Keanekaragaman Amfibi pada Lahan Agroforestry di Pekon Kotabatu, Tanggamus, Lampung

Authors

  • Andi Rianto universitas lampung
  • Arief Darmawan Universitas Lampung

DOI:

https://doi.org/10.22219/avicennia.v5i1.19941

Keywords:

Amfibi, keanekaragaman, dan habitat

Abstract

Amfibi merupakan indikator yang baik untuk menilai kondisi hutan karena amfibi sangat sensitif terhadap ekologi dan perubahan iklim. Amfibi banyak tersebar di Indonesia termasuk juga di pekon Kotabatu, yang merupakan salah satu pekon yang berada di Kecamatan Kotaagung, Kabupaten Tanggamus yang dilalui oleh sungai, dan bermuara langsung ke laut teluk Semaka.  Berdasarkan kriteria tersebut merupakan lokasi habitat bagi jenis Amfibi. Penelitian ini menggunakan metode Visual Encounter Survey (VES) dengan pengambilan data berdasarkan tiga lokasi berbeda. Hasil penelitian keanekaragaman Amfibi ditemukan terdapat 6 jenis amfibi yang terdiri dari 3 famili  yaitu Ranidae, Dicroglossidae, dan Bufonidae.  Jenis amfibi yang paling banyak ditemukan yaitu katak sawah (Fejervarya cancrivora) sebanyak 95 individu, dan jenis yang paling sedikit dijumpai yaitu Kodok jam pasir (Leptophryne borbonica) sebanyak 5 individu.  Total individu amfibi yang ditemukan pada lokasi penelitian sebanyak 239 individu, dengan nilai indeks Keanekaragaman H’= 1,2863 (sedang), indeks Kekayaan Dmg = 1,2106, dan indeks Dominansi D = 0,1882 (tidak ada jenis yang mendominasi).

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adil, Setiadi, D., dan Hernowo, B. J. (2010). Hubungan struktur dan komposisi jenis tumbuhan dengan keanekaragaman jenis burung di hutan mangrove Suaka Margasatwa Karang Gading dan Langkat Timur Laut, Provinsi Sumatera Utara. Forum Pascasarjana, 33 (1) : 55-65 pp.

Amin, M., Imran Rachman, I., dan Ramlah, R. 2016. Jenis Agroforestri dan Orientasi Pemanfaatana Lahan Di Desa Simoro Kecamtan Gumbasa Kabupaten Sigi. Jurnal Warta Rimba. Vol 4 (1) : 97-104 pp.

Boontawee B, Phengkhlai C, Kao-sa-ard A. 1995. Monitoring and measuring forest biodiversity in Thailand. In Boyle TJB, Boontawee B. Measuring and monitoring biodiversityin tropical and temperate forests. Bogor (ID): CIFOR.

Ekowati, A., Setiyani, A. D., Haribowo, D. R., dan Hidayah, K. 2016. Keanekaragaman Jenis Burung di Kawasan Telaga Warna, Desa Tugu Utara, Cisarua Bogor. Al-Kauniyah : Journal of Biology. 9(2) : 88-94 pp.

Indriyanto. 2008. Ekologi Hutan. Buku. Bumi Aksara. Jakarta. 210 hlm.

Iskandar, D. T. 1998. Seri Panduan Lapangan Amfibi Jawa dan Bali. Buku. Puslitbang Biologi LIPI. Bogor. 146 hlm.

Iskandar, D. T., Evans, B. J., McGuire, J. A. 2014. A Novel Reproductive Mode in Frogs: A New Species of Fanged Frog with Internal Fertilization and Birth of Tadpoles. Journal PloS ONE. 9 (12) : 123-147 pp.

Kurniawan, E. S. 2005. Inventarisasi Anura di Bendungan Batu Tegi Kabupaten Tanggamus, Lampung. Skripsi. Universitas Lampung. Bandar Lampung. 144 hlm.

Kusrini, M. D. 2007. Konservasi Amfibi di Indonesia: Masalah Global dan Tantangan (Conservation of Amphibian in Indonesia: Global Problems and Challenges). Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Media Konservasi XII (2) Agustus 2007 : 89-95 pp.

Kusrini, M. D., Endarwin, W., Ul-Hassanah, dan Yazid, M. 2007. Metode Pengamtan Hepetofauna di Taman Nasional Batimurung Bulusaraung, Sulawesi Selatan. Modul Pelatihan. Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata. Jurnal. Fakultas Kehutanan IPB. Bogor

Kusrini, M. D. 2013. Panduan Bergambar Identifikasi Amfibi Jawa Barat. Buku. Pustaka Media Konservasi : Fakultas Kehutanan IPB dan Direktorat Konservasi Keanekaragaman Hayati. Bogor. 126 hlm.

Kusrini, M. D. 2020. AMFIBI DAN REPTIL SUMATERA SELATAN: Areal Sembilang-Dangku dan Sekitarnya. Buku. Pustaka Media Konservasi : Fakultas IPB dan Perhimpunan Herpetologi Indonesia (PHI). Bogor. 93 hlm.

Mawazin, dan Subiakto, A. 2013. Keanekaragaman dan komposisi jenis permudaan alam hutan rawa gambut bekas tebangan di Riau. Indonesian Forest Rehabilitation Journal, 1(1) : 59-73 pp.

Mistar. 2008. Panduan Lapangan Amfibi dan Reptil di Area Mawas Provinsi Kalimantan Tengah. Buku. Yayasan Penyelamatan Orangutan Borneo. Kalimantan Tengah. 118 hlm.

Nahlunnisa, H., Zuhud, E. A. M., dan Santosa, Y. 2016. Keanekaragaman Spesies Tumbuhan di Areal Nilai Konservasi Tinggi (NKT) Perkebunan Kelapa Sawit Provinsi Riau. Jurnal Media Konservasi. Vol 21 (1) : 91-98 pp.

Odum, E. P. 1993. Dasar-Dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Gajah mada University Press. Jogjakarta. 34-162 hlm.

Pratiwi, D. 2014. Pengembangan Bahan Berbasis Kontekstual Pada Mata Kuliah Biologi Umum. Jurnal Pendidikan Biologi. Vol. 6 (1) :23-25 pp.

Setiawan, D., Yustian, I. dan Prasetyo, C. Y. 2016. Studi pendahuluan: inventarisasi amfibi di kawasan hutan lindung bukit cogong II. Jurnal Penelitian Sains. 18 (2) : 55-58 pp.

Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Buku. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya. 173 hlm.

Sulistyani, T. H., Rahayuningsih, M., dan Partaya. 2016. Keanekaragaman Jenis Kupu-Kupu (Lepidoptera: Rhopalocera) di Kawasan Cagar Alam (CA) Ulolanang Kecubung, Kabupaten Batang. Unnes Journal of Life Science 3 (1) : 9-17 pp.

Veith, M. J., Ohler, A. M., and Dubois, A. 2001. Systematics of Fejervarya limnocharis (Gravenhorst, 1829) (Amphibia, Anura, Ranidae) and related species. 2. Morphological and molecular variation in frogs in the Greater Sunda Islands (Sumatra, Java, Borneo) with definition of two species. Alytes 2001 : 5 -28pp.

Yanuarefa, M. F., Hariyanto, G. dan Utami, J. 2012. Panduan Lapang Herpetofauna (Amfibi dan Reptil) Taman Nasional Alas Purwo. Balai Taman Nasional Alas Purwo. Banyuwangi.

Downloads

Published

2022-02-19

Issue

Section

Articles