Mantende Mamongo: Makna simbolik dalam upacara adat lamaran Suku Pamona di Kabupaten Poso

Authors

  • Dandi Golontalo Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
  • Anwar Efendi Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
  • Ade Nurul Izatti G Yotolembah Universitas Tadulako, Indonesia
  • Suminto A Sayuti Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia
  • Hamam Supriyadi Thammasat University, Thailand
  • Ari Kusmiatun Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22219/kembara.v9i1.24015

Keywords:

Adat lamaran, Mantende mamongo, simbol, Suku Pamona

Abstract

Upacara adat mantende mamongo atau adat lamaran merupakan rangkaian adat Suku Pamona yang dapat dikategorikan sebagai kajian linguistik kebudayaan karena mengandung makna simbolik pada seluruh aspeknya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna simbolik baik secara verbal maupun nonverbal pada rangkaian upacara adat Mantende Mamongo. Jenis penelitian ini berupa kualitatif deskriptif dengan pendekatan etnografi yang dilakukan di Desa Kawende, Kecamatan Poso Pesisir Utara, Kabupaten Poso. Jenis data berupa data lisan dengan teknik pengumpulan data yaitu observasi pada upacara adat, wawancara bersama dua informan yang terdiri dari ketua adat dan tokoh budaya, menggunakan teknik catat dan dokumentasi. Ditemukan hasil yang menunjukan bahwa adanya makna simbolik verbal yang terdiri atas pertanyaan berbahasa Pamona dari dewan adat kepada calon mempelai laki-laki dan perempuan, dengan makna agar mengetahui kesiapan dari kedua calon mempelai. Selain itu, terdapat pula kayori yang diucapkan oleh ketua adat yang bermakna sebuah kegembiraan karena upacara mantende mamongo telah selesai. Pada simbol nonverbal ditemukan pada pakaian adat Suku Pamona, serta bungkusan mamongo yang memiliki makna sebagai niat baik dari pihak laki-laki untuk melamar calon mempelai perempuan. Apabila calon mempelai perempuan membuka bungkusan mamongo dan bersedia memakai kalung emas yang diberikan, maka itu dimaknai sebagai penerimaan lamaran secara sah. Merujuk dari proses penelitian ini, terdapat rekomendasi seperti pentingnya peran generasi muda dalam melestarikan budaya lokal, dan bagi peneliti selanjutnya dapat melakukan penelitian yang lebih mendalam tentang simbol-simbul adat Suku Pamona, sehingga diharapkan penelitian ini dapat menjadi rujukan yang relevan untuk penelitian di masa depan.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adriyanti, M., Meliasanti, F., & Sutri. (2021). Representasi Sosial Masa Pandemi Covid-19 dalam Antologi Puisi To Kill The Invisible Killer karya FX Rudy Gunawan dan Afnan Malay. Jurnal Bahasa Dan Sastra, 9(1), 35–46. https://doi.org/https://doi.org/10.24036//jbs.v9i1.111535.

Amalia, A. F., Kristanto, N. H., & Waluyo, S. (2022). Semiotika nonverbal dalam musik video “azza” karya rhoma irama (kajian semiotika Roland Barthes) nonverbal. DIGLOSIA: Jurnal Kajian Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5(4), 731–748. https://doi.org/10.30872/diglosia.v5i4.494

Amalia, F., Arsana, I. W., & Suyono, S. (2021). Tradisi Lamaran Perempuan dalam Pernikahan Adat Jawa pada Masyarakat Desa Wadeng Kecamatan Sidayu Kabupaten Gresik. Literasi (Jurnal Pendidikan Dasar), 1(2), 108-115.

Amilia, F., & Anggraeni, A. W. (2019). Semantik: Konsep dan contoh analisis. Jember: Pustaka Abadi.

Aritonang, F., Vardila, H., Ketrin, I., & Hutagalung, T. (2020). Analisis gaya bahasa pada syair sidang fakir empunya kata karya hamzah fansuri. Asas: Jurnal Sastra, 9(1), 88-102. https://doi.org/10.24114/ajs.v9i1.18344.

Ayomi, P. N., & Jayantini, G. A. S. R. (2022). Konstruksi makna tempat dalam artikel ilmiah berbahasa Indonesia bidang antropologi. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 8(1), 81–96. https://doi.org/10.22219/kembara.v8i1.18396

Burgoon, J. K., Manusov, V., & Guerrero, L. K. (2022). Nonverbal communication (2nd ed.). London: Routledge.

Denshire, S. (2014). On auto-ethnography. Current Sociology, 62(6), 831–850. https://doi.org/10.1177/0011392114533339.

