PENINGKA PENINGKATAN AN PRODUKSI BIBIT AYAM AM LURIK MELALUI PENERAP PENERAPAN AN INSEMINASI BUA BUATAN

Authors

  • Ir. Suyatno, M.Si

DOI:

https://doi.org/10.22219/dedikasi.v1i1.919

Abstract

Selama ini peternak pembibit ayam lurik belum mengetahui teknologi inseminasi
buatan. Hal ini menyebabkan usaha yang dikelolah kurang efisien. Dengan
menerapkan perkawinan alam, maka peternak harus menambah jumlah pejantan
untuk mempertahankan fertilitas telur yang tinggi. Peternak biasanya memelihara
ayam jantan dan betina dengan rasio 1 : 4,5 sampai 1 : 5. Hal ini jelas tidak efisien
dan mengalami pemborosan.
Untuk itu perlu inofasi teknologi, khususnya yang terkait dengan efisiensi
dalam usaha pembibitan ayam. Salah teknologi yang mungkin dapat diterapkan
adalah inseminasi buatan. Teknologi ini termasuk sederhana, karena hanya perlu
memperbanyak latihan. Cara pelaksanaan mudah dipelajari, bahkan bagi peternak
yang belum tahu sekalipun.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melibatkan 2 peternak diwilayah Batu, yaitu
P. Suhadi (Pendem) dan P. Rusdiyanto (Kajang). Kedua peternak ini memang
memelihara ayam lurik untuk tujuan menghasilkan DOC yang akan dijual. Selama
ini mereka menerapkan kawin alami pada ayamnya. Peternak ini selanjutnya
dilatih IB dengan materi : manajemen pemeliharaan ayam lurik, manajemen
Reproduksi ayam lurik, teori IB dan praktek IB. Pelatihan dilaksanakan selama 4
bulan efektif dengan metode ceramah, demo dan praktek langsung (Learning by
doing). Pemberian materi yang bersifat teori dilakukan dengan metode ceramah
informal. Peternak sebelumnya diberi modul untuk dipelajari sebelumnya. Teori
yang diberikan ini diharapkan memberi bekal sebelum melakukan praktek IB.
Khusus untuk materi inseminasi buatan dilakukan dengan urutan sebagai berikut:
pembekalan teori, demo oleh pelakasana, praktek langsung oleh peternak dan
monitoring.
Setelah mengikuti program ini, peternak memperoleh beberapa pengetahuan
penting yang berkaitan dengan usaha pembibitan ayam lurik. Beberapa pengetahuan
yang diperoleh oleh peternak adalah : cara mengelolah (manajemen ) pemeliharaan
ayam lurik yang benar, cara meningkatkan fertilitas dan daya tetas telur serta
meningkatkan jumlah DOC hidup hingga siap jual, Pengetahuan tentang inseminasi
buatan, serta ketrampilan melakukan inseminasi buatan pada ayam. Sebelum
mengikuti program, peternak tidak tahu dan tidak mampu melaksanakan inseminasi
buatan pada ayam. Tetapi setelah dilakukan pelatihan, peternak akhirnya mampu
mendapatkan pengetahuan dan sekaligus mampu melaksanakan inseminasi buatan
pada ayam. Tahap yang paling sulit dalam melaksanakan inseminsi buatan menurut
peternak adalah cara mengeluarkan semen ayam jantan. Kesulitan kedua yang
dirasakan peternak adalah memasukkan semen kedalam saluran reproduksi ayam
betina. Melalui latihan yang terus – menerus, akhirnya sekarang peternak mampu

melakukan inseminasi buatan dengan baik. Peternak memang belum dapat
menerapkan langsung diusahanya, tetapi setidaknya mereka akan menerapkan
inseminasi buatan ayam ini pada waktu yang akan datang setelah merka mampu
mengerjakan ide dengan sempurna.
Kesimpulan yang diperoleh dari program ini adalah bahwa peternak terbuka dan
mau menerima masukan teknologi untuk meningkatkan efisiensi usaha ayam
luriknya. Peternak juga berhasil memperoleh pengetahuan baru, baik yang terkait
dengan inseminasi buatan maupun pengetahuan dasar lain yang terkait dengan
pengelolaan usaha pembibitan ayam lurik. Oleh karena peternak belum menerapkan
teknologi IB, maka kami sarankan agar peternak segera menerapkan teknologi
inseminasi buatan yang diperolehnya untuk meningkatkan efisiensi usaha.

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2012-06-04

Issue

Section

Articles