana Pura. Data penelitian adalah data primer yang berupa kuesioner. Pengukuran intensitas nyeri menggunakan Numerical Pain Rating Scale (NPRS) dan pengukuran tingkat aktivitas fisik menggunakan International Physical Activity Questionnaire Short Form (IPAQSF) versi Bahasa Indonesia. Hasil uji korelasi <em>Kendall Tau-b</em> menunjukkan nilai p = 0,109 (<em>p</em> > 0,05) dengan nilai koefisiensi korelasi negatif yang berarti berlawanan arah sehingga jika nilai aktivitas fisik semakin meningkat maka nilai intensitas nyeri akan menurun. Maka dapat disimpulkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara aktivitas fisik dengan intensitas nyeri dismenorea primer pada mahasiswi fisioterapi Universitas Dhyana Pura.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Putu Anggya Sarania Devihttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/34650Pengaruh Exercise terhadap Ketebalan Lemak pada Komunitas dengan Aktivitas Fisik Rendah2024-06-28T06:10:59+07:00Dimas Sondang IrawanDimas@umm.ac.idAnita Faradila Rahimanitafaradilla@umm.ac.id<p>Kebiasaan aktivitas fisik yang rendah atau disebut juga <em>sedentary life style</em> semakin meningkat seiring dengan perkembangan teknologi yang mempermudah aktivitas manusia. Sedentary lifestyle beresiko untuk meningkatkan tebal lemak yang juga memiliki resiko Kesehatan lainnya. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh exercise terhadap tebal lemak pada komunitas denga aktivitas fisik rendah. Metode penelitian ini adalah quasi experimental dengan pendekatan one group pre and post-test design. Subjek penelitian adalah 22 mahasiswi yang memiliki IMT ≥23 kg/m<sup>2</sup> dan score Tegner scale ≤ 2. Pengukuran tebal lemak menggunakan <em>skinfold caliper </em>untuk extrimitas atas dan bawah. Intervensi yang diberikan adalah: (1) overhead tricep extension dengan beban 5kg dilakukan sebanyak 10 repetisi, 3 set. (2) Push up sebanyak 8 repetisi, 3 set. (3) Squad dilakukan 12 repetisi, 3 set. (4) Lunges dilakukan 12 repetisi, 3 set. Seluruh Latihan diberikan dengan frekuensi 3 kali seminggu selama 4 minggu. Analisa data yang digunakan yaitu uji normalitas menggunakan <em>shapiro wilk</em> dan uji hipotesa menggunakan uji paired t-test dengan nilai signifikansi p<0.05. Hasil penelitian menunjukkan adanya penurunan tebal lemak yang signifikan. Anggota gerak atas lebih banyak mengalami penurunan dibandingkan dengan anggota gerak bawah. </p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Dimas Sondang Irawan, Anita Faradila Rahimhttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/32890Perbandingan Tiga Sudut Wall Squats Terhadap Aktivasi Otot Quadriceps2024-06-02T08:26:55+07:00Yusuf Nasirudinyusuf.physio7@gmail.comAri Sudarsonoari_sudarsono@yahoo.comGanesa Puput Dinda Kurniawanganesakurniawan@gmail.com<p>Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan tiga sudut wall squats terhadap aktivasi otot quadriceps. Metode pengambilan sampel dengan metode random sampling populasi pada penelitian ini adalah 50 yaitu seluruh mahasiswa yang aktif dalam olahraga yang masuk dalam UKM Olahraga Poltekkes Jakarta III yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Sampel adalah seluruh populasi yang sesuai karakteristik penelitian. Sampel yang diambil yang lolos masuk ke dalam kriteria inklusi, eksklusi yang telah ditentukan. Dalam penelitian ini, pengukuran <em>sudut squats</em> dilakukan dengan goniometer dengan sudut 40, 90 dan 100 derajat dan <em>Surface Electromyograpy</em> sebagai alat ukut aktivasi otot. Uji normalitas data diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov, dan hasilnya menunjukkan distribusi normal pada seluruh nilai normal. Statistik hubungan antara variabel dikonfirmasi menggunakan Uji hipotesis yang digunakan adalah uji komparasi dengan ANOVA. Nilai p <0,05 dianggap signifikan secara statistik. Hasil uji statistic menunjukan terdapat perbedaan kerja pada otot quadriceps saat wall squats pada sudut 40, 90 dan 100 derajat baik pada otot Vastus Medial, Rektus Femoris dan Vastus Medialis.