The Pinocchio Disease dan nilai-nilai antikorupsi
DOI:
https://doi.org/10.22219/kembara.v6i2.13495Keywords:
Nilai Antikorupsi, Pendidikan Karakter, The Pinocchio DiseaseAbstract
Penggunaan cerita pendek di dalam pembelajaran nilai-nilai antikorupsi di Indonesia masih sangat kurang. Selama ini pembelajaran nilai-nilai antikorupsi lebih banyak menggunakan buku berseri atau buku cerita dalam proses pembelajaran. Artikel ini bertujuan menyingkap potensi cerita pendek “The Pinocchio Disease” karya Seno Gumira Ajidarma sebagai bahan pembelajaran sastra yang terkait dengan pendidikan nilai-nilai antikorupsi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode analisis hermeneutika. Prosedur yang digunakan dalam pengumpulan data dan analisis meliputi (1) pembacaan teks di dalam mencari bagian tertentu yang relevan dengan fokus kajian; (2) penautan bagian tertentu di dalam teks dengan konteksnya serta relevansinya sebagai cara komunikasi dialogis antara teks dengan konteks; (3) pemberian makna atas interaksi teks dengan konteks. Berdasarkan hasil penelitian, cerpen “The Pinocchio Disease” mengandung sarkasme terhadap nilai-nilai antikorupsi seperti (1) kejujuran, (2) kepedulian, (3) kedisiplinan, (4) tanggung-jawab, (5) kerja keras, (6) sederhana, dan (7) keadilan. Ini berarti bahwa cerita pendek ini cocok untuk dipergunakan di dalam pembelajaran nilai-nilai antikorupsi. Selain itu, penelitian ini juga menemukan bahwa cerpen “The Pinocchio Disease” dapat dipergunakan untuk mengembangkan Higher-Order Thinking Skills (HOTS) dan sebagai materi bacaan sastra dalam pendidikan karakter siswa.Downloads
References
Abend-David, D. (2006). Sweet and Functional. Bridges, 11(2), 158–161.
Ajidarma, S. G. (2005). Ketika Jurnalisme Dibungkam Sastra Harus Bicara. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Ajidarma, S. G. (2008, June 9). Plagiarisme dan Kepengarangan. Kompas.Com.
Ajidarma, S. G. (2010). Trilogi Insiden. Yogyakarta: Bentang Pustaka.
Ajidarma, S. G. (2015). Dunia Sukab Sejumlah Cerita. Jakarta: Noura Books.
Ajidarma, S. G. (2016). Jokowi, Sangkuni, Machiavelli. Bandung: Mizan.
Ajidarma, S. G. (2017a, May 15). Korupsi tanpa Koruptor. Majalah Tempo.
Ajidarma, S. G. (2017b, June 12). Pesta Pencuri dan Tradisi Korupsi. Koran Tempo.
Anggreini, H. (2019). Formasi dan Negosiasi Ideologi: Kajian Hegemoni Gramsci dalam Cerpen “Sarman” Karya Seno Gumira Ajidarma. TOTOBUANG, 7(1), 157–169.
Ariatmi, S. Z., Widyasari, C., & Hidayat, N. (2018). Model of Handling Sexual Harassment to Children Using Story Telling. In Proceeding of International Conference on Child-Friendly Education (pp. 467–473). Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Arifin, M. Z. (2018). Ideologi (dan) Estetika Seno Gumira Ajidarma: Saksi Mata dalam Ruang Perjumpaan Ideologis. Al-Tsaqafa: Jurnal Ilmiah Peradaban Islam, 15(2), 227–242.
Arifin, M. Z. (2019). Menim(b)ang Disensus: Politik dan Estetika Seno Gumira Ajidarma dalam Cerpen" Saksi Mata". ATAVISME, 22(1), 47–60.
Asteka, P., Ningsih, Y., & Ediyono, S. (2019). Nilai-Nilai Budaya dalam Antologi Cerpen Indonesia-Malaysia dan Implementasinya sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra di SMA. Diglosia - Jurnal Pendidikan, Kebahasaan, dan Kesusastraan Indonesia, 3(1), 11–23.
