Leksikon kegulmaan pada masyarakat Jawa di Perkebunan Fajar Agung, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai: Kajian ekolinguistik

Authors

  • Wiradi Putra Universitas Sumatera Utara
  • Dwi Widayati Universitas Sumatera Utara
  • Dardanila Dardanila Universitas Sumatera Utara
  • Sharina Amanda Politeknik Unggul LP3M Medan

DOI:

https://doi.org/10.22219/kembara.v7i1.15432

Abstract

Masyarakat Jawa Fajar Agung merupakan pekerja perkebunan yang sangat akrab dengan leksikon-leksikon kegulmaan. Keakraban ini dapat terlihat dari penggunaan leksikon yang masih bertahan sampai saat ini. Hal ini merupakan salah satu cara dalam pencegahan punahnya istilah Jawa dalam bentuk leksikon kegulmaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat pemahaman masyarakat Jawa terhadap leksikon kegulmaan di Perkebunan Fajar Agung, serta menjelaskan faktor yang memengaruhi tingkat pemahaman masyarakat Jawa terhadap leksikon kegulmaan di Perkebunan Fajar Agung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang didukung berupa perhitungan hasil respondensi secara kuantitatif. Data leksikon kegulmaan diperoleh melalui angket. Angket berisi data daftar leksikon kegulmaan yang sebelumnya diperoleh melalui wawancara kepada informan kunci. Adapun hasil penelitian ini, yaitu Leksikon kegulmaan pada masyarakat Jawa di Perkebunan Fajar Agung berjumlah 75 buah. Berdasarkan pada pembahasan pertama tingkat pemahaman T (tahu) kelompok usia I (25-45 Tahun) yaitu 83,53% dan kelompok usia II (46-60 Tahun) yaitu 83,15% sehingga dapat disimpulkan bahwa masyarakat Jawa di Perkebunan Fajar Agung masih mengenal dan menggunakan leksikon-leksikon kegulmaan dalam bahasa Jawa. Berdasarkan pembahasan kedua, terdapat dua faktor kebertahanan yang memengaruhi tingkat pemahaman leksikon kegulmaan pada MJFA, yaitu yaitu faktor yang berkaitan dengan linguistik dan non-linguistik. Faktor linguistik yang memengaruhi kebertahanan leksikon kegulmaan pada MJFA, yaitu berhubungan dengan tendensi MJFA terhadap bahasa Jawa. Kemudian faktor non-linguistik, yaitu perilaku konservatif MJFA terhadap gulma, adaptasi fisiologi gulma terhadap herbisida, konsistensi penggunaan peralatan tradisional pengendalian dan pemberantasan gulma, kesejahteraan MJFA, pendidikan MJFA.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adjeng, A. N. T., Ruslin, R., & Pascayantri, A. (2020). Sosialisasi dan edukasi pemanfaatan tanaman berkhasiat obat dalam menghadapi masa pandemi covid-19 di Kota Kendari. Jurnal Mandala Pengabdian Masyarakat, 1(2), 62-69. https://doi.org/10.35311/jmpm.v1i2.13

Adliza, A., Oktavianus, O., & Usman, F. (2021). Leksikon verba dan nomina bahasa Tanjung Pucuk Jambi Kabupaten Tebo Provinsi Jambi dalam lingkungan perladangan: Kajian ekolinguistik. LINGUA: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 18(1), 48-61. https://doi.org/10.30957/lingua.v18i1.671

Adriyani, R. (2006). Usaha pengendalian pencemaran lingkungan akibat penggunaan pestisida pertanian. Jurnal Kesehatan Lingkungan, 3(1), 95-106. Retrived from https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/57314315/Control_of_Environmental_Pollution_cause-with-cover-page-v2.pdf?Expires=1625210234&Signature=czrF6hK4UlBAucGC2kwxvPylSYKNBmFjwJpCBbY0k2eAjPCb9PTjYfIdhVBfSIr1BdiUg-0~cGovGeFIDxXeNTqFAHB0cftsp3qnzc8vxwiA9-yH4cKF3iR5RqquT1oFaCizM-LyNpH4Ld1GXqGdDKGNq73108pAMUY4IOvbVAVX6a1D4wn7Lx0yLxGCkdO0SVqn9zn7RDAJDEA2efDlOpkFcl4BdGfMVWkWIOc2zWmv6pQ7wImgfviqidqqxcl6XGvEuPJLtEz-VUHznCP8b7Ko546f6Q9LAK0Zzbbe1Rb2xiT~d8nMb-qzVwIxgCn6pyM6z8B8Es7JtJh-tEOA4A__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA

Amano, T., Sandel, B., Eager, H., Bulteau, E., Svenning, J. C., Dalsgaard, B., & Sutherland, W. J. (2014). Global distribution and drivers of language extinction risk. Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences, 281(1793), 1587-1574. https://doi.org/10.1098/rspb.2014.1574

Arif, A. (2015). Pengaruh bahan kimia terhadap penggunaan pestisida lingkungan. Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar, 3(4), 134-143. https://doi.org/10.24252/jurfar.v3i4.2218

Fasold, R. (2001). The Sociolinguistics of Society. USA: Blackwell.

