Efektivitas Pengawetan Kayu Sengon ( Paraserianthes falcataria ) Menggunakan Ekstrak Biji Mahoni dengan Metode Rendaman Dingin Terhadap Serangan Rayap Tanah
DOI:
https://doi.org/10.22219/avicennia.v5i1.21662Keywords:
Kadar air, Retensi, Kehilangan berat umpan, MortalitasAbstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas ekstrak biji mahoni sebagai bahan pengawet kayu sengon terhadap serangan rayap tanah dan mengetahui konsentrasi terbaik ekstrak biji mahoni sebagai bahan pengawet kayu sengon terhadap serangan rayap tanah. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) non faktorial yang terdiri dari 5 perlakuan dan 10 ulangan. Penelitian ini dilaksanakan di Labaoratorium Jurusan Kehutanan Fakultas Pertanian dan Laboratorium Teknologi Bahan Alam Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Riau pada Bulan Oktober 2021-Januari 2022. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik dengan bantuan analisis of variance (ANOVA) dan apabila hasilnya berbeda nyata pengujian dilanjutkan dengan uji duncun’s new multiple range test (DNMRT) pada taraf 5%. Nilai kadar air kayu sengon yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 25.71-24.05%, untuk retensi bahan pengawet didapatkan nilai yaitu 3.49-5.90% g/cm3, kehilangan berat umpan didapatkan nilai yaitu 24.7-4.19% dan untuk mortalitas didapatkan nilai yaitu 19.85-41.60%.
Downloads
References
Ardiansa, B., Ariyanti, A., & Hapid, A. (2014). Pengaruh Konsentrasi dan Lama Perendaman Kayu Sengon (Paraserianthes falcataria L. Nielsen) Dalam Ekstrak Daun Sirsak (Annona muricata L.) Terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes sp.). Jurnal Warta Rimba, 2(1), 81–87.
Basri, E., Prayitno, T. ., & Pari, G. (2012). Pengaruh Umur Pohon Terhadap Sifat Dasar dan Kualitas Pengeringan Kayu Waru Gunung (Hibiscus macrophyllus Roxb.). Jurnal Penelitian Hasil Hutan, 30(4), 243–253.
Batubara, R. (2006). Teknologi Pengawetan Kayu Perumahan dan Gedung dalam Upaya Pelestarian Hutan.
BSN. (2014). Uji ketahanan kayu terhadap organisme perusak kayu (SNI 7207:2014).
Djarwanto, D., & Sudradjat, R. (2002). Pengawetan Kayu Mangium Secara Rendaman Panas-Dingin Dengan Bahan Pengawet Boron dan CCB. Buletin Penelitian Hasil Hutan, 20(1), 12–19.
Harijadi, A. R. (2009). Kadar Air Titik Jenuh Serat Beberapa Jenis Kayu Perdaganan Indonesia [skripsi]. Institut Pertanian Bogor.
Heviyanti, M., Husni, & Alfian, R. (2016). Efektifitas Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahogani Jacq.) Terhadap Mortalitas dan Rata-Rata Waktu Kematian Larva Plutella xylostella Pada Tanaman Sawi. Agrosamudra, 3(1), 27–37.
Hidayati, L., & Suprihatini, S. (2020). Pengaruh Pemberian Ekstrak Biji Mahoni (Swietenia mahagoni) Terhadap Kematian Larva Culex sp. ASPIRATOR - Journal of Vector-Borne Disease Studies, 12(1), 45–52.
Hidayati, N. N., Yuliani, & Kuswanti, N. (2013). Pengaruh Ekstrak Daun Suren Dan Daun Mahoni Terhadap Mortalitas dan Aktivitas Makan Ulat Daun (Plutella xylostella) Pada Tanaman Kubis. LenteraBio, 2(1), 95–99.
Hunt, G. M., & Garratt, G. A. (1986). Pengawetan Kayu (Terjemahan). Gajah Mada University Press.
Kadir, R. (2017). Toxic Effects of Three Selected Malaysian Timbers Plant Extracts against Subterranean Termites. Maderas: Ciencia y Tecnologia, 19(4), 417–432.
Martawijaya, A., & Abdurrahim, S. (1984). Spesifikasi Pengawetan Kayu Untuk Perumahan (3rd ed.). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil Hutan.
Martawijaya, A., Kartasujana, I., Kadir, K., & Prawira, S. A. (2005). Atlas Kayu Indonesia (Indonesian Wood Atlas). In Atlas Kayu Indonesia: Vol. I.
Oramahi, H. A., Diba, F., & Nurhaida. (2014). New Bio Preservatives from Lignocelluloses Biomass Bio-oil for Anti Termites Coptotermes curvignathus Holmgren. Procedia Environmental Sciences, 20(2014), 778–784.
Riska, R., Erniwati, E., & Hapid, A. (2014). Retensi Bahan Pengawet Ekstrak Daun Tembelekan Lantana camara L Pada Beberapa Jenis Kayu dan Efektifitasnya Terhadap Serangan Rayap Tanah (Coptotermes sp.). Warta Rimba, 2(2), 125–132.
Suranto, Y. (2002). Pengawetan Kayu Bahan dan Metode. Kanisius.
Tunnisa, T., Mursiti, S., & Jumaeri. (2018). Isolasi Flavonoid Kulit Buah Durian dan Uji Aktivitasnya sebagai Antirayap Coptotermes sp. Indonesian Journal of Chemical Science, 7(1), 21–27.
Uar, N. I., Wali, M., & Tuharea, M. S. (2018). Sifat Fisis Kayu Marsegu (Nauclea orientalis L) dari Pulau Buru, Maluku Physical Properties of Marsegu Wood (Nauclea orientalis L). Jurnal Agrohut, 9(2), 110–116.
Verinita, L. (2012). Ketahanan Tiga Jenis Kayu Hutan Rakyat Terhadap Serangan Rayap Tanah. Skripsi.
Wardyani, Y., Diba, F., & Nurhaida. (2017). Pewarnaan Kayu Sengon (Parasrianthes falcataria Linn) dari Ekstrak Limbah Kulit Kayu Bakau (Rhizopora apiculata Blume): Uji Ketahanan Warna dan Keawetan Kayu. Jurnal Hutan Lestari, 5(3), 618–628.
Wibowo, S. M. (2012). Cold Bath and Fumigation Effects on the Attack of Wood Biological-Destroying Factors at Two Testing Sites. Skripsi.
Yanti, H. (2008). Sifat Anti Rayap Zat Ekstraktif Kulit Kayu Acacia auriculiformis A. Cunn. ex Benth.
Yunasfi. (2008). Fungi at Eucalyptus urophylla S.T. Blake in LOG Yard (TPK) PT. Toba Pulp Lestari, Tbk. Kabupaten Toba Samosir. Jurnal Hutan Dan Masyarakat, 3(1), 001–110.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Syahril Syahril, Evi Sribudiani, Sonia Somadona
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access).