Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia <hr /> <table class="data" style="height: 355px;" width="707" bgcolor="#f0f0f0"> <tbody> <tr valign="top"> <td width="20%">Journal title</td> <td width="80%"><strong>Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Initials</td> <td width="80%"><strong>Procedia</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Area</td> <td width="80%"><strong>Psychology</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Frequency</td> <td width="80%"><strong>4 issues per year (March, June, September, December)</strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">DOI</td> <td width="80%"><strong>prefix 10.22219 </strong>by <img src="https://ejournal.umm.ac.id/public/site/images/jurnaltiumm/Crossref_Logo_Stacked_RGB_SMALL.png" alt="" /> <strong><br /></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">e-ISSN</td> <td width="80%"><strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1588051448" target="_blank" rel="noopener">2722-7669</a></strong></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Editor-in-chief</td> <td width="80%"><a style="color: #008acb;" href="http://staff-site.umm.ac.id/dosen/detail/276.html"><span style="font-weight: bolder;">Prof. Latipun, Ph.D</span></a> [<a style="background-color: #f0f0f0;" href="https://www.scopus.com/authid/detail.uri?authorId=55328907500" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://ejournal.umm.ac.id/public/site/images/editorprocedia/scopus-type-logo.jpg" alt="" width="40" height="12" /></a>] [<a style="background-color: #f0f0f0;" href="https://orcid.org/0000-0003-0348-8585" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://ejournal.umm.ac.id/public/site/images/editorprocedia/orcid-40px.png" alt="" width="40" height="14" /></a>] [<a style="background-color: #f0f0f0;" href="https://sinta.ristekbrin.go.id/authors/detail?id=6037767&amp;view=overview" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://ejournal.umm.ac.id/public/site/images/editorprocedia/sinta-logo-40px.png" alt="" width="39" height="14" /></a>] [<a style="background-color: #f0f0f0;" href="https://scholar.google.com/citations?hl=en&amp;user=BSwpjiAAAAAJ" target="_blank" rel="noopener"><img src="https://ejournal.umm.ac.id/public/site/images/editorprocedia/google-scholar-40px.png" alt="" width="40" height="16" /></a>] </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Man. Editor</td> <td width="80%">Zainul Anwar &amp; Ari Firmanto</td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%">Publisher</td> <td width="80%"><a style="color: #008acb;" href="http://www.umm.ac.id/" target="_blank" rel="noopener"><span style="font-weight: bolder;">Universitas Muhammadiyah Malang</span></a></td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"> </td> <td width="80%"> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"> </td> <td width="80%"> </td> </tr> <tr valign="top"> <td width="20%"> </td> <td width="80%"> </td> </tr> </tbody> </table> <p align="justify">Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi (<strong>Procedia</strong>) merupakan publikasi berkala yang diterbitkan oleh Universitas Muhammadiyah Malang dan dikelola oleh Program Studi Magister Psikologi Profesi. Procedia bersinergi dengan organisasi profesi <strong><a href="https://drive.google.com/file/d/127yphDMIIoOS2wAkyjQpQOZt5EJZ7cMr/view">Ikatan Psikologi Klinis HIMPSI (IPK-HIMPSI)</a></strong> dan <a href="https://drive.google.com/file/d/1lk2pRBvfslw2BqTrJYIfRpbuKQ-iEEr8/view"><strong>Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)</strong></a> untuk meningkatkan dan memperkaya kajian-kajian di bidang psikologi. Artikel <strong>Procedia</strong> merupakan artikel hasil penelitian intervensi atau laporan praktik keprofesian psikologi, hasil studi kasus klinis yang dimulai dari diagnosa hingga pemberian treatment/perlakuan berdasar pada kajian keilmuan. <strong>Procedia</strong> pertama kali terbit tahun 2013 dengan jenis terbitan cetak dua volume dalam satu tahun. Mempertimbangkan masukan dan saran dari para penulis, reviewer dan pembaca, maka mulai tahun 2020 <strong>Procedia</strong> terbit 4 kali setahun pada Maret, Juni, September dan Desember dalam bentuk elektronik/online. Pengiriman naskah diterima dan dikelola melalui sistem OJS 3.