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Yusuf Nasirudin, Ari Sudarsono, Ganesa Puput Dinda Kurniawanhttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/34491Aerobic Exercise Kombinasi Resisted Exercise Terhadap GDS Penderita Diabetes Mellitus Tipe II di Kota Pekalongan2024-06-28T13:15:23+07:00agungagungh110@gmail.com<p>Peningkatan jumlah penderita diabetes di dunia memerlukan perhatian khusus dari kesehatan. Intervensi yang saat ini diberikan kepada penderita diabetes adalah medikamentosa, akan tetapi masih banyak intervensi lainnya sepert aktivitas maupun latihan fisik. Fisioterapi merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai peran penting dalam peningatan kualitas hidup pada penderita diabetes militus(DM) tipe II. Tujuan penelitian ini membantu mengontrol, menurunkan gula darah sewatu (GDS) pada penderita DM tipe II dan mencegah komplikasi dengan intervensi <em>aerobic exercise</em> kombinasi <em>resisted exercise</em>. Penelitian menggunakan metode <em>quasi eksperimental</em> dengan pusposive sampling dengan total sampel 24 orang. Uji beda dengan non parametric yaitu Wilcoxon sign rank test, untuk menentukan sebelum dan sesudah intervensi dalam penurunan GDS pada penderita DM tipe II. Hasil menunjukan bahwa intervensi aerobic exercise kombinasi <em>resisted exercise</em> adanya perbedaan dengan nilai p<0,05 (p=0,004). Penurunan GDS diakibatkan adanya perubahan metabolisme dan penggunaan glokosa dalam tubuh melalui glikolisis serta glikogen untuk memecah gula dalam tubuh. Simpulan penelitian kombinasi <em>exercise aerobik</em> dan resited dapat menurunkan GDS pada penderita DM tipe II</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 agunghttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/34608Hubungan Stabilitas Ankle dan Keseimbangan Dinamis Terhadap Kelincahan Pada Pemain Sepak Bola2024-06-28T06:36:26+07:00Binuko Amarsetobinukoamarseto88@gmail.com<p>Stabilitas ankle akan mempengaruhi performa atlet dalam berolahraga, hasil pencapaiannya semakin menurun yang berarti masa depan atlet sumakin surut. Karenanya perlu bagi atlet untuk mengembalikan stabilitas ankel yang sudah instabil. Menjaga stabilitas ankle yang masih atau sudah stabil. Meningkatkan stabilitas ankle untuk mendongkrak performa dalam berolahraga dan meningkatkan hasil pencapaiannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana hubungan stabilitas ankle dan keseimbangan dinamis terhadap kelincahan pada pemain sepakbola, kemudian dari hasil penelitian ini, tentunya akan lebih mempermudah dalam melihat faktor-faktor penyusun kondisi fisik yang lebih dominan antara satu dengan yang lainnya dalam suatu cabang olahraga, sehingga kedepannya akan membantu dalam menyusun bentuk program latihan yang sesuai dengan kondisi atlet. Penelitian ini memiliki rancangan penelitian korelasional dimana penelitian ini akan menguji beberapa variabel independent terhadap variabel dependent yaitu stabilitas ankle, keseimbangan dinamis terhadap variabel dependent yaitu kelincahan dimana data variabel bebas dan terikat dikumpulkan dalam satu waktu, sampel penelitian ini adalah atlet sepakbola Wonogiri, hasil penelitian ini mendapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara stabilitas ankle terhadap kelincahan dengan nilai signifikansi p = 0,000 sehingga berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubugan antara stabilitas ankle terhadap kelincahan. Sedangkan pada hasil uji hubungan antara keseimbanagn terhadap kelincahan mendapatkan nilai signifikansi p = 0,001 dimana nilai tersebut kurang dari 0,05, sehingga berdasarkan hasil uji tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubugan antara keseimbangan terhadap kelincahan.</p> <p> </p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Binuko Amarsetohttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/34736Perbandingan Pengaruh Aerobic Exercise Only dengan Combined Aerobic Exercise Terhadap Penurunan Berat Badan pada Perempuan Overweight2024-06-30T22:25:11+07:00Anita Faradilla Rahimanitafaradilla@umm.ac.idBayu Prastowobayu_prastowo@umm.ac.idNovita Lorenza Azzahrohnovitalorenzanla19@gmail.com<p><strong>Latar Belakang</strong>: Seseorang yang jarang melakukan aktivitas fisik dan mengonsumsi makanan cepat saji rentan mengalami kelebihan berat badan. Di Indonesia yang mengalami kelebihan berat badan mayoritas adalah perempuan. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan berat badan adalah dengan melakukan latihan aerobik dan ketahanan. