PENINGKATAN KUALITAS PRODUK KERAMIK DI SENTRA INDUSTRI KECIL KERAMIK BETEK MALANG DENGAN METODE PENGENDALIAN KUALITAS STATISTIK (STATISTICAL PROCESS CONTROL, SPC)
DOI:
https://doi.org/10.22219/dedikasi.v5i0.866Abstract
Dari hasil penelitian Lukman (2005) kerugian dari sisi
finansial yang karena adalanya produk cacat, dengan kriteria
adalah: Pecah, Retak, Gopel, Permukaan Produk Tidak Halus/ rata
atau Permukaan kulit jeruk, Glasur tidak rata, Glasur Mengelupas,
Dekorasi Glasur Kembangan Mengelupas, Permukaan Produk
Ada Warna Jelaga Hitam, Permukaan Produk Ada Lubang jarum,
Bekas glasur yang menetes pada permukaan luar , Permukaan
bergelembung kecil, Permukaan Produk Terpecik Warna Glasur
Lain. Sehingga perlu dilakukan langkah perbaikan untuk
meningkatkan kualitas produk keramik, dengan menggunakan
metode pengendalian kualitas statistik.
Metode untuk pelaksanaan kegiatan vucer ini secara garis
besar dibagi menjadi tujuh langkah penyelesaian masalah, antara
lain: 1) Langkah Pertama, adalah menyakinkan pemilik bahwa
perlu dilakukan perbaikan proses produksi tanpa merubah tata cara
yang berlaku selama. 2) Langkah kedua, adalah melakukan
penyiapan materi penyuluhan dan pelatihan proses pengendalian
kualitas secara statistik sesuai dengan kondisi sumber daya
manusia dan alat yang ada. 3) Langkah Ketiga, adalah
menyiapkan dan melakukan koreksi dari format pengendalian
kualitas statistik. 4) Langkah keempat, adalah mulai
menyesuaikan format pengendalian kualitas statistik per urutan
proses produksi keramik 5) Langkah kelima, adalah melakukan
pelatihan pengisian format: lembar check sheet, diagram pareto ,
1 Staf Pengajar Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Malang
diagram ishikawa, diagram shewart dan perhitungan indek
kemampuan proses. Dan juga melakukan langkah analisa
perbaikan proses per urutan produksi keramik sehingga
diharapkan sasaran menuju zero defect akan tercapai. 6) Langkah
Keenam memproduksi keramik dengan mengisi lembar format
pengendalian kualitas. 7) Langkah Ketujuh, adalah tentang
analisa perbaikan proses per urutan produksi keramik adalah lebih
difokuskan agar sasaran menuju zero defect dapat tercapai.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari proses pelaksanaan
pengabdian ini, adalah :1) Pola pemahaman pengertian kualitas di
industri kecil terkait dengan kepuasan pelanggan belum terbentuk.
2)Secara kuantitatif ada penurunan produk cacat, ini merupakan
peningkatan secara luar biasa pada industri kecil keramik
Soekardi. 3) Ditinjau dari diagram Shewart, masih jauh dari
harapan karena semua proses adalah tidak terkendali. 4)Ditinjau
dari kemampuan proses nilainya, jauh dibawah satu atau Cp < 1,
artinya masih diperlukan pola pembinaan peningkatan kualiltas
lebih intensif.
Kata Kunci: Cacat Kualitas, Pengendalian Kualitas Statistik,
Tujuh Langkah, Zero Defect.
Downloads
Downloads
Published
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.