</p> <p>Procedia Journal of Case Studies and Psychological Interventions (<strong>Procedia</strong>) is a regular publication published by University of Muhammadiyah Malang and managed by the Master of Professional Psychology Study Program. Procedia synergize with professional organizations <strong><a href="https://drive.google.com/file/d/127yphDMIIoOS2wAkyjQpQOZt5EJZ7cMr/view">Ikatan Psikologi Klinis HIMPSI (IPK-HIMPSI)</a></strong> and<strong> <a href="https://drive.google.com/file/d/1lk2pRBvfslw2BqTrJYIfRpbuKQ-iEEr8/view">Ikatan Psikologi Perkembangan Indonesia (IPPI)</a></strong> to improve and enrich studies in the field of psychology. <strong>Procedia</strong> was first published in 2013 with a two-volume print publication in one year. Taking into account input and suggestions from authors, reviewers and readers, starting in 2020 Procedia is published 4 times a year in March, June, September and December in electronic/online form. <strong>Procedia</strong> articles are articles intervention research results or psychology practice reports. Manuscript submissions are received and managed through the OJS 3 system.</p> Universitas Muhammadiyah Malang en-US Procedia : Studi Kasus dan Intervensi Psikologi 2302-1462 Solution-Focused Therapy for improving spouse’s communication pattern https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/29909 <p>Problems in the family, especially among married couples, are often caused by unhealthy communication patterns such as indirect communication. The aim of this research is to improve communication patterns between husband and wife to be more effective. The assessment was applied to the married couple using interviews, observation methods, and the Couple Communication Satisfaction Scale (CCSS). The results show that the husband and the wife had difficulties in expressing their aspirations and emotions. The husband is unable to communicate his loneliness after retirement. Moreover, he wants to spend time with his wife at home. On the other hand, the wife is busy with her work, she rarely pays attention to her husband at home. The intervention technique was 6 sessions of Solution-Focused Therapy (SFT) to improve the communication pattern between spouses. The results indicated that the therapy is an effective intervention to improve communication patterns. At the end of the intervention, the husband and wife can communicate directly and openly.</p> <p>Permasalahan dalam keluarga, khususnya pada pasangan suami istri, sering kali disebabkan oleh pola komunikasi yang tidak sehat seperti komunikasi tidak langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperbaiki pola komunikasi suami istri agar lebih efektif. Asesmen dilakukan pada pasangan suami istri dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan Couple Communication Satisfaction Scale (CCSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suami istri mengalami kesulitan dalam mengungkapkan aspirasi dan emosi. Suami tidak mampu mengomunikasikan rasa kesepiannya setelah pensiun. Selain itu, ia ingin menghabiskan waktu bersama istri di rumah. Di sisi lain, istri sibuk dengan pekerjaannya, ia jarang memperhatikan suaminya di rumah. Teknik intervensi yang dilakukan adalah Solution-Focused Therapy (SFT) sebanyak 6 sesi untuk memperbaiki pola komunikasi pasangan suami istri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi tersebut merupakan intervensi yang efektif untuk memperbaiki pola komunikasi. Di akhir intervensi, suami istri dapat berkomunikasi secara langsung dan terbuka.</p> <p> </p> <p> </p> Firgineta Salsabela Ramadhana Ratih Eka Pertiwi Cahyaning Suryaningrum Copyright (c) 2024 Firgineta Salsabela Ramadhana, Ratih Eka Pertiwi, Cahyaning Suryaningrum https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 99 104 10.22219/procedia.v12i3.29909 Terapi dzikir untuk menurunkan tingkat kecemasan pada pasien hemodialisa https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/32599 <p>Chronic Kidney Disease (CKD) is a disease with a high risk of death and the number of patients continues to grow. The majority of patients with CKD undergo hemodialysis as a kidney replacement therapy. By doing hemodialysis for a long period of time, there are various changes that often become stressors that cause anxiety in patients. This study aims to determine the effect of dzikr therapy to reduce anxiety levels. The research design used was one group pre-test post-test with total of 12 patients who had moderate to severe anxiety levels. The instrument used to measure pretest and posttest was Beck &amp; Steer’s BAI anxiety scale (1990). The results of the anxiety scores obtained were processed using the Wilcoxon t-test to determine changes in anxiety scores after the provision of dhikr therapy. The result of Asymp. Sig. of 0.002 (p¡0.05) which indicates that there is a difference in the anxiety level of the participants and there are negative ranks of 6.50 which means that the subject experienced a decrease in anxiety scores. This study shows that dhikr therapy can be used as a method to reduce anxiety in hemodialysis patients.