Penerapan terapi gestalt pada remaja perempuan yang tinggal di panti asuhan dengan childhood trauma

Authors

  • Nurdani kiki prastiti Universitas Ahmad Dahlan
  • Faridah Ainur Rohmah Universitas Ahmad Dahlan

DOI:

https://doi.org/10.22219/procedia.v11i3.27842

Keywords:

Childhood trauma, empty chair, gestalt therapy, orphan, teenager

Abstract

Childhood trauma is an unpleasant experience of frightening, dangerous and life-threatening events—traumatic childhood experiences also the psychology and development of children from their youth to adulthood. The subject is a young girl who lives in an orphanage and has a traumatic experience related to the parenting process during childhood. The assessment method uses observation to observe her life and social relationships in the orphanage as well as additional data in psychological tests. Interviews are used to obtain comprehensive information from significant persons who have a relationship with the subject, and psychological tests use cognitive tests and personality tests with the purpose of obtaining information to help establish a diagnosis, make a prognosis and develop an intervention design. The intervention was carried out using a gestalt approach using the empty chair technique. The purpose of this intervention is to encourage the subject to face the experience of childhood trauma related to feelings of guilt that arise from being neglected. The intervention results showed that the subject can face and accept traumatic events during childhood and stop blaming herself for the events experienced during childhood.

Trauma masa kanak-kanak adalah pengalaman yang tidak menyenangkan berupa kejadian-kejadian yang menakutkan, berbahaya, dan mengancam nyawa—pengalaman traumatis masa kanak-kanak juga psikologi dan perkembangan anak sejak remaja hingga dewasa. Subjeknya adalah seorang remaja putri yang tinggal di panti asuhan dan memiliki pengalaman traumatis terkait proses pengasuhan semasa kecilnya. Metode penilaiannya menggunakan observasi untuk mengamati kehidupan dan hubungan sosialnya di panti asuhan serta data tambahan dalam tes psikologi. Wawancara digunakan untuk memperoleh informasi komprehensif dari orang-orang penting yang memiliki hubungan dengan subjek, dan tes psikologi menggunakan tes kognitif dan tes kepribadian dengan tujuan memperoleh informasi untuk membantu menegakkan diagnosis, membuat prognosis dan mengembangkan desain intervensi. Intervensi dilakukan dengan pendekatan gestalt dengan teknik kursi kosong. Tujuan dari intervensi ini adalah untuk mendorong subjek menghadapi pengalaman trauma masa kecil terkait perasaan bersalah yang muncul karena diabaikan. Hasil intervensi menunjukkan bahwa subjek dapat menghadapi dan menerima peristiwa traumatis pada masa kanak-kanaknya dan berhenti menyalahkan dirinya sendiri atas peristiwa yang dialami pada masa kanak-kanaknya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Ali, N., & Cerkez, Y. (2020). The effects of group counseling with gestalt therapy in reducing depression, anxiety and stress among traumatized people. Revista de Cercetare Si Interventie Sociala, 71, 343–359. https://doi.org/10.33788/rcis.71.21

Anggadewi, B. E. T. (2020). Dampak Psikologis Trauma Masa Kanak-kanak Pada Remaja. Dampak Psikologis Trauma Masa Kanak - Kanak Dan Remaja, 2(2), 1–7.

Boullier, M., & Blair, M. (2018). Adverse childhood experiences. Paediatrics and Child Health (United Kingdom), 28(3), 132–137. https://doi.org/10.1016/j.paed.2017.12.008

Center For Child Trauma Assesment, S. and I. (2023). What Is Child Trauma. Northwestern University Retrieved from https://cctasi.northwestern.edu/child-trauma/

Copley, L., & Carney, J. (2020). Using Gestalt Techniques to Promote Meaning Making in Trauma Survivors. Journal of Humanistic Counseling, 59(3), 201–218. https://doi.org/10.1002/johc.12145

Corey, G. (2014). Teori Praktik Konseling dan Psikoterapi (Ketujuh). Bandung: Refika Aditama.

Dyastuti, S. (2012). Mengatasi perilaku agresi pelaku bullying melalui pendekatan konseling gestalt teknik kursi kosong. Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application. IJGC, 1(1). https://doi.org/10.15294/ijgc.v1i1.1076

Hatta, K. (2015). Peran Orangtua Dalam Proses Pemulihan Trauma Anak. Gender Equality: Internasional Journal of Child and Gender Studies, 1(2), 57–74. http://dx.doi.org/10.22373/equality.v1i2.790

Jansen, K., Cardoso, T. A., Fries, G. R., Branco, J. C., Silva, R. A., Kauer-Sant’Anna, M., … Magalhaes, P. V. S. (2016). Childhood trauma, family history, and their association with mood disorders in early adulthood. Acta Psychiatrica Scandinavica, 134(4), 281–286. https://doi.org/10.1111/acps.12551

