Naskah Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya sebagai perlawanan budaya tertutup

Authors

  • Joko Widodo Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.22219/kembara.v7i2.27969

Keywords:

Asimilasi, Diskriminasi, Kasta, Perlawanan Budaya

Abstract

Penelitian ini bertujuan melihat posisi naskah Bila Malam Bertambah Malam dalam polemik budaya masyarakat Bali. Hal in tidak lepas dari masalah budaya yang didasari atas perbedaan kasta, khususnya mengenai posisi perempuan dalam pernikahan beda kasta. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatid. Pendekatan yang digunakan adalah antropologi sastra. Sumber data yang digunakan sebagai objek material adalah naskah lakon Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya. Data dikumpulan dengan metode simak catat dan dianalisis dengan Teknik analisis dokumen. Hasil penelitian ini adalah 1) naskah BMBM merepresentasikan konflik budaya sebagai motif perlawanan budaya. Konflik budaya didasari atas perbedaan kasta yang menghasilkan diskriminasi dan polemik pernikahan perempuan; 2) Perlawanan budaya cenderung dilakukan dengan cara terbuka dan tertutup. Perlawanan terbuka dilakukan secara langsung yaitu komunikasi antar kelompok yang bertikai. Perlawanan tertutup dilakukan dengan proses perencanaan. Di dalam BMBM, tokoh yang melakukan perencanaan untuk menentang sistem kasta adalah Ngurah dan Nyoman. Perlawanan tertutp yang dilakukan didasari atas terbukanya pemikiran akibat adanya asimilasi budaya; dan 3) secara tidak langsung, BMBM hadir sebagai bagian dari perlawanan pengarang terhadap polemik yang ada. Sastra menjadi media perlawanan budaya secara tertutup karena sastra akan bekerja ketika muatan di dalamnya berterima oleh pembaca. Sastra sebagai media perlawanan budaya bekerja pada tataran ideologis seperti halnya sistem kasta yang juga bergerak pada tataran ideologis.

 

Downloads

Download data is not yet available.

References

Awaluddin. (2010). Buku materi pokok kebudayaan nasional. Jakarta: Universitas Terbuka.

Creswell, J. W. (2010). Research design: Pendekatan kualitatif, kuantitatif, dan mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Darmayanti, I. A. M. (2014). Seksualitas perempuan Bali dalam hegemonikasta: Kajian kritik sastra feminis pada dua Novel karangan Oka Rusmini. Ilmu Sosial dan Humaniora, 3(2), 484–494. https://doi.org/10.23887/jish-undiksha.v3i2.4472

Derana, G. T. (2016). Bentuk marginalisasi terhadap perempuan dalam novel tarian bumi karya oka rusmini. Kembara: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 2(2), 166-171. https://doi.org/10.22219/kembara.v2i2.4001

Dwiarno, P. A. (2017). Kesenjangan Sosial pada Naskah Drama “Bila Malam Bertambah Malam” Karya Putu Wijaya. In Prosiding Seminar Nasional Hasil Penelitian LPPM Universitas PGRI Madiun (pp. 153-159).

Dewi, N. (2015). Litera, 14(2), 376–391. 10.21831/ltr.v14i2.7211

Fadillah. (2015). Keseragam wacana bahasa sastra dan budaya kesenjangan sosial pada naskah Bila Malam Bertamabah Malam karya Putu wijaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Faruk. (2017). Pengantar sosiologi sastra: dari strukturalisme genetik sampai post-modernisme. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Febriyanti, R. I. (2019). Literasi Religi Dalam Perlawanan Terbuka Terhadap Keyakinan Keagamaan Dalam Novel Maryam Karya Okky Madasari. In Prosiding Seminar Nasional Bahasa dan Sastra Indonesia (SENASBASA).

Gunn, M. C. (1980). Culture ecology: A brief overview. The Nebraska Antrhropologist, 5(3), 12-25.

Idayatiningsih, R. (2017). Perlawanan terhadap dominasi kekuasaan dalam novel Pasung Jiwa karya Okky Madasari (Analisis wacana kritis). Lingua Franca: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya, 1(2), 42-62. http://dx.doi.org/10.30651/lf.v1i2.560

Intan, T. (2021). Kekerasan simbolik dan perlawanan perempuan dalam novel My Lecturer My Husband karya Gitlicious. Jurnal Bebasan, 8(1), 19-34. https://doi.org/10.26499/bebasan.v8i1.113

Koentjaraningrat. (2002). Pengantar ilmu antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Kumbara, N. A. G. S. (2012). Wacana antropologis membaca ulang teks kebudayaan menuju transformasi diri dalam multikulturalisne. Bali: Pustaka Larasan.