Embon, D. (2018). Sistem simbol dalam upacara adat toraja rambu Solo: Kajian semiotik. Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(7), 1–10.

Fauzia, S. D., Abdullah, W., & Purnanto, D. (2022). Tradition of sesaji rewanda at goa kreo as local wisdom. Indonesian Journal of Applied Linguistics, 12(1), 255–265. https://doi.org/10.17509/ijal.v12i1.46537.

Gari, N., Zulkifli, Z., Cisilya Putri, W., & Hasanah, L. (2020). Ogden and richards proposed theories: A brief overlook as a prominent reference for the current studies. REiLA: Journal of Research and Innovation in Language, 1(3), 100–104. https://doi.org/10.31849/reila.v1i3.3827.

Golontalo, D., & Nurhadi. (2021). The Representation of Values and Meanings In The Anthology of Covid-19 Poetry on Inflammation And in The Field of Life. The 4th International Conference on Linguistics and Language Teaching, 5(1), 13–21. https://doi.org/10.21580/ws.2013.21.2.247.

Handono, P. Y. (2019). Gaya bahasa komentar dalam akun instagram “Mimi Peri Rapunchelle.” Linguista: Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya, 2(2), 97-105. https://doi.org/10.25273/linguista.v2i2.3697.

Hidayat, R. (2014). Analisis semiotika makna motivasi pada lirik lagu “Laskar Pelangi” karya Nidji. EJournal Ilmu Komunikasi, 2(1), 243–258.

Irmawati, W. (2013). Makna simbolik upacara siraman pengantin adat JAWA. Walisongo: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 21(2), 309-330.

Kistanto, N. H. (2017). Tentang konsep kebudayaan. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 10(2), 1–11. https://doi.org/10.14710/sabda.v10i2.13248.

Kruyt, A. C. (1915). The presentation of christianity to primitive peoples: the Toradja tribes of central celebes. International Review of Mission, 4(1), 81–95.

Kusumawati, T. I. (2016). Komunikasi verbal dan nonverbal. Al-Irsyad: Jurnal Pendidikan dan Konseling, 6(2), 83-98. http://dx.doi.org/10.30829/al-irsyad.v6i2.6618

Laila, A. (2015). Gaya bahasa perbandingan dalam kumpulan puisi melihat api bekerja karya M Aan Mansyur (tinjauan stilistika). Gramatika STKIP PGRI Sumatera Barat, 1(1), 79-94. https://doi.org/10.22202/jg.v2i2.842.

Lestari, C. B., Zuriyati, Z., & Nuruddin, N. (2019). Budaya Sunda pada novel Perempuan Bernama Arjuna karya Remy Sylado: Suatu Kajian Antropologi Sastra. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5(2), 157-167. https://doi.org/10.22219/kembara.vol5.no2.157-167.

Maghfiroh, D. L., & Zawawi, M. (2021). Konflik sosial dalam novel Aib dan Nasib karya Minanto berdasarkan perspektif George Simmel. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(1), 173–197. https://doi.org/10.22219/kembara.v7i1.15634.

Miles, M., & Huberman, A. (1994). An expanded source book: Qualitative data analysis (2nd ed.). London: Sage.

Moleong, L. J. (2017). Metodologi penelitian kualitatif. Malang: PT Remaja Rosdakarya.

Mujiono, M. (2013). Manusia berkualitas menurut Al-Qur’an. Hermeunetik, 7(2), 357–388. https://doi.org/.http://dx.doi.org/10.21043/hermeneutik.v7i2.929.

Musaffak. (2015). Analisis wacana iklan makanan dan minuman pada televisi berdasarkan struktur dan fungsi bahasa. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(2), 224–232. https://doi.org/10.22219/kembara.v1i2.2618

Panahbar, E., Hesabi, A., & Pirnajmuddin, H. (2016). Aesthetics in the relationship of conceptual metaphors and cultural models in the translation of Rubayyat of Khayyam. 3L: Language, Linguistics, Literature, 22(3), 49–63. https://doi.org/10.17576/3L-2016-2203-04.

Putra, A., & Shanaz, S. (2018). Etnografi komunikasi pada upacara pernikahan Betawi. Jurnal Ilmiah LISKI (Lingkar Studi Komunikasi), 4(2), 104-114. https://doi.org/10.25124/liski.v4i2.1505.

Putra, C. R. W. (2018). Cerminan zaman dalam puisi (tanpa judul) karya Wiji Thukul: Kajian sosiologi sastra. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 4(1), 12-20. https://doi.org/10.22219/kembara.v4i1.5873

Qurtuby, A. S., & Lattu, I. (2019). Tradisi dan kebudayaan nusantara. Semarang: ELSA Press.

