Fraktur Tibial Plateau Posterior; Klasifikasi Three Column Concept dan Tantangan Approach operasi

Authors

  • Musa Arafah Dept. Orthopaedic & Traumatology - Airlangga University

DOI:

https://doi.org/10.22219/sm.Vol15.SMUMM1.8095

Keywords:

Frakturtibial plateau, posterior approach, three column concept.

Abstract

Fraktur tibial plateau posterior yang murni merupakan kasus yang jarang terjadi. Sistem klasifikasi terbaru berdasarkan CT scan yang menggunakan computed tomography (CT) imaging, sistem ini mampu mengidentifikasi jenis fraktur yang tidak termasuk dalam klasifikasi Schatzker dan AO (Orthopaedic Trauma Association). Penggunaan CT imaging menghasilkan gambaran lebih baik dalam mengidentifikasi potongan axial tibialplateau dan membaginya menjadi tiga bagian (three column concept) ;fraktur lateral, medial dan bikondilar. Sistem klasifikasi ini memungkinkan ahli bedah orthopaedi untuk merekonstruksi dan merencanakan approach yang lebih baik sebelum operasi. Penelitian ini merupakan laporan kasus seorang wanita, usia 41 tahun, dengan fraktur tertutup tibial plateau  posterior kanan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo Surabaya, data bersumber dari rekam medis, pemeriksaan fisik, radiologis dan laboratorium. Diagnosa Fraktur tertutup tibial plateau bicondylar posterior kanan. Dengan mode of injury pasien terjatuh dari sepeda motor dengan posisi lutut fleksi dan posisi kondilus femurmedial varus dan rotasi internal. Berdasarkan CT imaging didapatkan dua fragmen posterior murni yaitu posteromedial dan posterolateal sehingga memberikan tantangan dalam menentukan approach operasi. Metode operasi yang dipilih menggunakan posterior approach dengan L-Incision dilanjutkan dengan pemasangan plat small locking T-plate dan 1/3 tubular plate disertai roofing menggunakan K-wire 1,4 mm. Hasil klinis pasca operasi pada minggu kedua belas diperoleh pasien dapat mobilisasi dengan baik. Fraktur dari tibial plateau posterior yang murni merupakan kasus yang jarang terjadi. Three column concept menggunakan CT imaging memudahkan identifikasi. Metode operasi posterior approach pada kasus tibial plateau posterior cukup menantang untuk seorang ahli bedah orthopaedi dibandingkan anteroposterior maupun posteromedial approach. Kelebihan posterior approach memungkinkan operator untuk merekonstruksi fraktur dengan lebih baik.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Bucholz, Robert W et al, Rockwood and Green’s fracture in adults, 7th Edition, Lippincott Williams & Wilkins 2010;50: p2000 – 2016.

K. Markhardt, MD. Schatkzker Classification of Tibial Plateau Fractures: Use of CT and MR Imaging Improves Assessment. Radiographics 2009.

Lobenhhoffer, P., Galla, M , The direct, dorsal approach to the treatment of unstable tibial postero-medial fracture-dislocations. Unfallchirurg, 106:241-7, 2003.

Solomon, Apley's trauma and orthopaedics, eighth edition.

Thomas et all, Current Concepts in Tibial Plateau Fractures, Acta Chirurgiae Orthopaedicae et Traumatologiae , 2009, p. 363 – 373.

W. Mesfar, A. Shirazi-Adl, Biomechanics of the knee joint in flexion under various quadriceps forces,The Knee, Volume 12, Issue 6, December 2005, Pages 424–434.

Wei chen, hong et all, Posterior tibial plateau fracture: a new treatment-oriented classification and surgical management, www.ijcem.com/ISSN; 1940-5901/IJCEM0003239/ Int J Clin Exp Med 2015;8(1):472-479 Published January 30, 2015.

Yang et all, The Incidence of Posterior Tibial Plateau Fracture: an Investigation of 525 Fractures by using a CT-based classification system, Archives of Orthopaedic & Trauma Surgery; 2013, Vol. 133 Issue 7, p929.

Zhuetal.:Inter- observer reliability assessment of the Schatzker, AO/OTA and three-column classification oftibialplateau fractures. Journalof Trauma Management & Out comes2013, 7:7.

Downloads

Published

2019-06-29

Issue

Section

Article