</p> <p>Gagal ginjal kronik (GGK) merupakan penyakit dengan risiko kematian yang tinggi dan jumlah pasiennya terus bertambah. Mayoritas pasien GGK menjalani hemodialisis sebagai terapi pengganti ginjal. Dengan menjalani hemodialisis dalam jangka waktu yang lama, terjadi berbagai perubahan yang sering kali menjadi stresor yang menimbulkan kecemasan pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi dzikir terhadap penurunan tingkat kecemasan. Desain penelitian yang digunakan adalah one group pre-test post-test dengan jumlah pasien yang memiliki tingkat kecemasan sedang sampai berat sebanyak 12 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengukur pretest dan posttest adalah skala kecemasan BAI Beck &amp; Steer (1990). Hasil skor kecemasan yang diperoleh diolah menggunakan uji t Wilcoxon untuk mengetahui perubahan skor kecemasan setelah pemberian terapi dzikir. Hasil Asymp. Sig. sebesar 0,002 (p = 0,05) yang menunjukkan adanya perbedaan tingkat kecemasan pada partisipan dan terdapat nilai pangkat negatif sebesar 6,50 yang berarti bahwa subjek mengalami penurunan skor kecemasan. Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi dzikir dapat digunakan sebagai salah satu metode untuk menurunkan kecemasan pada pasien hemodialisis.</p> Shofa Nadia Farhani Hazhira Qudsyi Copyright (c) 2024 Shofa Nadia Farhani, Hazhira Qudsyi https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 105 110 10.22219/procedia.v12i3.32599 Psikoedukasi DIHATIMU: Dialog dari hati untuk menangani tantrum anak usia dini https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/33600 <p>It is important for parents to play a role in dealing with tantrums in children. One of the ways parents can do that is through effective communication with their children. The purpose of this research is to provide understanding to parents regarding the importance of dialogue in dealing with tantrums in children. This research uses a psychoeducational method called DIHATIMU. There were 8 subjects in this study, 6 women and 2 men who had early childhood and were residents of, Manggung Caturtunggal Village. Data analysis was carried out in this study using the N-gain score and thematic analysis. The research results showed that there were 5 subjects who experienced an increase in score, 2 subjects had a fixed score, and 1 subject experienced a decrease in score. In addition, the results of reflection show that this psychoeducational activity provides benefits to the subject, namely increasing the subject’s knowledge and experience. The subject also began to realize the need to lower the ego, appreciate the child’s work, and the need to communicate from heart to heart to deal with tantrums in children.</p> <p>Peran orang tua dalam menangani tantrum pada anak sangatlah penting. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh orang tua adalah dengan melakukan komunikasi yang efektif kepada anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan pemahaman kepada orang tua tentang pentingnya dialog dalam menangani tantrum pada anak. Penelitian ini menggunakan metode psikoedukasi DIHATIMU. Subjek penelitian ini berjumlah 8 orang, yaitu 6 orang perempuan dan 2 orang laki-laki yang memiliki anak usia dini dan merupakan warga Kelurahan Manggung Caturtunggal. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan skor N-gain dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 5 orang subjek yang mengalami peningkatan skor, 2 orang subjek mengalami skor tetap, dan 1 orang subjek mengalami penurunan skor. Selain itu, hasil refleksi menunjukkan bahwa kegiatan psikoedukasi ini memberikan manfaat kepada subjek yaitu menambah pengetahuan dan pengalaman subjek. Subjek juga mulai menyadari perlunya menurunkan ego, menghargai hasil karya anak, dan perlunya berkomunikasi dari hati ke hati untuk mengatasi tantrum pada anak.</p> Kuntum Khaira Ummah Intan Masruroh Setiawan Ghina Sa'idah Nur Diana Indrawati Widia Ayu Pradina Copyright (c) 2024 Kuntum Khaira Ummah , Intan Masruroh Setiawan, Ghina Sa'idah, Nur Diana Indrawati, Widia Ayu Pradina https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 111 117 10.22219/procedia.v12i3.33600 Picture Exchange Communication System (PECS) untuk meningkatkan komunikasi pada anak autisme https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/28981 <p>Autism is a person condition who have disruption of interaction, communication, and behavior. In this study, a five years old subject experienced problems in communication of which whimper of willing something instead of expressing it. This condition is reported by the teacher and parents that happens in