Kascakova, N., Furstova, J., Hasto, J., Geckova, A. M., & Tavel, P. (2020). The unholy trinity: Childhood trauma, adulthood anxiety, and long-term pain. International Journal of Environmental Research and Public Health, 17(2). https://doi.org/10.3390/ijerph17020414

Komnas Perempuan. (2021). CATAHU 2020 Komnas Perempuan: Lembar Fakta dan Poin Kunci (5 Maret 2021). Retrieved from urlhttps://komnasperempuan.go.id/siaran-pers-detail/catahu-2020-komnas-perempuan-lembar-fakta-dan-poin-kunci-5-maret-2021

Kumalasari, F., & Ahyani, N. L. (2012). Hubungan antara dukungan sosial dengan penyesuaian diri remaja di panti asuhan. Jurnal Psikologi: PITUTUR, 1, 19–28.

Makhmudah, S. (2019). Hubungan antara Trauma Masa Anak, Stres, dan Dukungan Sosial terhadap Psychotic Like Experience (PLE) Remaja. Universitas Gadjah Mada. Thesis Magister Psikologi Profesi. Retrieved from https://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/182913

Nurhayati, N., & Budi Setyani, I. G. A. W. (2021). Trauma Masa Anak-Anak Dan Perilaku Agresi. Psikobuletin:Buletin Ilmiah Psikologi, 2(3), 164. https://doi.org/10.24014/pib.v2i3.13917

Perls, F., Hefferline, G., & Goodman, P. (1951). Gestalt Therapy. Six Keys Approaches to Counseling and Therapy, 64, 19–313. Retrieved from https://books.google.co.id/books?hl=en&lr=&id=4nF5u3kR-IQC&oi=fnd&pg=PA142&dq=Perls+1996+gestalt+therapy&ots=UdVdTHbbZ0&sig=1kwdcH66sWSqo5oxdeP-_0-RzJg&redir_esc=y#v=onepage&q=Perls 1996 gestalt therapy&f=false

Romadhon, A. F., & Sanyata, S. (2020). Implementation of Gestalt Therapy in Counseling to Overcome Parental Divorce Trauma in Adolescents. Atlantis Press. 462(Isgc 2019), 171–177. https://doi.org/10.2991/assehr.k.200814.037

Saliha, E. A. E. (2018). Penerapan therapy gestalt dalam mengatasi trauma pada korban child trafficking. 1st ASEAN School Counselor Conference on …, 39–46. Retrieved from https://www.gci.or.id/proceedings/view_article/161/3/ascc-2017%0Ahttps://www.gci.or.id/assets/papers/ascc-2017-161.pdf

Sari, N., Rosra, M., & Mayasari, S. (2019). Penggunaan Konseling Gestalt Untuk Meningkatkan Self Awareness Siswa. ALIBKIN. Jurnal Bimbingan Konseling, 7(1).

Setiarini, M., & Stevanus, K. (2021). Dinamika Psikologis Remaja Di Panti Asuhan: Studi Fenomenologi. DIEGESIS: Jurnal Teologi Kharismatika, 4(1), 10–20. https://doi.org/10.53547/diegesis.v4i1.90

Supriadi, Agus, G., Suarni, Ketut, N., Arum, & W.M.P, D. (2014). Efektivitas Konseling Gestalt dengan Teknik Kursi Kosong Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Dalam Menghadapi Proses Pembelajaran pada Siswa Kelas VIII SMP Laboratorium Undiksha Singaraja Tahun Pelajaran 2013/2014. E-Journal Undiksa Jurusan Bimbingan Konseling, 2(1).

Trijayanti, Y. W., Nurihsan, J., & Hafina, A. (2019). Gestalt Counseling with Empty Chair Technique to Reduce Guilt among Adolescents at Risk. Islamic Guidance and Counseling Journal, 2(1), 1. https://doi.org/10.25217/igcj.v2i1.302

Zlotnick, C., Johnson, J., Kohn, R., Vicente, B., Rioseco, P., & Saldivia, S. (2008). Childhood trauma, trauma in adulthood, and psychiatric diagnoses: results from a community sample. Comprehensive Psychiatry, 49(2), 163–169. https://doi.org/10.1016/j.comppsych.2007.08.007

Downloads

Published

2023-09-29

How to Cite

kiki prastiti, N., & Ainur Rohmah, F. (2023). Penerapan terapi gestalt pada remaja perempuan yang tinggal di panti asuhan dengan childhood trauma. Procedia : Studi Kasus Dan Intervensi Psikologi, 11(3), 98–104. https://doi.org/10.22219/procedia.v11i3.27842