Pergeseran ekoleksikon nama orang Bali: Studi kasus kajian ekolinguistik
DOI:
https://doi.org/10.22219/kembara.v8i2.21196Keywords:
Ekolinguistik, Ekoleksikon, Nama orang BaliAbstract
Sistem penamaan manusia memiliki hubungan yang erat dengan budaya dan kebiasaan. Budaya masyarakat akan memengaruhi sistem penamaan manusia dari masa ke masa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nama orang Bali dari generasi ke generasi yang dianalisis menggunakan kajian Ekolinguistik. Tata cara pemberian nama seseorang dalam setiap budaya memiliki keunikan masing-masing. Keunikan teresebut ditemui pada sistem penamaan orang Bali. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif dengan menerapkan teknik rekam dan catat. Data penelitian ini merupakan nama-nama orang Bali yang dikumpulkan dalam satu banjar yaitu di Br. Sari, Desa Talibeng Kec. Sidemen Kab. Karangasem. Data diperoleh dengan mendata dan mencatat nama warga melalui kelian adat (ketua adat). Subjek penelitian ini adalah informan utama yaitu kelian adat (ketua adat) dan kelian dinas (ketua urusan luar adat atau kedinasan). Berdasarkan hasil analisis data maka ditemukan bahwa variasi leksikon yang digunakan sebagai nama orang Bali pada kelahiran tahun 1920an didominasi dengan nama yang berhubungan dengan lingkungan. Sebanyak 43% masyarakat menggunakan leksikon yang berhubungan dengan lingkungan sebagai nama anak, diikuti dengan kata sifat sebanyak 34%, beberapa variasi leksikon lainnya yang digunakan sebagai nama anak yaitu kata kerja sebanyak 10%, nama hari sebanyak 9% dan nama tokoh sebanyak 9%. Pada kelahiran tahun 1960an, nama orang Bali bergeser menjadi nama-nama tokoh pewayangan, nama hari, nama tokoh dewa-dewi. Pada kelahiran tahun 1980an sampai sekarang nama orang Bali dipengaruhi oleh bahasa asing. Faktor-faktor utama yang memengaruhi pergeseran ekoleksikon nama orang Bali di generasi kelahiran tahun 1960an adalah karena masuknya informasi-informasi baru tentang keagamaan dan kesusastraan yang sering disajikan dalam bentuk hiburan rakyat. Faktor-faktor penyebab pergeseran ekoleksikon nama orang Bali pada kelahiran 1980an adalah karena adanya faktor urbanisasi, ekploitasi alam, dan faktor globalisasi. Berdesakan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pergeseran leksikon nama orang Bali merupakan salah satu bentuk pergeseran budaya, gaya hidup dan lingkungan masyarakat yang berubah dari masa ke masa.
Downloads
References
Achsani, F. (2020). Dari generasi millenial hingga generasi alfa: Analisis nama masyarakat Banaran-Bugel. Mabasan, 14(1), 89–106. https://doi.org/10.26499/mab.v14i1.329
Alexandre, R., & Stibbe, A. (2014). From the analysis of ecological discourse to the ecological analysis of discourse. Language Science, 41, 104-110. https://doi.org/10.1016/j.langsci.2013.08.011
Amin, M. F., & Suyanto, S. (2017). Pergeseran dan pemertahanan bahasa ibu dalam ranah rumah tangga migran di Kota Semarang. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 12(1), 15-26. https://doi.org/10.14710/nusa.12.1.15-26
Ardiyasa, I. N. S., & Anggraini, P. M. R. (2020). Tradisi perang api pada masyarakat Bali. Genta Hredaya, 5(2), 135–144. https://doi.org/10.55115/gentahredaya.v5i2.1863
Bandana, I. G. W. S. (2015). Sistem nama orang Bali: Kajian struktur dan makna. Aksara, 27(1), 1–11. Retrieved from http://aksara.kemdikbud.go.id/jurnal/index.php/aksara/article/view/166/96
Devi Mulatsih. (2014). Pergeseran dan pemertahanan bahasa di wilayah Pangandaran. LOGIKA: Jurnal Ilmiah Lemlit Unswagati Cirebon, 10(1), 28-41. Retrieved from http://jurnal.ugj.ac.id/index.php/logika/article/view/2075
Dewi, P. M. (2019). Kajian tentang perkembangan globalisasi dalam formulasi kebijakan pembangunan hukum nasional Indonesia. ADIL Indonesia Journal, 1(2), 42-49. Retrieved from http://jurnal.unw.ac.id:1254/index.php/AIJ/article/view/373/312
Erawati, N. K. R. (2015). Eksistensi dan dinamika kosakata bahasa Jawa kuna pada masyarakat Bali masa kini. Jurnal Kajian Bali, 5(1), 123–142.
