Terapi Rational-Emotive Behavior untuk mengatasi masalah kecemasan umum pada narapidana kasus narkoba

Authors

  • Nurhasanah Universitas Muhammadiyah Malang, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22219/procedia.v4i2.16239

Keywords:

Kecemasan, Rational-Emotive Behavior Therapy, restrukturisasi kognitif, relaksasi

Abstract

Subjek seorang perempuan berusia 40 tahun. Mengalami masalah kecemasan umum yang muncul dalam bentuk sering mengalami mimpi buruk digerebek polisi karena narkoba, gangguan tidur dimalam hari. Merasakan ketegangan ketika bekerja terutama saat memikirkan masa depan dirinya dan keluarga, sulit konsentrasi saat bekerja sehingga terkadang perlu waktu yang sedikit lama untuk menghasilkan karya di dalam lapas. subjek juga sering cemas sebelum telepon ke rumah untuk menanyakan kabar keluargnya, karena takut mendengar kabar buruk, respon yang muncul adalah berkeringat dingin ataupun merasa tegang. Salah satu intervensi yang dilakukan pada subjek yang mengalami masalah kecemasan umum adalah Rational-Emotive Behavior Therapy berupa restrukturisasi kognitif dan relaksasi otot progresif. Restrukturisasi kognitif merupakan metode untuk membantu konseli mengenali dan memahami perasaan, pemikiran dan tingkah laku irasional atau merestrukturisasi pemikiran negatifnya menjadi pemikiran yang lebih positif dan rasional, sehingga perilaku bermasalah subyek dapat tertangani. Metode asesmen yang digunakan antara lain Interview, observasi dan tes psikologi. Intervensi ini dilakukan sebanyak 4 sesi. Setelah dilakukan intervensi, hierarki kecemasan subjek pada situasi yang membuat cemas menurun setelah pasca terapi. Relaksasi yang diberikan membantu subjek lebih terampil untuk mengatasi perasaan tegang, khawatir ketika situasi yang membuat cemas muncul.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2016-07-25

How to Cite

Nurhasanah. (2016). Terapi Rational-Emotive Behavior untuk mengatasi masalah kecemasan umum pada narapidana kasus narkoba. Procedia : Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 4(2), 68–75. https://doi.org/10.22219/procedia.v4i2.16239