Pelatihan Asertif Pada Narapidana Lapas Klas 1 Malang
DOI:
https://doi.org/10.22219/procedia.v8i2.13426Keywords:
Pelatihan asertif, pendekatan perilaku, lapas, intervensiAbstract
Es (laki-laki/32 tahun) tidak mampu untuk mengungkapkan apa yang dirasakan maupun yang dipikirkannya kepada orang lain karena takut akan merepotkan orang lain dan membuat susah orang lain. Perilaku ini memberikan dampak pada kehidupannya dan membawa Es berada di Lapas. Berdasarkan hasil asesmen wawancara, observasi, tes grafis, rathus assertive scale (RAS), dan SPM subjek memiliki hambatan dalam berinteraksi dengan orang lain, pemalu, tidak asertif dalam mengungkapkan perasaannya, tertutup, dan memiliki trauma atau permasalahan di usia mudanya. Intervensi ini bertujuan untuk meningkatkan perilaku asertif subjek sehingga dapat mengungkapkan perasaannya dengan lingkungan disekitar melalui pelatihan asertif sebanyak 5 sesi dengan pendekatan perilaku. Hasil intervensi menunjukkan bahwa subjek mampu mengutarakan apa yang dirasakannya kepada orang lain dan mengungkapkan apa yang dipikirkannya dengan lebih baik. Pelatihan asertif terbukti mampu meningkatkan perilaku asertif subjek dan mengembangkan kemampuan asertifnya.Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Published
2020-08-27
How to Cite
Rainata, W. (2020). Pelatihan Asertif Pada Narapidana Lapas Klas 1 Malang. Procedia : Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 8(2), 92–99. https://doi.org/10.22219/procedia.v8i2.13426
Issue
Section
Journal