Fill, Anwar. (2001). The Ecolinguistics Reader Language, Ecology And Environment. London: Continum.

Fishman, J. A. (1972). The Sociology of Language. Rowley, Massachusetts: Newbury House Publishers.

Fitria, A., Rabiâ, A., & Syahrani, A. (2019). Pemertahanan leksikon kemaritiman dalam bahasa Melayu Sambas di Desa Jawai Laut. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(3), 1-8. Retrived from https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/31906/75676580493

Genua, V. (2018). Makna teks kenangibho bewa ‘ratapan’dalam ritual matamosalaki tradisi etnik Lio Ende Flores: Perspektif ekolinguistik. Tutur: Cakrawala Kajian Bahasa-Bahasa Nusantara, 4(2), 133-141. Retrived from http://tutur.apbl.org/index.php/tutur/article/view/84

Ghazali, N., Jaafar, M. F., & Radzi, H. (2019). Peralihan bahasa Cham dalam Masyarakat Cham di Malaysia: Analisis Sosiolinguistik (Language Shift among the Malaysian Cham Community: A Sociolinguistic Analysis). GEMA Online® Journal of Language Studies, 19(2), 52-69. http://dx.doi.org/10.17576/gema-2019-1902-04

Herdiansyah, E. (2017). Kehidupan kuli kontrak Jawa di perkebunan tembakau Sumatera Timur tahun 1929-1942. Avatara 5(3), 13-24. Retrived from https://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/index.php/avatara/article/view/21033

Hidayah, N., Dharmawan, A. H., & Barus, B. (2016). Ekspansi perkebunan kelapa sawit dan perubahan sosial ekologi pedesaan. Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan, 4(3), 249-56. Retrived from 14434-Article%20Text-42577-1-10-20161225.pdf

Iku, P. F. (2020). Faktor-faktor pemertahanan khazanah lingual kepadian pada masyarakat tutur bahasa Manggarai. PROLITERA: Jurnal penelitian pendidikan, bahasa, sastra, dan budaya, 3(1), 107-111. https://doi.org/10.36928/jpro.v3i1.629

Iyung, Pahan. (2008). Panduan lengkap kelapa sawit manajemen agribisnis dari hulu hingga hilir. Jakarta: Penebar Swadaya.

Jupitasari, M. (2021). Leksikon etnomedisin pada pengobatan penyakit kulit melayu sukadana: Kajian ekolinguistik. Jurnal Elektronik Wacana Etnik, 10(1), 1-9. http://dx.doi.org/10.25077/we.v10.i1.156

Kadek, N., Dwiyani, S. S., & I Kadek, P. (2014). Peran stasiun televisi lokal di Bali dalam upaya pemertahanan bahasa Bali sebagai bahasa ibu. Segara Widya, 1(1), 23-36. retrived from http://repo.isi-dps.ac.id/2362/

Kardi, G., Madeten, S. S., & Syahrani, A. (2019). Leksikon perpadian dalam masyarakat Dayak Jalai di Kabupaten Ketapang. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(9), 1-12. Retrived from https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/35441

Keman, S. (2001). Bahan ajar toksikologi lingkungan. Surabaya: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

Kurniawan, M. A., Usman, M., & Iswary, E. (2019). Kearifan ekologis dalam leksikon bahasa rimba di hutan bukit duabelas Jambi: Kajian ekolinguistik. Jurnal Ilmu Budaya, 7(1), 30-42. Retrived from https://journal.unhas.ac.id/index.php/jib/article/view/6368

Mahayana, I. M. A., Sukiani, N. K., Suwendri, N. M., & Winaya, M. D. (2019). Leksikon-leksikon flora dalam metafora bahasa Bali: Kajian Ekolinguistik. KULTURISTIK: Jurnal Bahasa dan Budaya, 3(2), 41-50. https://doi.org/10.22225/kulturistik.3.2.1192

Mahsun. (1995). Dialektologi diakronis suatu pengantar. Yogyakarta: Gadjah Mada University Pers.

Mardikantoro, H. B. (2016). Pemertahanan bahasa Jawa dalam pertunjukan kesenian tradisonal di Jawa Tengah. LITERA, 15(2), 269-280. https://doi.org/10.21831/ltr.v15i2.11828

Mbete, Aron Meko. (2009). Ekolinguistik: Perspektif kelinguistikan yang prospektif. Denpasar: Universitas Udayana.

