ESKAPISME REALITAS DALAM DUALISME DUNIA ALICE TELAAH PSIKOLOGI-SASTRA FILM ALICE IN WONDERLAND (2010)

Authors

  • Eggy Fajar Andalas Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Malang

DOI:

https://doi.org/10.22219/kembara.v3i2.5136

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi unsur-unsur kefantastikan film Alice in Wonderland (2010) dan makna yang dihadirkan. Untuk menjawab permasalahan tersebut dimanfaatkan teori cerita fantastik Tzvetan Todorov dan Psikoanalisis Sigmeund Freud. Penelitian ini menggunakan pendekatan psikologi-sastra. Sumber data penelitian yaitu film Alice in Wonderland (2010). Proses pengumpulan data dilakukan dengan metode simak-catat dan kodifikasi. Analisis data dilakukan dengan (1) display, (2) reduksi, dan (3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut. Pertama, film Alice in Wonderland merupakan cerita bergenre fantasi dengan sub-genre fantastik uncanny, yaitu cerita yang pada awalnya menghadirkan kebimbangan kepada penonton tapi dapat terjelaskan kelogisannya di bagian akhir. Alice melarikan realitas kehidupannya dalam bentuk transformasi tokoh nyata ke dalam tokoh fantasi dalam dunia imajinernya. Kedua, hal yang terjadi dalam diri Alice adalah bentuk konflik batiniah mengenai realitas kehidupannya yang penuh dengan aturan dan tidak mampu bersikap dan bertindak apa-apa, hingga ia mampu memaknai mimpi yang dialaminya dan menerimanya sebagai sebuah pembelajaran yang direalisasikannya dalam kehidupan nyata untuk dapat bersikap dan merespon setiap tindakan orang yang tidak diterimanya.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Berry, R. (2001). Seri Siapa Dia? Freud. Jakarta: Erlangga.

Castle, G. (2007). The Balckwell Guide to Literary Theory. Oxford: Blackwell Publishing.

Cresswell, J. W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed (4th ed.). (A. Fawaid, Ed.). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Dégh, L. (1997). Legend. In T. A. Green (Ed.), FOLKLORE: an Encyclopedia of Beliefs, Customs, Tales, Music, and Art (pp. 485–492). California: ABC-CLIO, Inc.

Djokosujatno, A. (2005). Cerita Fantastik dalam Perspektif Genetik dan Struktural. Jakarta: Djambatan.

Freud, S. (1900). The Interpretation of Dream. (J. Strachey, Ed.). New York: Avon.

Harris, J. M. (2008). Folklore and the Fantastic in Nineteenh-Century British Fictions. Michigan: Ashgate.

Klapproth, D. M. (2004). Narrative as social practice : Anglo-Western and Australian. Berlin: Walter de Gruyter GmbH & Co.

Moleong, L. J. (2014). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Pettit, T. (1997). Drama Folk. In T. A. Green (Ed.), Folklore: an Encyclopedia of Beliefs, Customs, Tales, Music, and A (pp. 205–212). California: ABC-CLIO, Inc.

Propp, V. (1997). Theory and History of Folklore. (R. P. M. A. Liberman & A. Y. Martin, Ed.). Minneapolis: University of Minnesota Press.

Sangidu. (2005). Penelitian Sastra: Pendekatan, Teori, Metode, Teknik, dan Kiat. Yogyakarta: Seksi Penerbitan Sastra Asia Barat, FIB Universitas Gadjah Mada.

Semi, A. (1993). Metode Penelitian Sastra. Bandung: Angkasa.

Todorov, T. (1975). The Fantastic: a Structural Approach to a Literary Genre. (R. Howard, Ed.). New York: Cornel University Press.

Tolkien, J. R. (1966). The Tolkien Reader. New York: Ballantine.

Tolkien, J. R. R. (2001). On Fairy stories. Tree and Leaf. London: Harper Collins Publishers.

Wahyuni, A. (2014). Analisis Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Direktif dalam Film Alice in Wonderland dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Terjemahan. Tesis Tidak Diterbitkan. Surakarta: Program Studi Linguistik Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret.

Downloads

Published

2019-04-08

How to Cite

Andalas, E. F. (2019). ESKAPISME REALITAS DALAM DUALISME DUNIA ALICE TELAAH PSIKOLOGI-SASTRA FILM ALICE IN WONDERLAND (2010). KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya, 3(2), 185–195. https://doi.org/10.22219/kembara.v3i2.5136

Issue

Section

Articles