Ibhas: Ludling bahasa Minangkabau dialek pesisir selatan
DOI:
https://doi.org/10.22219/kembara.v7i2.16979Keywords:
Bahasa Minangkabau, Fonologi, Ludling, MorfologiAbstract
Ludling dikenal sebagai bahasa rahasia, atau bahasa terbalik adalah pengucapan khusus yang melibatkan manipulasi fonologis dari bahasa aslinya. Bahasa Minangkabau sebagai bagian dari rumpun bahasa Melayu kaya akan variasi ludling namun penelitian mengenai ludling ini masih sangat sedikit sekali. Sumber data dari penelitian ini adalah ludling yang digunakan oleh penutur bahasa Minangkabau dialek Pesisir Selatan yang lahir pada tahun 1980an sampai awal 1990an. Istilah ibhas digunakan untuk ludling yang dihasilkan dari daerah ini, \ibhas\ adalah ludling dari \bahaso\ yang digunakan oleh para penutur. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembentukan ibhas ludling serta menggambarkan fenomena aturan yang ada pada ibhas ludling dengan menggunakan pendekatan penelitian deskriptif. Teknik yang digunakan adalah teknik rekam dan teknik wawancara. Data ditranskripsi dan dianalisa menggunakan program elan dan toolbox, sehingga terkumpul korpus ibhas. Dari hasil penelitian ditemukan pembentukan ludling berdasarkan kata dasar dengan silabel, kata berafiks, dan kata depan. Dalam pembentukan ibhas ludling terjadi penambahan segmen [i] pada kata dua silabel dengan awal bunyi K dan segmen [si] pada awal bunyi V dan terjadi penghilangan K, V, atau KV pada silabel kedua. Penyisipan segmen [i] setelah silabel pertama terjadi pada kata dengan tiga silabel dan penghilangan separuh bunyi atau penuh pada silabel ketiga. Aturan yang didapat dalam ludling ini adalah: KVKV(K)(V)à[i]-KVK; KVVKà[i]-KVV; VK(K)VKà [si]-VK; KVKVKVàKV-[i]-KVK. Sebagaimana bahasa yang terus berkembang ludling pun ikut berkembang dengan pesat. Ludling tidak hanya dapat dilihat dari sisi internalnya tetapi dapat juga dari segi eksternal seperti dari segi sejarah, sosial budaya, dan lainnya.
Downloads
References
Alekseevna Izmaylova, G., Rafaelevna Zamaletdinova, G., & Zholshayeva, M. S. (2017). Linguistic and social features of slang. International Journal of Scientific Study, 5(6), 3–7. https://doi.org/10.17354/ijssSept/2017/016
Azizah, A. R. (2019). Penggunaan bahasa Indonesia dan bahasa gaul di kalangan remaja. Jurnal Skripta, 5(2), 33-39. https://doi.org/10.31316/skripta.v5i2.424
Bowden, J. (2015). Towards a history, and an understanding of Indonesian slang. Nusa, 58, 9–24.
Brown, Z. C., Anicich, E. M., & Galinsky, A. D. (2020). Compensatory conspicuous communication: Low status increases jargon use. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 161(July), 274–290. https://doi.org/10.1016/j.obhdp.2020.07.001
Chaer, A., & Agustina, L. (2010). Sosiolinguistik perkenalan awal. Bandung: Rineka Cipta.
Crouch, S. (2008). A Minangkabau ludling. Paper Presented at ISMIL 12, Leiden, The Netherlands, 26th - 27th June 2008, June, 1–16.
Crouch, S. E. (2009). Voice and verb morphology in Minangkabau, a language of West Sumatra, Indonesia. University of Western Australia.
Djajasudarma, F. (2010). Metode linguistik ancangan metode penelitian dan kajian. Bandung: Rafika Aditama.
Elisa Mattiello, W. U. D. (2021). A post-loan word formation pattern: Latinate English synthetic compounds. Lingua, 253(9), 1689–1699. https://doi.org/10.1016/j.lingua.2021.103029
Elsevier, & Weg, H. (1996). Kibalele "form and function of a secret language in Bukavu ( Zaire )*. 25, 123–143.
Frazier, M., & Kirchner, J. S. (2011). Correspondence and reduplication in language play: Evidence from Tigrinya and Ludling Typology. 1–48.
Gil, D. (1990). Speacking backwards in Tagalog. Eighth Conference of the Asian Association on National Languages, Kuala Lumpur, Malaysia.
Gil, D. (2002). Ludlings in Malayic Languages: An Introduction. PELBBA 15, Pertemuan Linguistik (Pusat Kajian) Bahasa Dan Budaya Atma Jaya: Kelima Belas, 8, 1–36.
Gil, D. (2013). Monosyllabic Words, Foot Structure, Ludlings and Dialectal Variation in Malay / Indonesian. Paper Presented at Seventeenth International Symposium on Malay and Indonesia Languages, Bung Hatta University.
Gobbo, F. (2017). Are planned languages less complex than natural languages? Language Sciences, 60, 36–52. https://doi.org/10.1016/j.langsci.2016.10.003
Haryanto, Sofyan, A., & A. Erna Rochiyati. (2012). Penggunaan jargon dalam transaksi jual-beli di pasar sapi kalisat Kabupaten Jember. Artikel Ilmiah Mahasiswa.