Rakhmat, P., & Fatimah, J. M. (2016). Makna pesan simbolik non verbal tradisi Mappadendang di kabupaten Pinrang. Komunikasi Kareba, 5(2), 331–348.

Riaz, S., Mahmood, R., & Habib, A. (2022). The language of cultural ecopoetics: A linguistic articulation of ecological framing in the arrival of monsoon. 3L The Southeast Asian Journal of English Language Studies, 28(3), 52–68. https://doi.org/10.17576/3l-2022-2803-04.

Rival, L. (2021). The Social Life of Trees: Anthropological perspectives on tree symbolism. Londong: Routledge.

Sadewo, V. E. A., Fatmawati, & Hidayah, R. Al. (2022). Analisis makna dan nilai simbolik adat pernikahan pada etnis dayak uud danum buntut pimpin. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 11(7), 576-587. https://doi.org/10.26418/jppk.v11i7.56068.

Salim, M. (2017). Bhinneka Tunggal Ika sebagai perwujudan ikatan adat-adat masyarakat adat nusantara. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana dan Ketatanegaraan, 6(1), 65–74. https://doi.org/10.24252/ad.v6i1.4866.

Setiawan, A. (2021). Praktik mistisisme Jawa dalam Novel Mantra Pejinak Ular karya Kuntowijoyo. Satwika Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan SOSIAL, 5(2), 337-352. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.18179

Setiawan, A., & Musaffak, M. (2020). Praktik mistisisme Jawa dalam novel Partikel karya Dewi Lestari. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 6(2), 267-278. https://doi.org/10.22219/kembara.v6i2.15249

Setiawan, A., & Musaffak, M. (2019). Eksistensi mistisisme dalam novel Amba karya Laksmi Pamuntjak. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 5(2), 146-156. https://doi.org/10.22219/kembara.v5i2.9672

Setiawan, A. (2019). Sistem Kekerabatan Matrilineal dalam Adat Minangkabau pada Novel Siti Nurbaya: Kasih Tak Sampai Karya Marah Rusli. ALFABETA, 2(1), 92-104. https://doi.org/10.33503/alfabeta.v2i1.461

Setyaningsih, Y., & Rahardi, R. K. (2021). Kata-kata emotif pengungkap rasa kasih dalam Anak Bajang Menggiring Angin Sindhunata: Perspektif stilistika pragmatik. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 7(2), 563–577. https://doi.org/10.22219/kembara.v7i2.16983

Simanjuntak, M. B. (2021). Metamorphic analysis in song lyrics batak toba “aut boi nian” written by Wervin Panggabean. Journal of Advanced English Studies, 4(1), 34–39. http://dx.doi.org/10.47354/jaes.v4i1.99

Smircich, L. (1983). Concepts of culture and organizational analysis. Administrative science quarterly, 339-358. https://doi.org/10.2307/2392246

Snell, J., Shaw, S., & Copland, F. (2015). Linguistic ethnography interdisciplinary explorations. London: Palgrave Macmillan.

Stawarska, B. (2015). Saussure’s philosophy of language as phenomenology. Oxford: Oxford University Press.

Tudjuka, N. S. (2019). Makna denotasi dan konotasi pada ungkapan tradisional dalam konteks pernikahan adat suku Pamona. Jurnal Bahasa dan Sastra, 4(1), 15.

Ulinsa, U., Golontalo, D., & Syahrul, N. (2022). Representasi nilai estetis dalam syair karambangan suku pamona (aesthetic value representation in the Karambangan poem of the pamona tribe). Indonesian Language Education and Literature, 7(2), 401–413. https://doi.org/10.24235/ileal.v7i2.9404.

Wahyudi, T. (2013). Sosiologi sastra Alan Swingewood sebuah teori. Poetika, 1(1), 55–61. https://doi.org/10.22146/poetika.v1i1.10384.

Zulkurnain, N., & Kaur, S. (2014). Oral English communication difficulties and coping strategies of diploma of hotel management students at UiTM. 3L: Language, Linguistics, Literature, 20(3), 93–112. https://doi.org/10.17576/3L-2014-2003-08.

Downloads

Published

2023-04-09

How to Cite

Golontalo, D., Efendi, A., Yotolembah, A. N. I. G., Sayuti, S. A., Supriyadi, H., & Kusmiatun, A. (2023). Mantende Mamongo: Makna simbolik dalam upacara adat lamaran Suku Pamona di Kabupaten Poso. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 9(1), 251–268. https://doi.org/10.22219/kembara.v9i1.24015

Issue

Section

Articles