Astuti, C. W. (2017). Sikap Hidup Masyarakat Jawa dalam Cerpen-Cerpen Karya Kuntowijoyo. Jurnal Kata: Penelitian Tentang Ilmu Bahasa dan Sastra, 1(1), 64–71.
Bagtayan, Z. A. (2018). Karakter Tokoh Ibu dalam Cerpen “Ibu yang Anaknya Diculik Itu” Karya Seno Gumira Ajidarma dan Implementasinya Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMA. Ideas: Jurnal Pendidikan, Sosial dan Budaya, 4(2), 133–136.
Baikie, K. A., & Wilhelm, K. (2005). Emotional and physical health benefits of expressive writing. Advances in Psychiatric Treatment, 11(5), 338–346.
Bohlin, K. (2005). Teaching character education through literature: Awakening the moral imagination in secondary classrooms. New York: Routledge.
Bura, R. O., & Puspito, N. T. (2011). Nilai dan Prinsip Anti Korupsi. In Pendidikan Anti Korupsi untuk Perguruan Tinggi (pp. 73–86). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.
Danerek, S. (2013). Cerpen Koran. Indonesia and the Malay World, 41(121), 418–438.
Dey, I. (2003). Qualitative Data Analysis: A User Friendly Guide for Social Scientists. London & New York: Taylor & Francis.
Eriksson, K. (2006). Literature as a Tool for Personal Development: what do Swedish Secondary School Pupils Learn from Reading Literature in English? Dalarna University.
Fikri, M. (2018). Dekonstruksi Stereotip Eksklusivitas Etnis Tionghoa dalam Cerpen Clara Karya Seno Gumira Ajidarma. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 20(1), 91–104.
Filatova, E. (2012). Irony and Sarcasm: Corpus Generation and Analysis Using Crowdsourcing. In N. Calzolari, K. Choukri, T. Declerck, M. U. Dogan, B. Maegaard, J. Mariani, … S. Piperidis (Eds.), Proceedings of the Eighth International Conference on Language Resources and Evaluation (LREC) 2012 (pp. 392–398). Istanbul: European Language Resources Association (ELRA).
Gerbaudo, P. (2016). From data analytics to data hermeneutics. online political discussions, digital methods and the continuing relevance of interpretive approaches. Digital Culture & Society, 2(2), 95–111.
Gossman, L. (1982). Literature and Education. New Literary History, 13(2), 341–371. doi:10.2307/468916
Hartono. (1999). Cerpen Saksi Mata Karya Seno Gumira Ajidarma Sebuah Analisis dengan Teori Hegemoni. Diksi: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 16(6), 97–110.
Hikmat, A. (2014). Nilai Pendidikan Karakter dalam Kumpulan Cerpen Batu Betina Karya Syarif Hidayatullah. BAHTERA: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, 13(1), 20–29.
Huang, L., Gino, F., & Galinsky, A. D. (2015). The highest form of intelligence: Sarcasm increases creativity for both expressers and recipients. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 131, 162–177.
Hutagalung, M. S. (1975). Peranan dan Kedudukan Pengajaran Sastra dalam Pengembangan Sastra. Budaja Djaja, 8(89), 599–609.
Jayawati, M. T., Atisah, & Sianipar, J. (2004). Cerpen Pilihan Kompas 1992-2002: Analisis Struktur. Jakarta: Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional.
Jeder, D. (2015). Implications of using humor in the classroom. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 180, 828–833.
Juanda, & Azis. (2019). Materi ajar cerpen di SMA dengan Tema Lingkungan berdasarkan Kurikulum 2013. In Seminar Nasional LP2M Universitas Negeri Makassar (pp. 467–471). Makassar: Universitas Negeri Makassar.
Juanda, J. (2018). Eksplorasi Nilai Pendidikan Lingkungan Cerpen Daring Republika: Kajian Ekokritik. JURNAL SOSIAL HUMANIORA (JSH), 11(2), 67–81.