Hilman, Y. G., Amelia, Z. S., Setia, E., & Mono, U. (2020). Analisis penggunaan bahasa prokem melalui akun media sosial - youtube Gofar Hilman. TAlenta Confrence Series: Local Wisdom, Social, and Arts, 3(3). https://doi.org/10.32734/lwsa.v3i2.907
Hoogervorst, T. G. (2014). Youth culture and urban pride the sociolinguistics of East Javanese Slang. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 15(1), 104. https://doi.org/10.17510/wjhi.v15i1.107
Istiqomah, D. S., Syifa Istiqomah, D., & Nugraha, V. (2018). Analisis penggunaan bahasa prokem dalam media sosial. Parole: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 665(5), 665–674. http://dx.doi.org/10.22460/p.v1i5p%25p.966
Laycock, D. (1972). Towrds a typology of ludlings or play languages. Linguistic Communication: Working Papers of the Linguistic Society of Australia, 6, 61–113.
Mattiello, E., & Dressler, W. U. (2021). A post-loan word formation pattern: Latinate English synthetic compounds. Lingua, 253. https://doi.org/10.1016/j.lingua.2021.103029
Melissaropoulou, D. (2016). Variation in word formation in situations of language contact: The case of Cappadocian Greek. Language Sciences, 55, 55–67. https://doi.org/10.1016/j.langsci.2016.02.005
Miftahuddin, A. (2015). Pembentukan kata dan istilah dalam bidang hubungan internasional pada bahasa Arab tinjauan semantis dan morfologis. Al-Ma’rifah, 12(02), 18–32. https://doi.org/10.21009/almakrifah.12.02.02
Moussay Gerard. (1998). Tata bahasa Minangkabau (XIII). Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.
Mujianto, G., & Sudjalil, S. (2021). Tipe modifikasi fonem kata serapan asing ke dalam bahasa Indonesia pada surat kabar online berbahasa Indonesia. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal), 7(1), 1-19. https://doi.org/10.22219/kembara.v7i1.16206
Nuryadi. (2019). Kata dan proses pembentukan kata dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia: Suatu analisis kontrastif. Makna, 4(1), 114–127.
Operstein, N. (2018). Toward a typological profile of lingua franca: A view from the lexicon and word formation. Language Sciences, 66, 60–82. https://doi.org/10.1016/j.langsci.2017.12.007
Pradianti, W. (2013). The use of slang words among junior high school students in everyday conversation (a Case Study in the Ninth Grade Students of a Junior High School in Bandung). Passage, 1(1), 87–98.
Punske, J., & Butler, E. (2019). Do me a syntax: Doggo memes, language games, and the internal structure of English. Ampersand, 6(April), 100052. https://doi.org/10.1016/j.amper.2019.100052
Rahman, F., Yandri, & Hariri, M. (2019). Variasi Bunyi Bahasa Krinci Isolek Rawang. 4(1).
Rengganis, C., Suganda, D., & Darmayanti, N. (2019). Bahasa rahasia pada kalangan pengguna napza di kota/Kabupaten Bandung. Metalingua, 18(2), 177–189.
Simpen, I. W. (2017). Dinamika pembentukan kata bahasa Indonesia. Retorika: Jurnal Ilmu Bahasa, 1(2), 319–330. https://doi.org/10.22225/jr.1.2.37.319-330
Sudaryanto. (2015). Metode dan aneka teknik analisis bahasa. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Sudjalil. (2018). Tipologi abreviasi dalam surat kabar berbahasa Indonesia. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-journal), 4(1), 71–84. https://doi.org/10.22219/kembara.v4i1.5719
Trimastuti, W. (2017). An analysis of slang words used in social media. Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran, 5(2), 64–68.
Widyastuti. (2015). Proses pembentukan nomina bahasa muna dialek Gu-Mawasangka. Humanika, 3(15), 13-24.
Wulandari, A. (2016). Penggunaan jargon oleh komunitas chatting whatsapp grup. Transformatika, 12(September), 60.
Yannuar, N. (2018). Wòlak-waliké jaman1: Exploring contemporary walikan in public space. Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia, 19(1), 100–121. https://doi.org/10.17510/wacana.v19i1.625.Nurenzia
Yannuar, N., Iragiliati, E., & Zen, E. L. (2017). Bòsò walikan Malang’s address practices. GEMA Online Journal of Language Studies, 17(1), 107–123. https://doi.org/10.17576/gema-2017-1701-07
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with The KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) agree to the following terms:
Articles are published under the Creative Commons Attribution 3.0 Unported License (CC-BY 3.0).
Under the CC-BY license, authors retain ownership of the copyright for their article, but authors grant others permission to use the content of publications in KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) in whole or in part provided that the original work is properly cited. Users (redistributors) of KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya are required to cite the original source, including the author's names, KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) as the initial source of publication, year of publication, volume number and DOI (if available).
Authors may publish the manuscript in any other journal or medium but any such subsequent publication must include a notice that the manuscript was initially published by KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal).
Authors grant KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) the right of first publication. Although authors remain the copyright owner, they grant the journal the irrevocable, nonexclusive rights to publish, reproduce, publicly distribute and display, and transmit their article or portions thereof in any manner.