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa latihan aerobik dapat menurunkan berat badan dan resistensi dapat mengoptimalkan penurunan berat badan. Namun, belum banyak penelitian yang menggabungkan dan membandingkan latihan tersebut. <strong>Tujuan</strong>: Untuk membandingkan pengaruh latihan aerobik saja dengan latihan aerobik gabungan terhadap penurunan berat badan pada wanita kelebihan berat badan. <strong>Metode penelitian</strong>: Desain penelitian menggunakan desain quasi eksperimen dengan desain two group pretest dan posttest untuk mengetahui perbandingan kedua intervensi. 10 mahasiswa FIKES UMM yang memenuhi kriteria inklusi peneliti. Responden diberikan intervensi masing-masing selama 4 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu, latihan aerobik durasi 30 menit dan latihan ketahanan sebanyak 8 repetisi sebanyak 3 set. <strong>Hasil</strong>: Hasil uji Paired t-test intervensi latihan aerobik memperoleh hasil 0,012<0,05 dan kombinasi memperoleh hasil 0,002<0,05. Hasil uji T-Independen mempunyai hasil yaitu 0,036 < 0,05. <strong>Kesimpulan</strong>: Pengaruh latihan aerobik hanya dengan kombinasi latihan aerobik terhadap penurunan berat badan pada wanita overweight</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Anita Faradilla Rahim, Bayu Prastowo, Novita Lorenza Azzahrohhttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33066Program Fisioterapi Dalam Peningkatan Keseimbangan Dinamis Satu Kaki Pasien Paska Operasi ACL dan LCL Reconstruction Sinistra: Case Report2024-05-21T15:39:40+07:00Prihantoro Larasati Mustikohantorolho@yahoo.comAhmad Awaludin Taslimahmadroid98@gmail.comArif Pristiantoarif.pristianto@ums.ac.id<p><strong>Latar Belakang</strong>: Cedera pada <em>Lateral Collateral Ligament</em> (LCL) sering diasosiasikan dengan terjadinya cedera beriringan dengan <em>Anterior Cruciate Ligament </em>(ACL). Rekonstruksi ligamen merupakan prosedur bedah yang ditujukan untuk memulihkan stabilitas dengan cara menyambungkan kembali ligamen yang rusak dengan sebagian tendon dari tubuh pasien seperti tendon patellar. <strong>Tujuan</strong>: <em>Case report</em> ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi fisioterapi berupa latihan penguatan dan kontrol neuromuscular untuk meningkatkan keseimbangan dinamis salah satu tungkai dalam kondisi rehabilitasi paska ACL dan LCL <em>Reconstruction Sinistra</em> di RSO Prof. Dr. Soeharso Surakarta. <strong>Metode</strong>: Program ini dilakukan langsung kepada responden dengan kondisi pasca operasi ACL dan LCL <em>Reconstruction</em> fase 2 dengan pemberian terapi sebanyak 3 sesi. Pengukuran keseimbangan dinamis satu kaki responden dilakukan dengan <em>Y-Balance test</em>. <strong>Hasil</strong>: Setelah dilakukan terapi sebanyak tiga kali didapatkan hasil peningkatan keseimbangan dinamis satu kaki yang diukur menggunakan Y-<em>balance test </em>dari T0: anterior: 60 cm, posteromedial: 67 cm, posterolateral: 64 cm Menjadi T3: anterior: 63 cm, posteromedial: 70 cm, Posterolateral: 67 cm. <strong>Kesimpulan</strong>: Pemberian intervensi Fisioterapi berupa kontrol neuromuskular dan latihan penguatan pada kasus paska operasi ACL dan LCL <em>Reconstruction</em> <em>Sinistra</em> terbukti dapat mengurangi keluhan nyeri dan penurunan kekuatan otot yang berdampak pada keseimbangan dinamis satu kaki.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Prihantoro Larasati Mustiko, Ahmad Awaludin Taslim, Arif Pristiantohttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33271Penatalaksanaan Fisioterapi pada Efusi Pleura Et Causa Hydropneumothorax dengan Modalitas Breathing Exercise dan Massage: Case Report2024-05-21T15:10:27+07:00Syalwa Safitrisalwasafiitri@gmail.com<p><strong>Latar belakang</strong> Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terjadi penumpukan cairan melebihi normal di dalam cavum pleura diantara pleura parietalis dan viseralis dapat berupa transudat atau cairan eksudat. Hydropneumotorax adalah adalah suatu keadaan dimana terdapat udara dan cairan di dalam rongga pleura yang mengakibatkan kolapsnya jaringan paru. Water sealed drainage (WSD) merupakan tindakan medis yang biasa digunakan untuk mengeluarkan cairan atau udara di dalam rongga pleura dengan menggunakan selang. Pasien pada Karya Tulis Ilmiah ini merupakan pasien di Rumah Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga dengan diaognosis efusi pleura et causa hydropneumothorax dengan paska pemasangan Water Sealed Drainage (WSD) dextra. Problematika yang dialami pasien yakni terdapat nyeri saat bernapas pada area incisi paska bedah pemasangan WSD, spasme otot otot pernapasan, sesak napas dan penurunan ekspansi sangkar thorax dan penurunan fungsional aktivitas dengan kondisi pasien masih menjalani rawat inap di RS. Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada efusi pleura et causa hydropneumothorax dengan modalitas breathing exercise (dengan teknik breathing control, segmental breathing dan diaphraghmatic breathing) dan massage. Penelitian ini <strong>bertujuan</strong> mengetahui bagaimana penatalaksanaan fisioterapi pada efusi pleura et causa <em>hydropneumothorax</em> dengan modalitas <em>breathing exercise</em> yang terdiri dari <em>breathing control, segmental breathing dan diaphragmatic breathing</em> dan <em>massage </em>yang di lakukan pada area otot m. pectoralis mayor dan m. intercostalis . Breathing exercise dan massage diberikan sebanyak 3 kali yang dilakukan pada tanggal 30 Januari 2024, 2 Febuari 2024 dan 5 Febuari 2024 . Evaluasi Pengukuran yang digunakan yaitu dengan skala borg untuk sesak nafas, antopometri untuk ekspansi sangkar thorax,spasme pada otot pernapasan, VAS untuk nyeri, Auskultasi dan <em>Rate of preceived exertion</em> untuk aktifitas fungsional pasien. hasil dari penatalaksanaan fisioterapi yang dilaksanakan berupa adanya penurunan sesak napas, peningkatan ekspansi sangkar thoraks, penurunan nyeri pada luka bedah paska WSD, penurunan spasme pada otot-otot perapasan.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Syalwa Safitrihttps://ejournal.umm.ac.id/index.php/physiohs/article/view/33152Telephysio Terhadap Penurunan Kelelahan Pada Kasus Long COVID Syndrome: Literature Review2024-05-03T14:12:44+07:00Riza Pahlawirizapahlawi09@gmail.comNajla Azzahra Tedjasasmitanajla.azzahra@ui.ac.id<p><em>Long Covid Syndrome</em> adalah kondisi menetapnya gejala-gejala setelah sembuh dari COVID-19, seperti kelelahan dengan insidensi 17,5%-72%. Kondisi tersebut menyebabkan keterbatasan dalam melakukan aktivitas sehari-hari sehingga dibutuhkan intervensi fisioterapi. Namun, dalam situasi pandemi aktivitas secara virtual dapat menjadi alternatif utama untuk tetap melakukan fisioterapi. Salah satu pendekatan yang dapat diterapkan dalam situasi ini adalah<em> Telephysio</em>. Pada penelitian ini dilakukan pencarian literatur dengan kata kunci pasien <em>Long Covid Syndrome</em>; <em>Telephysio</em>; <em>Direct Rehabilitation</em>; outcome berupa skala kelelahan melalui <em>Google Schoolar, Pubmed, Proquest</em>, dan <em>Scopus</em>. Dari hasil pencarian dengan berbagai database, kemudian dilakukan assessment critical appraisal terhadap 11 jurnal yang dipublikasi, 4 jurnal tidak sesuai kriteria inklusi dilakukan eksklusi. Kualitas dari studi ini dinilai dengan <em>JBI Critical Appraisal Checklist</em> untuk resiko bias, desain studi, dan kualitas dari <em>evidence </em>yang dilakukan oleh P dan A sebagai reviewer utama. Sintesis data dilakukan dengan pendekatan <em>simplified approach </em>oleh Aveyard, et al menggunakan <em>JBI Data Extraction</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fisibilitas <em>Telephysio</em> dan <em>Direct Rehabilitation</em> dalam penurunan kelelahan pada kasus <em>Long Covid Syndrome</em> serta mengetahui program, metode, dan dosis yang tepat. Dari 7 jurnal yang direview terdapat penurunan skala kelelahan pada pasien <em>Long Covid Syndrome</em> dengan melakukan latihan <em>breathing exercise, aerobic exercise, strengthening exercise</em>, dan <em>stretching</em> dalam masa terapi 2-6 minggu dengan frekuensi 2-3x/minggu dan berdurasi 30-40 menit/hari dengan menggunakan metode berbasis <em>Telephysio</em> dan <em>Direct Rehabilitation</em>. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian <em>Telephysio</em> sama efektifnya dengan pemberian <em>Direct Rehabilitation</em> terhadap penurunan kelelahan pada kasus <em>Long Covid Syndrome</em> dan dapat dijadikan alternatif dalam situasi pandemi saat ini.</p>2024-06-30T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Riza Pahlawi, Najla Azzahra Tedjasasmita