Sekolah aman untuk anak-anak pengungsi akibat bencana tsunami
DOI:
https://doi.org/10.22219/procedia.v3i1.2212Abstract
Pendidikan adalah hak dasar yang harus diberikan kepada anak-anak, bahkan dalam sebuah kondisi darurat sekalipun. Bencana tsunami yang telah meluluhlantakkan Aceh tidak dapat menghalangi pemenuhan hak dasar tersebut. Pendidikan seringkali menjadi prioritas dalam masyarakat dan perlu mendapat perhatian serius sejak tahap awal respon tanggap darurat. Anak-anak merupakan kelompok penting dalam masyarakat yang sedang dalam tahap pemulihan dari krisis. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh dampak negatif dari bencana (tsunami) yang akan dialami oleh anak-anak dan dibawa sepanjang usianya, tetapi juga karena besarnya potensi yang mereka miliki dalam memberikan kontribusi positif terhadap respon dan usaha-usaha pemulihan. “Kembali ke sekolah” adalah keinginan pertama yang diminta oleh anak-anak dan keluarganya dalam sebuah kondisi dararut. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan di sekolah dianggap dapat meringankan beban psikologis, mengembalikan keceriaan anak dan sekaligus sebuah model terapi bagi korban yang mengalami trauma psikologis yang mendalam. Sekolah aman merupakan solusi tepat untuk memberikan respon terhadap kekhawatiran dampak negatif dari bencana tsunami dan usaha-usaha pemulihan psikososial yang lain. Pendirian sekolah aman dapat dijadikan model bagi relawan dan pengambil kebijakan di masa tanggap darurat untuk mengatasi dampak kerawanan yang ditimbulkan dari bencana tsunami. Di samping itu konsep sekolah aman dapat digunakan untuk mengukur ketepatan tindakan dalam manajemen bencana dan akan membuka peluang intervensi-intervensi lain dalam sektor non pendidikan (kesehatan, hukum dan perlindungan anak serta lingkungan hidup).
Kata Kunci: Sekolah aman, anak-anak pengungsi, tsunami