Pengembangan resiliensi melalui pemberdayaan perempuan pada masyarakat Aceh akibat bencana Tsunami
DOI:
https://doi.org/10.22219/procedia.v3i1.2213Abstract
Bencana tsunami mengakibatkan masyarakat Aceh kehilangan pekerjaan, tempat tinggal, bahkan keluarga. Salah satu dampak bencana tsunami pada perempuan adalah kehilangan pasangan hidup, sehingga membuat perempuan harus menjadi tulang punggung keluarga. Perempuan lebih menderita akibat bencana, antara lain kehilangan keluarga dan pasangan sehingga harus berjuang keras untuk mempertahankan hidup, kehilangan harta benda, dan mengalami luka fisik. Resiliensi merupakan kemampuan seseorang untuk beradaptasi secara positif meskipun berada dalam kesulitan yang signifikan.
Resiliensi mencakup dua komponen, yaitu pengalaman dalam kesulitan atau stres, dan kesehatan yang mendukung. Pemberdayaan perempuan (women’s empowerment) merupakan upaya yang bisa dilakukan untuk meningkatkan atau mengembangkan resiliensi dalam masyarakat. Pemberdayaan (empowerment) merupakan sebuah proses atau mekanisme dimana sekelompok orang, organisasi atau masyarakat memiliki penguasaan atas masalah yang dialami. Beberapa bentuk kegiatan yang bisa dilakukan melalui pemberdayaan perempuan untuk meningkatkan atau mengembangkan resiliensi akibat bencana Tsunami di Aceh yaitu pemberdayaan ekonomi, pemberdayaan psikologis, dan pembentukan kelompok dukungan (support group). Secara ringkas, artikel ini menggambarkan peranan pemberdayaan
perempuan sebagai upaya untuk meningkatkan atau mengembangkan resiliensi pada masyarakat (khususnya perempuan) akibat bencana Tsunami di Aceh.
Kata kunci : Resiliensi, pemberdayaan perempuan, tsunami, bencana