PEMANFAATAN “CASSAPRO” SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT DALAM UPAYA PENINGKATAN PERFORMAN SAPI POTONG

Authors

  • Indah Prihartini
  • A. Wahyudi

DOI:

https://doi.org/10.22219/dedikasi.v1i2.889

Abstract

JawaTimur menipakan daerah penghasil sapi potong terbesar di Indonesia dengan jumlah populasi sekitar 3.851.204 atau 45% dan jumlah seluruh populasi di   Indonesia   (Deptan,   2001).   Tetapi   produktivitas  rendah   dengan  waktu pemeliharaan yang panjang karena sebagian besar menipakan peternakan rakyat dengan sistem pemeliharaan tradisional.
    Hijauan dan limbah pertanian merupakan makanan utama sapi potong peternakan rakyat,  padahal kualitas umumnya rendah yaitu serat kasar tinggi dengan protein  rendah sehingga tidak memiliki kebutuhan ternaak.  Untuk menghasilkan pertambahan bobot badan yang tinggi, periu diberikan makanan tambahan  bempa konsentrat dengan kandungan energi dan protein sesuai keblitlihan temak. Tetapi bahan-bahan penyusun konsentrat sebagian besar import dan bersaing dengan kebutuhan manusia yang menyebabkan harga masih terlalu tinggi bagi petemak tradisional. Sehingga perlu dicari altenatif pakan tambahan yang mudah dan murah.
    Salah satu altematif pakan tambahan untuk sapi potong adalah “Cassapro”. Cassapro adalah pakan fermentasi yang menggunakan bahan dasar onggok yang  merupakan limbah pembliatan tapioka yang difermentasi kapang Aspergillusnifier. Cassapro tidak hanya mudah dan mudah membuatnya tetapi nilai gizinya tinggi yaitu dengan kandungan protein kasar 18% dan TDN 57% sehingga dapat digunakan sebagai pakan pengganti konsentrat untuk rnemenuhi kebutuhan ternak sapi potong.
    Cassapro potensial dikembangkan untuk daerah sapi potong di Malang karena merupakan sentra perkebunan ubi kayu terbesar di Jawa Timur, terutama Malang selatan. Sehingga potensi produksi onggok cukup tinggi dan tersedia sepanjang tahun.
Produksi  ubi  kayu di  Jawa  Timur sekitar 3.381.948  ton dan setiap pengolahan ubi kayu menghasilkan 22% tepung tapioka dan 6% berupa onggok sehingga produksi onggok mencapai 202.917 ton (Deptan, 1999).
    Wajak dan Tumpang merupakan salah satu wilayah penghasil ubi kayu di Malang. produksi onggok basah berlimpah dan baunya mencemari lingkungan. Bila dikeringkan dan difermentasi menjadi Cassapro dapat dimanfaatkan sebagai pakan  ternak  berkulitas.  Disamping  itu  di  Wajak  dan  Tumpang juga dikembangkan peternakan sapi potong, selain iklim dan topografinya sesuai. Peternakan rakyat yang membentuk 

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2012-06-02

Issue

Section

Articles