Post-kolonialisme perempuan dalam novel “Gadis Pantai” dan film “The Last Princess” (kajian intertekstualitas)

Authors

  • Akhirul Insan Nur Rokhmah Universitas Sebelas Maret, Indonesia
  • Nugraheni Eko Wardani Universitas Sebelas Maret, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22219/kembara.v9i1.23518

Keywords:

Film, Intertekstualitas, Novel, Perempuan, Postkolonialisme

Abstract

Karya sastra sejarah dalam era pasca-kolonial memiliki cirik has tersendiri di mana perempuan dihadapkan pada suatu tindakan agresif para penjajah yang menyebabkan keterlindasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi intertekstual dalam karya sastra post-kolonialisme yaitu novel Gadis Pantai dan film The Last Princess. Metode penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif-kualitatif dengan metode penelitian mengalir. Teknik analisis data yaitu menggunakan triangulasi teori. Peneliti mengumpulkan teori-teori intertekstualitas, dan teori post-kolonialisme perempuan untuk diterapkan ke dalam penelitian ini. Cara untuk memvalidasi data, peneliti membuat deskripsi yang kaya dan padat. Hasil penelitian ini adalah konsep oposisi dalam novel Gadis Pantai terlihat melalui sistem kekuasaan berupa kasta, patriarki, serta kesenjangan orang kota dan orang kampung. Konsep transposisi terlihat dari pergeseran bingkai cerita dan diferensiasi lapisan sosial. Konsep Transformasi dijelaskan dalam penyebutan kata ‘Bendoro’ menjadi kata ‘Nyonya Besar’ dan terjadi sedikit perbedaan bingkai cerita dalam novel terjemahannya. Konsep oposisi film The Last Princess terdapat dalam adegan sikap priyayi dan sikap proletar, sikap pro-kontra terhadap penjajah, dan sikap raja dengan permaisurinya. Konsep transposisi terletak pada adegan di Jepang yang terjadi pergantian seting signifikan. Konsep transformasi perbedaan bahasa yang digunakan. Novel Gadis Pantai memiliki intertekstual sosial dan berkaitan erat dengan nilai-nilai mimikri yang ada dalam teori post-kolonialisme. Simpulan dari penelitian ini adalah beberapa bagian cerita sesuai dengan teori-teori post-kolonialisme perempuan. Film The Last Princess juga memberikan gambaran mengenai sejarah tentang dinasti terakhir di Korea, perjuangan dan kemerdekaan Korea. Keduanya melalui proses dalam teori Kristeva yakni konsep oposisi, transposisi, dan transformasi serta kaitannya dengan kondisi sosio-historis. Berdasarkan Teori Riffaterre terdapat hiponim yang berupa alur, perwatakan tokoh, dan kebudayaan patriarki yang berkembang di kedua belah karya sastra tersebut.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adika, P. (2021). Deconstructing the terrible gift of postcolonial African lives: An intertextual reading of Martin Egblewogbe’s Mr. Happy and the Hammer of God & Other Stories. Legon Journal of the Humanities, 32(1), 27-48. http://dx.doi.org/10.4314/ljh.v32i1.2

Bae, A. (2017). Helen kim as new woman and collaborator: A comprehensive assessment of Korean collaboration under japanese colonial rule. International Journal of Korean History, 22(1), 107-137. https://doi.org/10.22372/ijkh.2017.22.1.107

Bruno, A., & Kim, K. (2022). The conundrum of queen min’s portrait: A denied or partial identity? International Journal of Korean History, 27(1), 287-316. https://doi.org/10.22372/ijkh.2022.27.1.287

Creswell, J. (2021). Research design pendekatan metode kualitatif, kuantitatif, dan campuran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Drajat, A., & Anggradinata, L. (2021). Relasi antara metafora percintaan periode pascaperang dengan karya sastra realisme romantik dalam karya Nikolai Gribachov dan Utuy Tatang Sontani. Media Bahasa, Sastra, dan Budaya Wahana, 27(2), 605-611. https://doi.org/10.33751/wahana.v27i2.4549

Ferhi, S., & Zerar, S. (2019). James Joyce and critical resistance in dubliners: A postcolonial perspective. International Journal of Arts & Sciences, 12(1), 267–286.

Gandhi, L. (2019). Postcolonial theory a critical introduction. New York: Columbia University Press.

Ginting, S., Simbolon, I., & Nastiti, Y. (2021). Nilai dan makna larangan marsiolian sesama marga parna suku Batak. Jurnal Basataka (JBT), 4(1), 7-12. Retrieved from http://jurnal.pbsi.uniba-bpn.ac.id/index.php/BASATAKA/article/view/104

Goswami, N. (2019). Subjects that matter philosophy, feminism, and postcolonial theory. New York: State University of New York Press.

Hafid, A. (2022). Diskriminasi Bangsa belanda dalam novel salah asuhan karya abdoel moeis (kajian postkolonial). KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 3(1), 123-134. https://doi.org/10.22219/kembara.v3i2.5609

Hamid, R. (2019). Sastra dan penjajahan: Membaca karya pengarang tersohor Indonesia dan Malaysia. JENTERA: Jurnal Kajian Sastra, 5(2), 42-58. https://doi.org/10.26499/jentera.v5i2.365

Hatley, B. (2008). Sastra Indonesia modern kritik postkolonial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Ilma, A. A. (2016). Representasi penindasan ganda dalam novel mirah dari banda berdasarkan perspektif feminisme poskolonial. Poetika: Jurnal Ilmu Sastra, 4(1), 3-9. https://doi.org/10.22146/poetika.v4i1.13310

Jacobs, J. (2020). An Absent Presence: Intertextual Appropriation in Michael K by Nthikeng Mohlele. Journal of Literary Studies, 36(2), 33-48. https://doi.org/10.1080/02564718.2020.1787707

Jaelani, G. (2020). Perempuan Sunda dan Pelacuran di Zaman Kolonial. Purbawidya, 9(2), 199-216.