Knoblock, N. (2016). Sarcasm and Irony as a Political Weapon: Social Networking in the Time of Crisis. In Political Discourse in Emergent, Fragile, and Failed Democracies (pp. 11–33). Hershey PA, USA: Information Science Reference.
Koskinen, C., & Lindström, U. (2013). Hermeneutic reading of classic texts. Scandinavian Journal of Caring Sciences, 27, 757–764. doi:10.1111/j.1471-6712.2012.01080.x
Kusmana, S., & Yatimah, Y. (2018). Kajian Struktural dan Nilai Moral dalam Antologi 20 Cerpen Pilihan Kompas serta Pemanfaatannya sebagai Bahan Ajar Cerita Pendek di SMA. Jurnal Tuturan, 7(1), 822–836.
Leahy-Dios, C. M. (1996). Literature education as a social metaphor. University of London.
Manurung, R. T. (2012). Pendidikan Antikorupsi sebagai Satuan Pembelajaran Berkarakter dan Humanistik. Jurnal Sosioteknologi, 11(27), 227–239.
Mar, R. A., & Oatley, K. (2008). The Function of Fiction is the Abstraction and Simulation of Social Experience. Perspectives on Psychological Science, 3(3), 173–192. doi:10.1111/j.1745-6924.2008.00073.x
Mart, C. T. (2019). Reader-response theory and literature discussions: A Springboard for exploring literary texts. The New Educational Review, 56(2), 78–87.
Moliné, A., Dominguez, E., Salazar-López, E., Gálvez-García, G., Fernández-Gómez, J., De la Fuente, J., … Gómez Milán, E. (2018). The mental nose and the Pinocchio effect: Thermography, planning, anxiety, and lies. Journal of Investigative Psychology and Offender Profiling, 15(2), 234–248. doi:10.1002/jip.1505
Mulawati. (2008). Nilai Agama di Mata A.A. Navis (Cerpen Robohnya Surau Kami). Kandai, 2(3), 11–23.
Mulawati. (2016). Sufisme dalam Dodolitdodolitdodolibret: Cerpen Karya Seno Gumira Ajidarma (Sufism in “Dodolitdodolitdodolibret” a Short Story by Seno Gumira Ajidarma). Sawerigading, 20(3), 463–471.
Natalia, D. L. (2019). Media Massa dan Pemberitaan Pemberantasan Korupsi di Indonesia. INTEGRITAS: Jurnal Antikorupsi, 5(2), 57–73.
Novellino, M. (2000). The Pinocchio Syndrome. Transactional Analysis Journal, 30(4), 292–298. doi:10.1177/036215370003000406
Nugraheni, M. W. (2016). Pendidikan Antikorupsi dalam Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Terintegrasi Siswa Kelas VII Semester 1 SMP Negeri 1 Tembarak Tahun Ajaran 2010/2011. Transformatika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 12(1), 14–27.
Nurfaidah, R. (2018). Kritik Adjidarma dalam Empat Cerpen: Tentang Gender dan Keliyanan. SUAR BETANG, 12, 117. doi:10.26499/surbet.v12i2.24
Nurhadi. (2004). Sekuel Cerpen ‘Sepotong Senja untuk Pacarku’: Sebuah Pembicaraan. Diksi: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 11(2), 344–363.
Nuryatin, A. (2001). Fakta dalam Fiksi: Teknik Penceritaan Cerpen Seno Gumira Ajidarma. Universitas Indonesia.
Ollmann, H. E. (1996). Creating higher level thinking with reading response. Journal of Adolescent & Adult Literacy, 39(7), 576–581.
Panteli, G. (2016). From Puppet to Cyborg: Posthuman and Postmodern Retellings of the Pinocchio Myth. London: UCL (University College London).
Pattaro, C. (2016). Character education: Themes and researches. An academic literature review. Italian Journal of Sociology of Education, 8(1).
Patterson, M. E., & Williams, D. R. (2002). Collecting and analyzing qualitative data: Hermeneutic principles, methods and case examples. Champaign, IL: Sagamore Publishing, Inc.