school and home. The subject cannot say what he wanted to others. The subject try to attract someone hand to show the stuff or something he want but others do not understand it. The aim of this research is to improve communication skills in autistic children. The hypothesis in the research does PECS (Picture Exchange Communication System) have an effect on communication in children with autism. The method used in this research was study case. The assessment methods were observation, interviews, and childhood autism rating scale. The intervention given to help subject communicate what he wanted by the help of picture card. The result of this intervention showed that the subject can communicate his willingness by the picture given.</p> <p>Autisme merupakan suatu kondisi seseorang yang mengalami gangguan dalam berinteraksi, berkomunikasi, dan berperilaku. Pada penelitian ini, subjek berusia lima tahun mengalami masalah dalam berkomunikasi yaitu merengek-rengek menginginkan sesuatu alih-alih mengungkapkannya. Kondisi ini dilaporkan oleh guru dan orang tua yang terjadi di sekolah dan di rumah. Subjek tidak dapat mengatakan apa yang diinginkannya kepada orang lain. Subjek mencoba menarik perhatian orang lain untuk menunjukkan barang atau sesuatu yang diinginkannya tetapi orang lain tidak memahaminya. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keampuan komunikasi pada anak autis. Hipotesis dalam penelitian ini adalah apakah PECS (Picture Exchange Communication System) berpengaruh terhadap komunikasi pada anak autis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Metode penilaian yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan childhood autism rating scale. Intervensi yang diberikan adalah untuk membantu subjek mengomunikasikan keinginannya dengan bantuan kartu bergambar. Hasil intervensi ini menunjukkan bahwa subjek dapat mengomunikasikan keinginannya melalui gambar yang diberikan.</p> Saraswati Stefannie Doho Primatia Yogi Wulandari Copyright (c) 2024 Saraswati Stefannie Doho, Primatia Yogi Wulandari https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 118 125 10.22219/procedia.v12i3.28981 Intervensi pendekatan Cognitive Behavior Therapy (CBT) pada perempuan dewasa awal yang mengalami Posttraumatic Stress Disorder (PTSD) akibat kekerasan dalam berpacaran https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/32186 <p>Posttraumatic stress disorder is a disorder with re-experiencing, avoidance, negative beliefs and hyperarousal symptoms that occur after experiencing extreme events, in this case dating violence in early adult women. The assessments used are clinical interviews, observation with PCL-5, Wechsler Adult Intelligence Scale, Sacks Sentence Completion Test, Graphic Test, Thematic Apperception Test. This case study with intervention model aims to study the role of Cognitive Behavior Therapy in developing adaptive beliefs and behavior to reduce PTSD symptoms due to dating violence. In line with the hypothesis, the result is CBT intervention can reduce PTSD symptoms when individuals develop new meanings for the traumatic events and thoughts that are more adaptive to the current situation, resulting in more adaptive physiological responses and reduced avoidance behavior. Physical health also improves with better sleep quality after engaging in productive activities. Individuals also successfully learn new skills that can be used to prevent relapse.</p> <p>Gangguan stres pascatrauma merupakan gangguan dengan gejala-gejala mengalami kembali, penghindaran, keyakinan negatif, dan hiperarousal yang terjadi setelah mengalami kejadian ekstrem, dalam hal ini kekerasan dalam pacaran pada wanita dewasa awal. Asesmen yang digunakan adalah wawancara klinis, observasi dengan PCL-5, Skala Kecerdasan Dewasa Wechsler, Tes Penyelesaian Kalimat Sacks, Tes Grafis, Tes Apersepsi Tematik. Studi kasus dengan model intervensi ini bertujuan untuk mempelajari peran Terapi Perilaku Kognitif dalam mengembangkan keyakinan dan perilaku adaptif untuk mengurangi gejala PTSD akibat kekerasan dalam pacaran. Sejalan dengan hipotesis, hasilnya adalah intervensi CBT dapat mengurangi gejala PTSD ketika individu mengembangkan makna baru untuk kejadian dan pikiran traumatis yang lebih adaptif dengan situasi saat ini, sehingga menghasilkan respons fisiologis yang lebih adaptif dan mengurangi perilaku penghindaran. Kesehatan fisik juga membaik dengan kualitas tidur yang lebih baik setelah terlibat dalam kegiatan produktif. Individu juga berhasil mempelajari keterampilan baru yang dapat digunakan untuk mencegah kekambuhan.