Kristeva, J. (1980). Desire in language. New York: Columbia University Press.

Mardani, N., Rasna, I., & Artawan, G. (2020). Analisis Intertekstual pada Novel Rahvayana Karya Sujiwo Tejo dan Novel Kitab Omong Kosong Karya Seno Gumira Ajidarma. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 9(1), 15-23. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v9i1.24506

Muzakka. (2018). Hubungan Intertekstualitas Syair Paras Nabi dan Hikayat Nabi Bercukur. Nusa: Jurnal Ilmu Bahasa dan Sastra, 13(3), 341-350. https://doi.org/10.14710/nusa.13.3.341-350

Nasri, D. (2017). Oposisi Teks Anak dan Kemenakan Karya Marah Rusli: Kajian Intertekstual Julia Kristeva. Kandai, 13(2), 205-222. https://doi.org/10.26499/jk.v13i2.92

Nisa, I., & Andalas, E. (2021). Motif “Jaka Tarub” dan objektivitas perempuan dalam cerita rakyat nusantara. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(2), 438–462. https://doi.org/10.22219/kembara.v7i2.17984

Padgate, U. (2021). Unhomed at home: A postcolonial reading of Sherman Alexie’s “The Search Engine.” 3L: Language. Linguistics, Literature, 27(3), 145-158.

Prasetyani, R. (2017). Kritik Sosial dalam Lirik Lagu Album SINESTESIA Karya Efek Rumah Kaca (Kajian Interteks Riffaterre dan Fungsionalisme Parsons-Albrecht). Jurnal Sapala, 3(1), 1-13.

Rabbani, I. (2022). Mooi-Indie dalam Narasi-Narasi Perjalanan FW Junghuhn dan Buku Puisi Priangan si Jelita Karya Ramadhan KH. Nura: Jurnal Nusantara Raya, 1(1), 44-60. Retrieved from https://ejournal.uinsaizu.ac.id/index.php/numera/article/view/6601

Riffatere. (1978). Semiotics of poetry. London: Indiana University Press.

Ruiz, M., Pastor, G., & Seghiri, M. (2019). Crossing the border between postcolonial reality and the outer world: Translation and representation of the third space into a fourth space. Culture, Language and Representation, 23(3), 57-72. https://doi.org/10.6035/clr.2019.21.4

Said, E. (1978). Orientalism. United States: Pantheon Books.

Sapanti, I. (2018). Ideologi dalam pidato kenegaraan Presiden Soekarno pada KTT Non-Blok di Kairo (analisis wacana kritis). Jurnal Konfiks, 5(2), 85-97. https://doi.org/10.26618/konfiks.v5i2.2111

Sarkar, N., & Sarkar, S. (2020). Kamila Shamsie’s Burnt Shadows and EM Forster’sa Passage to India: A Study of Intertextuality. IJRAR-International Journal of Research and Analytical Reviews (IJRAR), 7(1), 272-282.

Sarkisov, I. (2022). Comparative Description of Meters in Thai and Burmese Poetries. Studia Metrica et Poetica, 9(1), 20-38. https://doi.org/10.12697/smp.2022.9.1.02

Saxena, V. (2020). The returning echoes of our memory” networks of memory and postcolonial trauma in tan twan eng’s the gift of rain. Kritika Kultura, 33(34), 182-197.

Setiadi, G., & Yuwita, N. (2019). Hypogram sastra teks dan interteks dalam karya sastra mahabharata dan bharatayuda. Akademika: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 1(2), 176-194.

Smith, K. (2017). Vicarious Politics: Violence and the Colonial Period in Contemporary South Korean Film. The Asia-Pacific Journal, 15(3), 1-25.

Solomon, J. (2022). Remnants of Manshūkoku (Manchukuo): Imamura Eiji, Korean Identity under Japanese Imperialism, and Postcolonial Asian Studies. International Journal of Korean History, 27(1), 11-44. https://doi.org/10.22372/ijkh.2022.27.1.11

Subekti, A. (2021). Tinjauan Konseptual perempuan dan modernitas dalam ruang kolonialisme. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 15(1), 183-194. http://dx.doi.org/10.17977/um020v15i12021p183-194

Tickell, A. (2020). Postcolonial fiction and the question of influence: arundhati roy, the god of small things and rumer godden. Postcolonial Text, 15(1), 2-20.

Widarwati, N., Wijayava, R., & Giyatmi. (2021). A Review of Disclosure Translation Showing Gender Discrimination and Social Class Discrimination in Novel" Girl from The Coast. Education and Linguistics Knowledge Journal, 3(1), 1-13. https://doi.org/10.32503/edulink.v3i1.1501

Wosu, K. (2020). The Dynamics of Underdevelopment in the African Novel: A Comparative Appraisal of Anglophone and Francophone Fiction. African Research Review, 14(1), 95-105. https://doi.org/10.4314/afrrev.v14i1.9

Downloads

Published

2023-04-24

How to Cite

Rokhmah, A. I. N., & Wardani, N. E. (2023). Post-kolonialisme perempuan dalam novel “Gadis Pantai” dan film “The Last Princess” (kajian intertekstualitas). KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 9(1), 163–175. https://doi.org/10.22219/kembara.v9i1.23518

Issue

Section

Articles