Problem Kohesivitas Kehidupan Sosial Ahmadiyah dengan Muslim Mainstream di Jawa Timur
Abstract
Abstract
Ahmadiyya has a membership based on the spread across various countries such as Africa, North America, South America, Asia, Australia, Europe and Indonesia. In Indonesia, the Ahmadiyya is considered lost religion by some groups within denominations seen as heretical. Some groups, demand that the government prohibits the existence and development of the Ahmadiyya in Indonesia. To respond since 1980, the Indonesian Ulema Council (MUI) has established the Ahmadiyya Qadian as the flow of the lost and out of Islam. Ahmadiyya’s lost was emphasized by the MUI in 2005, and not only the Ahmadiyya Qadian, but also the Lahore Ahmadiyya. However, Ahmadis continued to exist on how many areas in Indonesia, including in rural areas. This study is to reveal the level of social cohesion between the followers of the Ahmadiyya with the Muslim community who are not followers of Ahmadiyah. This study used a qualitative approach and in-depth interviews as an instrument to obtain data. The research was conducted in rural areas in Kediri.
Keywords:
Ahmadiyya, social kohesivity, rural
Abstrak
Ahmadiyah memiliki basis keanggotaan yang tersebar di berbagai Negara seperti Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Asia, Australia , Eropa dan Indonesia. Di Indonesia, Ahmadiyah oleh beberapa kelompok dalam dipandang sebagai kelompok keagamaan yang sesat. Di antara kelompok-kelompok tersebut, menuntut pemerintah melarang keberadaan dan perkembangan Ahmadiyah di Indonesia. Untuk merespon hal itu, sejak 1980 Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah menetapkan Ahmadiyah Qadian sebagai aliran yang sesat dan berada di luar Islam. Kesesatan Ahmadiyah kian dipertegas oleh MUI pada tahun 2005, bahkan tidak hanya Ahmadiyah Qadian, tetapi juga Ahmadiyah Lahore. Namun demikian, Ahmadiyah tetap eksis di berapa wilayah di Indonesia, termasuk di pedesaan. Kajian ini ingin mengungkap tingkat kohesivitas sosial antara pengikut Ahmadiyah dengan komunitas Muslim arus utama dipedesaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan wawancara mendalam sebagai instrumen untuk mendapatkan data. Penelitian ini dilakukan di pedesaan di Kediri.
Kata Kunci:
Ahmadiyah, kohesivitas social, pedesaan