Fishman, J. A. (1991). Reversing language shift: Theoretical and empirical foundations of assistance to threatened language. Philadelphia: Philadelphia Press.
Haugen, E. (1972). The ecology of language. Stanford: Stanford University Press.
Holmes, J. (2001). An introduction to sociolinguistics. USA: Longman Group.
Ibrahim, I., Ruslan, R., Asnur, M. N. A., Sabata, Y. N., & Kahar, M. S. (2019). Faktor sosial yang berpengaruh terhadap pergeseran Bahasa Lowa. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-journal), 5(2), 208-218. https://doi.org/10.22219/kembara.vol5.no2.208-218
Indrawan, I. (2015). Konotasi nama-nama diri: Sebuah studi tentang sikap bahasa dosen dilihat dari persepsi mereka tentang tingkat kecerdasan mahasiswa berdasarkan nama-nama mereka. Vidya Samhita, 1(1), 12-23. http://ejournal.ihdn.ac.id/index.php/vs/article/view/4
Juliantini, I. K. S. (2018). Analisis karakter pada tokoh utama dalam satua Ni Diah Tantri serta implikasinya terhadap perempuan Hindu masa kini. Jayapanguspress, 1(3), 249–259.
Kade Galuh, I. G. A. A. (2016). Media sosial sebagai strategi gerakan Bali tolak reklamasi. Jurnal Ilmu Komunikasi, 13(1), 73–92. https://doi.org/10.24002/jik.v13i1.602
Lestari, C. B., Zuriyati, Z., & Nuruddin, N. (2019). Budaya Sunda pada novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado: Suatu kajian antropologi sastra. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-journal), 5(2), 157-167. https://doi.org/10.22219/kembara.vol5.no2.157-167
Lestawi, I. N., Subawa, I. M. P., & Bunga, D. (2019). Pemberian nama adat dalam hukum perkawinan Adat di desa Julah Kecamatan Tejakula Kabupaten Buleleng. DiH: Jurnal Ilmu Hukum, 15(2), 187–200. https://doi.org/10.30996/dih.v15i2.2508
Lubis, K. (2018). Semiotik fauna dalam acara Mangupa pada perkawinan Adat Tapanuli Selatan: Kajian ekolinguistik. LINGUISTIK : Jurnal Bahasa dan Sastra, 3(1), 33-45. https://doi.org/10.31604/linguistik.v3i1.33-45
Mbete, A. M., Koroh, L., Setiawan, I. N., & Sari, R. P. (2020). Ekolinguistik: Analisis kasus dan penerapan prinsip dasar. Yogtakaarta: Jayapangus Press Book.
Miharja, D. (2017). Adat, budaya dan agama lokal studi gerakan ajeg Bali agama Hindu Bali. Kalam, 7(1), 53-78. https://doi.org/10.24042/klm.v7i1.444
Mohd. Fauzi, & Hermansyah. (2021). Representasi, relasi dan identitas undang-undang Laut: Kajian ekolinguistik kritis. Jurnal Ilmu Budaya, 17(2), 131–147.
Nabal, A. R. J., & Djaja, K. (2022). Dampak kepariwisataan terhadap perubahan pola urbanisasi di Indonesia. Region: Jurnal Pembangunan Wilayah dan Perencanaan Partisipatif, 17(1), 70-84. https://doi.org/10.20961/region.v17i1.41465
Nuari, P. F. (2020). Penamaan menu makanan di Bali. Belajar Bahasa: Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(1), 73–90. https://doi.org/10.32528/bb.v5i1.3008
Nurrohim. (2019). Kerajaan dan komunitasnya: Sejarah dan teori keberadaan komonitas Bahari di Masa Sriwijaya. Tsaqofah dan Tarikh: Jurnal Kebudayaan dan Sejarah Islam, 4(2), 133-142. https://doi.org/10.29300/ttjksi.v4i2.1914
Pepinsky, T. B., Abtahian, M. R., & Cohn, A. C. (2022). Urbanization, ethnic diversity, and language shift in Indonesia. Journal of Multilingual and Multicultural Development, 2002, 1–19. https://doi.org/10.1080/01434632.2022.2055761
Putra, I. K. S., & Priyantini, I. G. A. P. N. (2021). Perlindungan hak cipta terhadap ekspresi budaya tradisional geguritan Bali di Indonesia. Jurnal Media Komunikasi, 3(2), 108–120.