Machfud, A. (2018). Kehadiran sistem kasta tokoh perempuan dalam novel “Bila Malam Bertambah Malam” dan “Tarian Bumi”: Kajian sastra bandingan. (Doctoral dissertation, Universitas Airlangga).

Maulana, I. P. A. P., & Dharma Putra, I. B. G. (2021). Metafora konseptual kasta dalam masyarakat Bali: Kajian linguistik kognitif. Prasi, 16(02), 92-104. https://doi.org/10.23887/prasi.v16i02.37578

Melnikas, B. (2014). Enlargement of the european union, integral cultural space and transition processes: Equal rights and the ecology of culture. Social and Behavioral Sciences, 110, 251 – 258. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2013.12.868

Mustolih, A., & Lukman Hakim. (2020). Rekonstruksi sosial dalam naskah Drama Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya. Aksarabaca, 1(1), 59-70.

Nurgiyantoro, B. (2010). Sastra anak dan pembentukan karakter. Jurnal Cakrawala Pendidikan, 1(3), 25-40. https://doi.org/10.21831/cp.v1i3.232

Nurgiyantoro, B. (2016). Transformasi cerita wayang dalam novel Amba dan Pulang. Litera, 15(2), 201–216. https://doi.org/10.21831/ltr.v15i2.11823

Poerwanto, H. (1999). Asimilasi, akulturasi, dan integrasi nasional. Humaniora, 11(3), 29–37. https://doi.org/10.22146/jh.668

Prihantono, K. (2018). Pergeseran identitas budaya dalam naskah Lakon Putu Wijaya Bila Malam Bertambah Malam: Kajian postmodernisme. Alayasastra, 14(1), 39-53. https://doi.org/10.36567/aly.v14i1.130

Rahayu, S. N. (2018). Narasi Perlawanan terhadap Rezim Orde Baru dalam Novel Para Bajingan yang Menyenangkan Karya Puthut EA: Perspektif Moral Ekonomi James C. Scott (Doctoral dissertation, State University of Surabaya).

Ratna, I. N. K. (2016). Antropologi Sastra: Perkenalan Awal (Anthropology Literature: an Early Introduction). METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra, 4(2), 150-159.

Rochwulaningsih, Y. (2016). Senjata kaum lemah: Perlawanan sehari-hari petambak garam. Sejarah Citra Lekha, 1(2), 121–132. https://doi.org/10.14710/jscl.v1i2.12765

Rokhmansyah, A., Valiantien, N. M., & Giriani, N. P. (2018). Kekerasan terhadap perempuan dalam cerpen-cerpen karya oka Rusmini. Litera, 17(3), 279-298. https://doi.org/10.21831/ltr.v17i3.16785

Sari, R., Juita, N., & Nst, M. I. (2018). Representasi Konflik Wong Cilik dalam Novel Bila Malam Bertambah Malam Karya Putu Wijaya dan Novel Pengakuan Pariyem Karya Linus Suryadi Ag: Kajian Intertekstual. Jurnal Bahasa dan Sastra, 5(2), 123-138. https://doi.org/10.24036/896220

Saryono, D. (2016). Pendekatan Multikultural dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. In Makalah Seminar Nasional Membina Karakter Manusia Berbudaya Menuju Bangsa yang Berkemajuan Melalui Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.

Scott, J. C. (1990). Domination and the arts of resistance: Hidden transcripts. United States America: Yale University Press.

Steward, J. (1955). Theory of cultural change: The method of multiliniear evolution. United States America: University of Illionis Press.

Sutton & Anderson E. N., M. Q. (2014). Introduction to cultural ecology. United States America: Alta Mira Press.

Warren, R. W. & A. (2014). Teori kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia.

Wasono, S. (2011). Kasta dan pariwisata: Dua persoalan di balik pesona Bali. Literasi: Indonesian Journal of Humanities, 1(2), 198-207.

Wibowo, A. (2013). Pendidikan karakter berbasis sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Widia, R. N., & Widowati. (2015). Protes sosial dalam kumpulan cerita pendek mati baik-baik, kawan karya martin aleida: Pendekatan sosiologi sastra. Caraka, 2(1), 45–54.

Zapf, H. (2010). Ecocriticism, cultural ecology, and literary studies. European Journal of Literature, Culture and Environment, 1(1), 136-147. https://doi.org/10.37536/ECOZONA.2010.1.1.332

Downloads

Published

2021-10-30

How to Cite

Widodo, J. (2021). Naskah Bila Malam Bertambah Malam karya Putu Wijaya sebagai perlawanan budaya tertutup. KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 7(2), 578–589. https://doi.org/10.22219/kembara.v7i2.27969

Issue

Section

Articles