Mufwene, S. S. (2002). Colonization, globalization and the plight of ‘weak’languages. Journal of linguistics, 38(2), 375-395. https://doi.org/10.1017/S0022226702001391

Ndruru, M. (2020). Leksikon Flora pada bolanafo bagi guyub tutur Nias kajian ekolinguistik. Jurnal Education and Development, 8(2), 257-257. Retrived from http://journal.ipts.ac.id/index.php/ED/article/view/1691

Nurdin, N. B. (2012). Pergeseran dan pemertahanan bahasa. Diglossia: Jurnal Kajian Ilmiah Kebahasaan dan Kesusastraan, 4(1), 1-7. http://dx.doi.org/10.26594/diglossia.v4i1.226

Rafael, A. M. D., & Ate, C. P. (2020). Pemertahanan bahasa Tetun dalam guyub tutur masyarakat bekas pengungsi Timor-Timur di Desa Manusak Kabupaten Kupang. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal), 6(1), 27-38. https://doi.org/10.22219/kembara.v6i1.11708

Rajistha, I. G. N. A. (2016). Beblaba dan bahasa Bali dalam perspektif ekolinguistik. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(1), 79-94. https://doi.org/10.22225/jr.2.1.50.79-94

Santoso, W. J. (2017). Analisis sosio-ekono-ekolinguistik terhadap pemertahanan leksikon tanaman tradisonal untuk bumbu masak bagi mahasiswi di Kota Semarang. JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(2), 69-76. https://dx.doi.org/10.26737/jp-bsi.v2i2.250

Sari, M. Y., Rabiâ, A., & Syahrani, A. (2019). Khazanah leksikon kelautan dalam bahasa melayu dialek sukadana. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 8(3), 1-10. Retrived from https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/31630

Shin, Chong, Hendrikus Mangku, and James Thomas Collins. (2018). Pemilihan Bahasa Komuniti Penan Muslim di Sarawak (The Language Choices of the Muslim Penan Community in Sarawak). GEMA Online® Journal of Language Studies, 18(4), 61–80. 10.17576/gema-2018-1804-05.

Sinungharjo, F. X. (2020). Leksikon biotik di panggung musik: Perspektif ekolinguistik. Sintesis, 14(2), 109-130. https://doi.org/10.24071/sin.v14i2.2675

Spolsky, Bernard. (2009). Language Management. Cambridge: Cambridge University Press.

Sugiono. (2015). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sujana. (2010). Metoda statistika. Jakarta: Tarsito.

Suktiningsih, W. (2016). Dimensi Praksis dan model dialog leksikon fauna masyarakat Sunda: Kajian ekolinguistik. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(1), 142-160. https://doi.org/10.22225/jr.2.1.54.142-160

Syamsuddin, Vismaia. (2015). Metode penelitian pendidikan bahasa. Bandung: Rosda Karya.

Tampubolon, Koko, dan Purba, Edison. (2018). Konfirmasi resistensi eleusine indica terhadap glifosat pada perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Langkat. Jurnal Pertanian Tropik, 5(2), 276–83. https://doi.org/10.32734/jpt.v5i2.3016

Tarigan, B., & Sofyan, R. (2017). Local wisdom in the ecolexicon used in the new version of Karonese traditional game “cengkah-cengkah”. In 6th International Conference on Language and Arts (ICLA), Padang, West Sumatra, Indonesia (pp. 18-19).

Thatsanai, R. (2017). The Promoting factor for co-existence with thais: A case study of migrant workers in Pathum Thani, Thailand. Asian Political Science Review, 1(2). Retrived from https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?abstract_id=3180707

Thomason, Sarah Grey. (2011). Language Contact: An introductiomn. Edinburgh: Edinburgh University Press.

Wharton, Amy S. (2005). The sociology of gender: An introduction to theory and research. Malden, MA: Blackwell Pub.

Widyanigrum, H. K. (2017). Campur Kode Siaran Radio Most FM Penyiar Ari di Kota Malang. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal), 3(1), 49-54. https://doi.org/10.22219/kembara.v3i1.4377

Wirianta, G., & Umiyati, M. (2016). Matriks fungsi morfem sesenggakan bahasa Bali: Kajian ekolinguistik. RETORIKA: Jurnal Ilmu Bahasa, 2(2), 409-426. https://doi.org/10.22225/jr.2.2.69.409-426

Downloads

Published

2021-07-05

How to Cite

Putra, W., Widayati, D. ., Dardanila, D., & Amanda, S. . (2021). Leksikon kegulmaan pada masyarakat Jawa di Perkebunan Fajar Agung, Kecamatan Pegajahan, Kabupaten Serdang Bedagai: Kajian ekolinguistik . KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 7(1), 198–215. https://doi.org/10.22219/kembara.v7i1.15432

Issue

Section

Articles