Peningkatan kemampuan pengendalian emosi dengan terapi kognitif perilaku pada klien skizofrenia paranoid

Authors

  • Farra Anisa Rahmania Universitas Islam Indonesia
  • Raden Ajeng Retno Kumolohadi

DOI:

https://doi.org/10.22219/procedia.v11i2.25426

Keywords:

Cognitive behavior therapy, emotional control, paranoid, positive symptoms, schizophrenia

Abstract

Schizophrenia disorder is a disorder that causes the main symptoms, namely delusions, and hallucinations. In the patients in this study, the delusions that emerged were delusions of pursuit and delusions of grandeur. Meanwhile, the hallucinations that appear are auditory hallucinations such as noises, and visual hallucinations such as seeing supernatural beings. Patients also have difficulty controlling their emotions so they often get angry, say harsh things, and smash things. Patients find it difficult to do activities well in their social environment. The assessment was carried out using personality tests and intelligence tests. Based on the results of the assessment, the patient's diagnosis was schizophrenia with the paranoid type. The intervention given to patients is a cognitive behavioral therapy that focuses on controlling emotions. The results of interventions in patients show that cognitive behavioral therapy can help patients to be aware of their current condition, the will to control negative emotions, and the emergence of a desire to carry out activities such as looking for a job. The patient's family is given intervention including psychoeducation about the patient's condition, how to care for the patient, and how to support the patient.

Gangguan skizofrenia merupakan gangguan yang menimbulkan gejala utama yaitu delusi, dan halusinasi. Pada pasien dalam penelitian ini, delusi yang muncul adalah delusi pengejaran dan delusi keagungan. Sedangkan halusinasi yang muncul adalah halusinasi pendengaran seperti suara bising, dan halusinasi visual seperti melihat makhluk gaib. Penderita juga sulit mengendalikan emosinya sehingga sering marah-marah, berkata kasar, dan membanting barang. Pasien merasa sulit untuk melakukan aktivitas dengan baik di lingkungan sosialnya. Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes kepribadian dan tes inteligensi. Berdasarkan hasil asesmen, diagnosis pasien adalah skizofrenia dengan tipe paranoid. Intervensi yang diberikan kepada pasien adalah terapi perilaku kognitif yang berfokus pada pengendalian emosi. Hasil intervensi pada pasien menunjukkan bahwa terapi perilaku kognitif dapat membantu pasien untuk menyadari kondisinya saat ini, keinginan untuk mengendalikan emosi negatif, dan munculnya keinginan untuk melakukan aktivitas seperti mencari pekerjaan. Keluarga pasien diberikan intervensi diantaranya psikoedukasi tentang kondisi pasien, cara merawat pasien, dan cara support pasien.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Amelia, D. R., & Anwar, Z. (2013). Relaps pada pasien skizofrenia. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 53-65. https://doi.org/10.22219/jipt.v1i1.1357

American Psychiatric Association. (2013). Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. In Arlington (5th ed.). https://doi.org/10.1176/appi.books.9780890425596.744053

Hendarsyah, F. (2016). Diagnosis dan tatalaksana skizofrenia paranoid dengan gejala-gejala positif dan negatif. Jurnal Medula, 4(3), 57-62.

Jelita, M. I., & Hutasoit, H. B. K. (2021). Laki–laki 30 tahun dengan skizofrenia paranoid. Medical Profession Journal of Lampung, 10(4), 588-593. https://doi.org/10.53089/medula.v10i4.112

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2022, October 11th). Kemenkes Perkuat Jaringan Layanan Kesehatan Jiwa di Seluruh Fasyankes. Diakses dari https://www.kemkes.go.id/article/view/22101200002/kemenkes-perkuat-jaringan-layanan-kesehatan-jiwa-di-seluruh-fasyankes.html

Landra, I. K. G., & Anggelina, K. D. I. (2022). Skizofrenia paranoid. Ganesha Medicina Journal, 2(1), 66-71. https://doi.org/10.23887/gm.v2i1.46314

Liza, R. G., Loebis, B., & Camellia, V. (2019). Efektivitas intervensi psikoedukasi keluarga terhadap kekambuhan pasien skizofrenia. Majalah Kedokteran Andalas, 42(3), 128-136. https://doi.org/10.25077/mka.v42.i3.p128-136.2019

Noviekayati, I. G. A. A. (2022). Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam penanganan pasien skizofrenia paranoid. Jurnal Studia Insania, 10(1), 45-52. http://dx.doi.org/10.18592/jsi.v10i2.4645

Paramita, T., & Alfinuha, S. (2021). Dinamika pasien dengan gangguan skizofrenia. Jurnal Psikologi, 17(1), 12-19.

Pardede, S. (2017). Penerapan terapi suportif dengan teknik bimbingan untuk mengurangi dorongan bunuh diri pada pasien skizofrenia. Jurnal Bimbingan dan Konseling, 1(1), 89-96.

Puspitasari, E. (2017). Faktor yang mempengaruhi kekambuhan orang dengan gangguan jiwa. Jurnal Perawat Indonesia, 1(2), 58-62. https://doi.org/10.32584/jpi.v1i2.47

Salsabila, I. (2022). Terapi suportif untuk mengurangi perilaku berdiam diri pada penderita skizofrenia. Procedia: Studi Kasus dan Intervensi Psikologi, 10(4), 125-129. https://doi.org/10.22219/procedia.v10i4.19091

Sari, D. D., Mayasari, D., & Graharti, R. (2019). Skizofrenia paranoid pada laki-laki usia 45 tahun dengan penatalaksanaan holistik kedokteran keluarga: Laporan kasus. Jurnal Majority, 8(2), 7-13. https://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/2441

Sood, M., Carnelley, K. B., & Newman‐Taylor, K. (2022). How does insecure attachment lead to paranoia? A systematic critical review of cognitive, affective, and behavioural mechanisms. British Journal of Clinical Psychology, 61, 781-815. https://doi.org/10.1111/bjc.12361

Ulyah, S., & Noviekayati, I. G. A. A. (2022). Efektivitas Cognitive Behavior Therapy (CBT) dalam penanganan pasien skizofrenia paranoid. Jurnal Studia Insania, 10(1), 45-52. http://dx.doi.org/10.18592/jsi.v10i2.4645

Zahnia, S., & Sumekar, D. W. (2016). Kajian epidemiologis skizofrenia. Jurnal Majority, 5(4), 160-166.

Downloads

Published

2023-06-28

How to Cite

Rahmania, F. A., & Kumolohadi, R. A. R. (2023). Peningkatan kemampuan pengendalian emosi dengan terapi kognitif perilaku pada klien skizofrenia paranoid . Procedia : Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 11(2), 37–42. https://doi.org/10.22219/procedia.v11i2.25426