Perbedaan Habitat Mangrove Pada Umur 9, 10, 12 Tahun di Desa Bedono, Kabupaten Demak, Jawa Tengah

Authors

  • Denni Susanto Gadjah Mada University

DOI:

https://doi.org/10.22219/avicennia.v3i1.11354

Keywords:

perbedaan, mangrove, habitat mangrove, tahun tanam, desa bedono

Abstract

Rehabilitasi mangrove merupakan upaya pengembalian fungsi ekosistem mangrove yang telah mengalami degradasi, salah satunya adalah di pesisir pantai utara jawa. Berbagai upaya rehabilitasi telah dilakukan dengan penanaman bibit mangrove, seperti pada kawasan mangrove di Kabupaten Demak. Tujuan pada penelitian ini yaitu mengetahui perbedaan habitat mangrove pada unur 9,10, dan 12 tahun. Pengambilan data dilakukan pada tiga umur yaitu 9, 10, dan 12. Jumlah plot pengamatan dengan IS 1% didapatkan 57 plot petak ukur. Setiap petak ukur berukuran 5x5 m. Variabel yang diukur pada setiap petak ukur adalah kerapatan vegetasi, suhu, ketebalan lumpur, DO, salinitas, pH, plankton, dan makrobenthos. Data habitat kemudian dianalisis menggunakan uji ANOVA dengan menggunakan software SPSS. Ketiga umur memiliki karakteristik habitat yang berbeda. Kawasan rehabilitasi mangrove Desa Bedono mempunyai kerapatan mangrove berkisar antara 1813 – 2507 ind/ha, suhu sebesar 28,17 – 29,09 oC, kedalaman lumpur 53,19 – 72,06 cm, DO sebesar 5,23 – 6,17 ppm, salinitas sebesar 1,74 – 2,91 o/oo, pH sebesar 7,08 – 7,27, kepadatan plankton sebesar 81.905 – 89.333 ind/ml dengan ID antara 2,38 – 2,98, kepadatan makrobentos sebesar 280.000 – 833.810 ind/ha dengan ID antara 1,62 – 1,85. Hasil analisis ANOVA menunjukkan adanya perbedaan karakteristik habitat suhu, salinitas, pH, kepadatan makrobenthos, dan keanekaragaman jenis makrobenthos pada tiap tahun tanam dengan nilai probabilitas < 0,05. Perbedaan rehabilitasi ini menunjukkan kesiapan mangrove yang tumbuh. Semakin tua umur mangrove maka akan semakin baik habitatnya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Asiyah , S., Rindarjono, M. G., & Muryani, C. (2015). Analisis Perubahan Pemukiman dan Karakteristik Pemukiman Kumuh Akibat Abrasi dan Inundasi di Pesisir Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Tahun 2003-2013. Jurnal GeoEco, 83-100. Celine , E. J., van Bijsterveldt, Bregje, K., Daphne van der Wal, Norma , A. F., Rudhi, P., et al. (2020). How to restore mangroves for greenbelt creation along eroding coasts with abandoned aquaculture ponds. Estuarine, Coastal and Shelf Science, 2-13. Chapman, V. J. (1970). Seaweeds and Their Uses. New York: Methen and Co.Ltd. FAO. (2007). The world’s mangroves 1980-2005. Rome: Food and Agriculture Organization of the United Nations. Ghufron. (2012). Ekosistem Mangrove : Potensi, Fungsi, dan Pengelolaan. Jakarta: Rineka Cipta. Harahab, N. (2010). Penilaian Ekonomi Ekosistem Hutan Mangrove dan Aplikasinya dalam Perencanaan Wilayah Pesisir. Yogyakarta: Graha Ilmu. Hogarth, P. J. (1999). The Biology of Mangrove. New York: Oxford University Press, inc. Indriyanto. (2006). Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Magurran, A. E. (1988). Ecological Diversity and Its Measurement. USA: Chapman and Hall. Nybakken, J. (1993). Biologi Laut. Jakarta: Gramedia. Pramudji. (2001). Ekosistem Hutan Mangrove dan Peranannya Sebagai Habitat Berbagai Fauna Aquatik. Oseana, 13-23. Wijana, N. (2014). Metode Analisis Vegetasi. Yogyakarta: Platavia.

Downloads

Published

2020-05-27

Issue

Section

Articles