PENGALAMAN PEROKOK RENDAH TAR DAN NIKOTIN DI KOTA MALANG

Authors

  • Kumboyono .
  • Junaiti Sahar
  • Wiwin Wiarsih

DOI:

https://doi.org/10.22219/jk.v1i1.395

Keywords:

mild cigarettes, phenomenology, smokers, stop smoking

Abstract

PENGALAMAN PEROKOK RENDAH TAR DAN NIKOTIN DI KOTA MALANG

Smoker Experience In Low-Tar And Nicotine Malang

Kumboyono1, Junaiti Sahar2, Wiwin Wiarsih3

1Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya
Jl. Veteran Malang 65145
2, 3Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia
1)e-mail: kumbo_yono05@yahoo.com atau kumboyono05@gmail.com
2)e-mail: junsr@ui.ac.id

ABSTRAK

Kehadiran rokok rendah tar dan nikotin (mild) menimbulkan asumsi bahwa rokok jenis ini lebih ramah terhadap kesehatan. Hal ini dikaitkan dengan PP No. 38 tahun 2000 pasal 4 ayat 1, menyebutkan batasan kadar maksimal per batang rokok untuk tar adalah 20 mg dan nikotin 1,5 mg. Pembatasan ini dimaksudkan untuk menurunkan kandungan kadar tar dan nikotin yang lebih tinggi pada rokok kretek yang selama ini telah beredar di Indonesia. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan makna pengalaman perokok dalam mengkonsumsi rokok mild di Kota Malang. Penelitian dilakukan dengan desain fenomenologi pada tujuh partisipan. Penelitian menghasilkan empat tema yaitu: alasan merokok mild; perubahan yang terjadi setelah menjadi perokok mild; makna kebiasaan merokok; jenis dan strategi layanan yang dibutuhkan untuk berhenti merokok. Kesimpulan penelitian ini ialah perokok menilai rokok rendah tar dan nikotin merupakan rokok ringan sehingga memacunya untuk terus menerus merokok dengan hisapan yang lebih dalam atau lebih banyak. Pemerintah disarankan untuk melarang pencantuman label mild dan sejenisnya yang dapat dipersepsikan secara keliru oleh perokok.

Kata kunci: berhenti merokok, fenomenologi, perokok, rokok mild

ABSTRACT

The mild cigarette led to the assumption that this cigarette has a lower risk for health. This matter is related to PP No. 38 year 2000 section 4 article 1, mentioning maximal rate constrain per bar smoke for tar is 20 nicotine and mg 1,5 mg. This demarcation is meant to degrade rate content of tar higher level nicotine and cigarette of kretek which during the time have circulated in Indonesia. This phenomenological study was aimed to describe the meanings of smoker’s experiences regarding the mild cigarettes consumption in Malang. Seven participants were selected. The results showed four themes: smoking reasons; changes that happen after smoking; meanings in relation with smoking habit; strategies needed to stop smoking. This study concluded that smokers believed the mild cigarettes were categorized in light cigarettes, and as a consequence, smokers have more interest in smoking continuously and inhaling more deeply. The government is suggested to stop putting the label of mild/other similar labels in a cigarettes pack which could be perceived incorrectly by smokers.

Keywords: mild cigarettes, phenomenology, smokers, stop smoking

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2010-12-29

Issue

Section

Articles