Putri, I. G. A. V. W., & Nurita, W. (2021). Critical condition in Balinese lexicon extinction. Journal of Language and Linguistic Studies, 17(4), 1773–1786. https://doi.org/10.52462/jlls.129
Renjaan, M. (2014). Leksikon bahasa Kei dalam lingkungan kelautan: Kajian ekolinguistik. Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana 21(41), 1–24.
Rini, N., Zees, S. R., & Pandiya, P. (2019). Pemberian nama anak dalam sudut pandang Bahasa. Epigram, 15(2), 145-153. https://doi.org/10.32722/epi.v15i2.1276
Santoso, W. J. (2017). Analisis sosio-ekono-ekolinguistik terhadap pemertahanan leksikon tanaman tradisonal untuk bumbu masak bagi mahasiswi di Kota Semarang. JP-BSI (Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia), 2(2), 69-76. https://doi.org/10.26737/jp-bsi.v2i2.250
Saskara, I. P. A. (2020). Analisis geguritan pemuteran mandara giri sebagai sarana komunikasi sosial. COMMUNICARE, 1(1), 25–29.
Steffensen, S.V., Fill, A. (2022). Ecolinguistics: The state of the art and future horizons. Language Science, 41. https://doi.org/10.1016/j.langsci.2013.08.003
Subiyanto, A. (2013). Ekolinguistik: Model analisis dan penerapannya. Humanika, 18(2), 1-9. https://doi.org/10.14710/humanika.18.2
Sudaryanto. (1993). Metode dan teknik analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta wacana University Press.
Suwardani, N. (2015). Pewarisan nilai-nilai kearifan lokal untuk memproteksi masyarakat Bali dari dampak negatif globalisasi. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 5(2), 247–264.
Suweta, I M. (2021). Dinamika bahasa Bali dalam perkembangan kebudayaan Bali. Maha Widya Bhuwana: Jurnal Pendidikan, Agama dan Budaya, 4(1), 10-18. Retrieved from http://jurnal.stahnmpukuturan.ac.id/index.php/bhuwana/article/view/1474
Suweta, I Made. (2013). Ecolinguistics approach in preservation rare plants growing in Bali. International Journal of Linguistics, 5(1), 283–295. https://doi.org/10.5296/ijl.v5i1.3311
Swarniti, N. W., & Yuniari, N. M. (2019). Keberadaan leksikon pohon langka di Denpasar: Studi ekolinguistik. Seminar Nasional INOBALI 2019 Inovasi Baru dalam Penelitian Sains, Teknologi dan Humaniora, 405–411. Retrieved from https://eproceeding.undwi.ac.id/index.php/inobali/article/view/180
Sztompka, P. (2011). Sosiologi perubahan sosial. Jakarta: Prenada Media Group.
Temaja, I. G. B. W. B. (2018). Sistem penamaan orang Bali. Humanika, 24(2), 60–72. https://doi.org/10.14710/humanika.v24i2.17284
Wijana, I. D. P. (2016). Bahasa dan etnisitas: Studi tentang nama-nama rumah makan Padang. Linguistik Indonesia, 34(2), 195-206. https://doi.org/10.26499/li.v34i2.50
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with The KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) agree to the following terms:
Articles are published under the Creative Commons Attribution 3.0 Unported License (CC-BY 3.0).
Under the CC-BY license, authors retain ownership of the copyright for their article, but authors grant others permission to use the content of publications in KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) in whole or in part provided that the original work is properly cited. Users (redistributors) of KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya are required to cite the original source, including the author's names, KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) as the initial source of publication, year of publication, volume number and DOI (if available).
Authors may publish the manuscript in any other journal or medium but any such subsequent publication must include a notice that the manuscript was initially published by KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal).
Authors grant KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya (e-Journal) the right of first publication. Although authors remain the copyright owner, they grant the journal the irrevocable, nonexclusive rights to publish, reproduce, publicly distribute and display, and transmit their article or portions thereof in any manner.