PENGEMBANGAN POTENSI MASYARAKAT BIDANG PERKULITAN Dl KECAMATAN GARUM KAB BLITAR
DOI:
https://doi.org/10.22219/dedikasi.v7i0.489Abstract
Upaya untuk meningkatkan nilai tambah dan untuk menyediakan lapangan kerja yang seluas luasnya dan membuka kesempatan wirausaha baru dalam bidang penyamakan kulit dan barang barang kulit maka perlu diciptakan Sinergitas pemerintah, swasta dan perguruan Tinggi telah menjadi kata kunci penting dalam mengembangkan kawasan industri kulit di Kecamatan Garum Kabupaten Blitar.Tujuan program IbW adalah untuk menciptakan sinergitas antara
Perguruan Tinggi (Fakultas Peternakan-Perikanan UMM, Fakultas Peternakan
UISBA) Pemerintahan daerah Kabupaten Blitar dan masyarakat di Kecamatan
Garum dalam pengembangan potensi masyarakat di bidang perkulitan di
Kecamatan Garum Kabupaten Blitar
Metode pengembangan potensi masyarakat bidang perkulitan di Kec Garum Kab Blitar menggunakan metode PRA (Participatory Rural Appraisal) yaitu metode pemberdayaan potensi masyarakat yang bersifat partisipasif dan Bottom up Approach. Sedang metode yang digunakan untuk membentuk kawasan industri kecil perkulitan di Kec Garum Kab Blitar di desain dengan menggunakan pendekatan konsep cluster.
Salah satu persoalan terbesar yang dihadapi industri Penyamakan kulit adalah minimnya suplai bahan baku dari lokal daerah dalam hal inilah Kabupaten Blitar, rnenyusul tidak berkembangnya industri pendukung. Akibat tidak tersedianya bahan baku di daerah lokal maka pelaku industri kemudian mengambil dari daerah lain (Surabaya, Medan dll) bisa jadi mereka impor (Malaysia, Cina dan Australia) agar proses produksi tetap bisa berjalan. Sudah bisa dipastikan, dengan menggunakan bahan baku dan luar daerah atau impor, produk kulit menjadi tidak kompetitif, baik di pasar domestik maupun ekspor, karena adanya biaya tambahan, transportasi lebih lama, serta proses importasi yang lama.
Kendala Industri Kecil Penyamakan Kulit
• Tingkat utilitas produksi penyamakan rendah.
• Suplai kulit rnentah didaerah terbatas.
• Mesin peralatan umumnya belum ada.
• Kualitas produksi kulit samak belum memenuhi persyaratan industri besar.
• Persaingan yang ketat dengan daerah lain seperti Magetan, Garut , Padang.
• Pencemaran lingkungan.
Downloads
Download data is not yet available.
Downloads
Issue
Section
Articles
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.