Pennebaker, J. W. (1997). Writing about emotional experiences as a therapeutic process. Psychological Science, 8(3), 162–166.
Persson, M. (2015). Reading around the text: on the diversity of reading practices in the new popular literary culture. L1: Educational Studies in Language and Literature, 15(Special Issue on Scandinavian L1 research), 1–18.
Pertiwi, K. (2019). Kesenjangan dalam Wacana Antikorupsi di Indonesia: Temuan dari Literatur Studi Korupsi Kritis. Integritas: Jurnal Antikorupsi, 5(2), 133-150 doi:10.32697/integritas.v5i2.475
Prabowo, H. Y. (2014). To be corrupt or not to be corrupt. Journal of Money Laundering Control, 17(3), 306–326.
Prabowo, H. Y., & Cooper, K. (2016). Re-understanding corruption in the Indonesian public sector through three behavioral lenses. Journal of Financial Crime, 23(4), 1028–1062. doi:10.1108/JFC-08-2015-0039
Purwandi, E., Agustina, E., & Canrhas, A. (2018). Nilai Religius dan Nilai Sosial dalam Materi Pembelajaran Sastra (Cerpen) pada Buku Teks Bahasa Indonesia SMP/MTS Kelas VIII. Jurnal Ilmiah KORPUS, 2(2), 154–159.
Putra, E. (2012). Kekerasan Negara dalam Kumpulan Cerpen Penembak Misterius Karya Seno Gumira Ajidarma. Students E-Journal, 1(1), 1.
Said, E. W. (1999, January 28). Literature and literalism. Al-Ahram Weekly.
Schaufele, M. (2020). Why Are We Reading This? Hermeneutic Inquiry into the Practice of Teaching (with) Literature. Educational Studies, 56(2), 145–159.
Schrijvers, M., Janssen, T., Fialho, O., & Rijlaarsdam, G. (2016). The impact of literature education on students’ perceptions of self and others: Exploring personal and social learning experiences in relation to teacher approach. L1 Educational Studies in Language and Literature, (Edited by Marco Magirius).
Sembiring, S. U. B. (2020). Morality Aspect in the Short Stories of Seno Gumira Ajidarma. In 3rd International Conference on Language, Literature, Culture, and Education (ICOLLITE 2019) (pp. 267–272). Atlantis Press.
Shackford-Bradley, J. (2006). Cerpen: How Indonesian Short Stories Re-Present Urban Space and Public Discourse. Crossroads: An Interdisciplinary Journal of Southeast Asian Studies, 93–127.
Signori, L. F. (2013). The (w)hole in the text: a hermeneutic reading of Marguerite Duras’s ‘La Pluie D’ete’. Romance Notes, 53(1), 3–10.
Smythe, E., & Spence, D. (2012). Re-viewing literature in hermeneutic research. International Journal of Qualitative Methods, 11(1), 12–25.
Solihati, N., Hikmat, A., & Elmikasari, Y. (2017). Nilai Moral dalam Antologi Cerpen Filosofi Kopi dan Implikasinya dalam Pembelajaran Sastra. Jurnal Kependidikan, 1(2), 263–276.
Stan, R. V. (2015). The importance of literature in primary school pupils’ development and personal growth. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 180, 454–459.
Sufanti, M., Nuryatin, A., Rohman, F., & Waluyo, H. J. (2018). Pemilihan Cerita Pendek sebagai Materi Ajar Pembelajaran Sastra oleh Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMA di Surakarta. Jurnal Penelitian Humaniora, 19(1), 10–19.
Sukron. (2013). Karakteristik Pinokio dalam Lukisan Bertema Kritik Sosial. Universitas Negeri Yogyakarta.
Sullivan, J. P., & de Jong, I. J. F. (2018). Modern Critical Theory and Classical Literature. On Mnemosyne, Supplements. Leiden, New York, Koln: Brill.
