HUBUNGAN PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DENGAN TINGKAT KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS CILEMBANG KOTA TASIKMALAYA PERIODE 1 JANUARI – 31 DESEMBER 2016

Authors

  • Silka Reslia Riswanto University of Muhammadiyah Purwokerto
  • Dyah Retnani Basuki University of Muhammadiyah Purwokerto
  • Muhammad Fadhol Romdhoni University of Muhammadiyah Purwokerto http://orcid.org/0000-0003-3284-3531

DOI:

https://doi.org/10.22219/sm.v13i1.5219

Abstract

Silka Reslia Riswanto1, Dyah Retnani Basuki1, Muhammad Fadhol Romdhoni1

1Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Purwokerto

 

 

ABSTRAK

Latar Belakang: Antibiotik  adalah  zat  atau bahan yang digunakan untuk mencegah dan mengobati suatu infeksi karena bakteri. Di negara Amerika Serikat  terdapat  50  juta resep antibiotik yang tidak diperlukan dari 150 juta resep setiap tahunnya penggunaan antibiotik terus meningkat yang menyebabkan antara lain penggunaan obat yang tidak tepat akan menimbulkan banyak masalah segi efektivitas, efek samping, interaksi, ekonomi dan penyalahgunaan obat, sehingga memberikan banyak dampak negatif antara lain mutu dan pengelolaan pelayanan obat, resistensi obat, efek samping pada pasien, alergi bagi pasien yang alergi serta psikososial.

Tujuan: Mengetahui hubungan penggunaan antibiotik dengan tingkat kekambuhan ISPA pada balita.

Metode: Penelitian analitik observasional  dengan cross-sectional, melibatkan 76 sampel dengan random sampling, analisis data menggunakan uji Chi Square.

Hasil: Hasil yang diperoleh penggunaan antibiotik terhadap balita ISPA sebanyak 53,95%, balita mengalami kekambuhan sebanyak 46,34% dan uji Chi Square diperoleh nilai  p value 0,004 (p = <0,05).

Kesimpulan:Terdapat hubungan antara penggunaan antibiotik dengan tingkat kekambuhan ISPA pada balita.

Downloads

Download data is not yet available.

Author Biography

Muhammad Fadhol Romdhoni, University of Muhammadiyah Purwokerto

Pharmacology Department

References

Pharmaceutical Care Network Europe. (2003). PCNE Classification for Drug Related Problem , Pharmaceutical Care Network Europe Foundation.

Siswati. (2009). Analisis penggunaan antibiotika yang tidak rasional pada balita penderita bukan penumonia di kota Padang. Lembaga Penelitian Universitas Negeri Padang.

Centres for Disease Control and Prevention. Antibiotic/Antimicrobial Resistance, (2013). http://www.cdc.gov/drugresistance/,accessed Februari, 6 2015

Lim, K.K. & Teh C.C. (2012). A cross sectional study of public knowledge and attitude towards antibiotics in Putrajaya, Malaysia. Southern Med Review. 5 (2), 26-33.

WHO. (2008). Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidem dan pandemi di fasilitas pelayanan kesehatan. diakses 05 Oktober 2016.

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik, Jakarta: Kemenkes RI.

Sugiarti, T., Sidemen, A., Wiratmo, W. (2015). Studi penggunaan antibiotik pada pasien penyakit ispa usia bawah lima tahun di instalasi rawat jalan Puskesmas Sumbersari periode 1 Januari-31 Maret 2014 (study of antibiotics use on ari patients in under five years outpatient clinic, sumbersari faktor intrinsik dan ekstrinsik yang berpengaruh terhadap infeksi saluran pernapasan akut (ispa) pada balita. Pustaka Kesehatan. 3, 262–266.

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). (2008). Buku Ajar Respirologi anak, edisi pertama. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia.

Riset Kesehatan Dasar. (2013). Riset Kesehatan Dasar Badan penelitian dan Pembangunan Kesehatan kementrian Kesehatan Indonesia. Jakarta: Riset Kesehatan Dasar.

WHO. (2007). WHO Model Prescribing Information Drug Use in Bacterial Infection. Geneva: WHO, 14-17.

Febiana Tia. (2012). Kajian rasionalitas penggunaan antiboitik di bangsal anak RSUP Dr. Kariadi Semarang periode Agustus-Desember 2011. Laporan Karya Tulis Ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro.

Masduki. (2010). Hubungan sikap dan persepsi dengan kepatuhan Dokter pada pengobatan rasional penyakit Ispa (infeksi akut saluran pernapasan atas) Di puskesmas kabupaten tulungagung. (tesis). UNS.

Tripathi, K. D. (2008). Essential of Medical Pharmacology ed 6th, Jaypee: Brother Medical Publisher LTD, New Delhi, pp. 667-808

Ventola, C.L. (2015). The antibiotic resistance crisis: part 1: causes and threats. P & T : Apeer-reviewed journal for formulary management. 40 (4), 277–83.

Anggraini, A.B., Opitasari, C., & Sari. (2014). The use of antibiotic the use of antibiotics in hospitalized children patients in an Indonesian hospital. Health Science Journal of Indonesia, 5(1), 40-43.

Maksum, R., Nurgani, A., Endang, P., 2010. Faktor yang mempengaruhi ketidak sesuaian pengunaan antibiotika dengan uji kepekaan di ruang intensif Rumah Sakit Fatmawati Jakarta tahun 2001–2002. Makara of health series 8.

Morrison, M., J. (2004). Manajemen Pengobatan. Jakarta: EGC

Tripathi, K. D. (2003). Antimicrobial Drugs: General Consideration Essential of Medical Pharmacology Fifth edition. Jaypee: Brothers Medical Publishers.

Sastromihardja dan Herry S. (1997). Penggunaan Antibiotik Yang Rasional, Cetakan I, Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ikatan Dokter Indonesia, Jakarta.

Llor, C. & Bjerrum, L. (2014). Antimicrobial resistance: risk associated with antibiotic overuse and initiatives to reduce the problem. Ther Adv Drug Saf., 5 (6), 229–41.

Isnaini, N., 2007. Analisis Utilisasi Resep Antibiotik Pasien Rawat Jalan Tingkat Pertama (RJTP) di Puskesmas Tebet Jakarta Selatan, Tahun 2005. Kesmas: National Public Health Journal 1, 266–274.

Depkes RI. (2014). Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

WHO. (2010). Management Sciences for Health. Drug and Therapeutics Committees: A Practical Guide, Geneva, Switzerland.

Downloads

Published

2018-03-28

Issue

Section

Article