Perbedaan Kebermaknaan Hidup pada Janda Paruh Baya Karena Kematian dan Perceraian

Authors

  • Emma Rianti Universitas Muhammadiyah Malang

Abstract

Seseorang yang menjadi janda disebabkan dua hal, yaitu kematian dan perceraian. Mencari makna hidup dan memiliki makna hidup merupakan keinginan semua orang untuk dapat merasakan kesejahteraan hidup dan kebermaknaan hidup ketika individu mampu menemukan makna hidup dan memiliki makna yang diinginkannya maka kehidupan dirasakan bahagia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbe­daan kebermaknaan hidup pada janda paruh baya yang kehilangan suami karena kematian dan perceraian. Penelitian ini melibatkan sebanyak 59 orang subjek janda parubaya yang berusia 40-50 tahun yang terdiri dari 40 orang janda paruh baya karena kematian dan 19 orang janda paruh baya karena perceraian. Analisa data dalam penelitian ini menggunakan uji independent samples t-test yang dianalisis dengan bantuan SPSS. Analisa ujit-test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kebermaknaan hidup janda paruh baya karena kematian dan perceraian diperoleh t = 3,340 dan sig 0,01. Kebermaknaan 0,01yakni lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05) yang berarti adanya perbedaan.

Kata kunci Kebermaknaan hidup, usia paruh baya, janda, kematian dan perceraian

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

How to Cite

Rianti, E. (2015). Perbedaan Kebermaknaan Hidup pada Janda Paruh Baya Karena Kematian dan Perceraian. Psychological Journal: Science and Practice, 2(2). Retrieved from https://ejournal.umm.ac.id/index.php/pjsp/article/view/2155

Issue

Section

Journal