Sunanda, A. (2017). Pandangan masyarakat tentang sistem kekuasaan sosial dan politik (Kajian terhadap cerpen yang berjudul “Paman Gober” karya Seno Gumira Ajidarma perspektif strukturalisme-genetik). Kajian Linguistik dan Sastra, 27(2), 114–125.
Suwondo, T. (2009). Kumpulan Cerpen Saksi Mata: Sebuah Perlawanan atas Kekejaman di Timor Timur. In Prosiding Pertemuan dan Pesentasi Ilmiah Hasil Penelitian Bidang Pendidikan (pp. 326–337). Bogor: Balitbang (Badan Penelitian dan Pengembangan), Depdiknas.
Syukroni, F. (2015). Analisis Semiotika Karikatur Pilpres 2014 di Media Online dan Relevansinya dengan Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas. Universitas Mataram.
Tempo, F. M. (2013). Kekerasan Personal dalam Cerpen ‘Jakarta Suatu Ketika’ Karya Seno Gumira Ajidarma. Madah, 4(1), 25–36.
Turama, A. R. (2019). Representasi Kekuasaan Negara dalam Cerpen Seno Gumira Ajidarma Sebelum dan Sesudah Reformasi: Analisis Gramscian. Logat: Jurnal Bahasa Indonesia dan Pembelajaran, 3(1), 18–25.
Turama, A. R. (2020). Pudarnya Kuasa Negara: Analisis Cerpen-Cerpen Seno Gumira Ajidarma dalam Perspektif Foucault. Jurnal Mimesis, 1(1), 33–39.
Tyra, C. (2012). Bringing books to life: Teaching character education through children’s literature. Rising Tide, 5, 1–10.
Ula, H., Khoirunnisa, & Chamalah, E. (2020). Ecocritism in Sepotong Senja untuk Pacarku by Seno Gumira Ajidarma. AKSIS: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 4(1), 144–152.
Watson, C. (2011). Notes on the variety and uses of satire, sarcasm and irony in social research, with some observations on vices and follies in the academy. Power and Education, 3(2), 139–149.
Weber, H. A. (2012). Literature as a Social Tool: Education and Cohesion or Class Domination? Inquiries Journal/Student Pulse. Retrieved from http://www.inquiriesjournal.com/a?id=606
Wellek, R., & Warren, A. (1970). Theory of Literature - Third Edition. New York: Harcourt, Brace & World.
Westbrook, J. (2013). Reading as a hermeneutical endeavour: whole‐class approaches to teaching narrative with low‐attaining adolescent readers. Literacy, 47(1), 42–49.
Yam, K. C., Christian, M. S., Wei, W., Liao, Z., & Nai, J. (2018). The mixed blessing of leader sense of humor: Examining costs and benefits. Academy of Management Journal, 61(1), 348–369.
Yuliastuti, I. (2014). Nilai Pendidikan Antikorupsi dalam Cerpen Jalan Lain ke Roma Karya Idrus dan Skenario Pembelajarannya di Kelas X SMA. SURYA BAHTERA, 2(14), 1–7.
Zimmermann, J. (2017, June 23). 9 Facts about Hermeneutics. Oxford University Press OUPblog. Retrieved from https://blog.oup.com/2017/06/9-facts-about-hermeneutics/
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Dipa Nugraha
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with The KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) agree to the following terms:
Articles are published under the Creative Commons Attribution 3.0 Unported License (CC-BY 3.0).
Under the CC-BY license, authors retain ownership of the copyright for their article, but authors grant others permission to use the content of publications in KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) in whole or in part provided that the original work is properly cited. Users (redistributors) of KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya are required to cite the original source, including the author's names, KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) as the initial source of publication, year of publication, volume number and DOI (if available).
Authors may publish the manuscript in any other journal or medium but any such subsequent publication must include a notice that the manuscript was initially published by KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal).
Authors grant KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) the right of first publication. Although authors remain the copyright owner, they grant the journal the irrevocable, nonexclusive rights to publish, reproduce, publicly distribute and display, and transmit their article or portions thereof in any manner.