</p> Dewa Ayu Aristya Prabadewi Tiara Diah Sosialita Copyright (c) 2024 Dewa Ayu Aristya Prabadewi, Tiara Diah Sosialita https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 126 136 10.22219/procedia.v12i3.32186 Pengaruh terapi REACH forgiveness terhadap dimensi attachment remaja dengan perilaku Non Suicidal Self-Injury (NSSI) https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/33061 <p>Insecure attachment to parents can cause many problems in adolescents, one of which is Non-Suicidal Self-Injury (NSSI) behavior. This research aims to determine the effect of REACH forgiveness therapy on the attachment dimensions of adolescents with NSSI behavior. This research uses an experimental method with a single group pretest-posttest design. The research subjects were 3 people, still attending junior high school, and all three of them were doing NSSI due to insecure attachment to their parents. The research results obtained showed that there was no significant influence from REACH forgiveness therapy on the attachment dimensions of adolescents with NSSI behavior, but forgiveness therapy had a relatively moderate impact on the three subjects. Another finding obtained was that the three subjects no longer engaged in NSSI due to insecure attachment with their parents.</p> <p>Keterikatan tidak aman dengan orang tua dapat menimbulkan banyak masalah pada remaja, salah satunya adalah perilaku <em>Non-Suicidal Self-Injury</em> (NSSI). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi memaafkan REACH terhadap dimensi kelekatan pada remaja dengan perilaku NSSI. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain single group pretest-posttest. Subjek penelitian berjumlah 3 orang, masih duduk di bangku SMP, dan ketiganya melakukan NSSI karena insecure attachment dengan orang tuanya. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari terapi memaafkan REACH terhadap dimensi kelekatan pada remaja dengan perilaku NSSI, namun terapi memaafkan memberikan dampak yang relatif sedang pada ketiga subjek. Temuan lain yang diperoleh adalah ketiga subjek tidak lagi melakukan NSSI karena insecure attachment dengan orang tuanya.</p> Windy Kristianti Yuspendi Yuspendi Maria Yuni Megarini Cahyono Copyright (c) 2024 Windy Kristianti, Yuspendi Yuspendi, Maria Yuni Megarini Cahyono https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 137 143 10.22219/procedia.v12i3.33061 Anxiety in Children Preschool: Can it be overcome with gradual exposure? https://ejournal.umm.ac.id/index.php/procedia/article/view/29979 <p>Anxiety problems do not only occur in adolescence or adulthood. Children also often experience anxiety. Anxiety that occurs in childhood often occurs when they are in the school environment. Symptoms that occur in this anxiety include physical characteristics, behavioral characteristics and cognitive characteristics. Anxiety in children when at school is characterized by not being able to go to school independently, so parents must always wait for them. The purpose of this study was to determine the effectiveness of behavioral therapy in reducing anxiety in preschool children at school. The assessment methods used were clinical interviews and observations. The technique in behavioral therapy used was gradual exposure, where the subject will be faced with situations that trigger feelings of anxiety gradually. The results of the study showed that there was a decrease in the level of anxiety, which was also marked by the subject being able to go to school independently.</p> <p>Masalah kecemasan tidak hanya terjadi pada masa remaja atau dewasa. Anak-anak juga sering mengalami kecemasan. Kecemasan yang terjadi pada masa kanak-kanak sering terjadi ketika mereka berada di lingkungan sekolah. Gejala yang terjadi pada kecemasan ini meliputi karakteristik fisik, karakteristik perilaku dan karakteristik kognitif. Kecemasan pada anak ketika di sekolah ditandai dengan tidak dapat pergi ke sekolah secara mandiri, sehingga orang tua harus selalu menunggu mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas terapi perilaku dalam menurunkan kecemasan pada anak prasekolah di sekolah. Metode penilaian yang digunakan adalah wawancara klinis dan observasi. Teknik dalam terapi perilaku yang digunakan adalah paparan bertahap, dimana subjek akan dihadapkan pada situasi yang memicu perasaan cemas secara bertahap. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi penurunan tingkat kecemasan, yang juga ditandai dengan subjek mampu pergi ke sekolah secara mandiri.</p> Amelinda Regita Nurfelita Rosyada Diah Karmiyati Copyright (c) 2024 Amelinda Regita Nurfelita Rosyada, Diah Karmiyati https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 2024-09-27 2024-09-27 12 3 144 150 10.22219/procedia.v12i3.29979