INTEGRASI ILMU DI SEKOLAH DASAR (Studi Kasus Kurikulum Terpadu di SDIT Lukman Al-Hakim Surakarta)

Authors

  • Suyatno Suyatno

DOI:

https://doi.org/10.22219/jp2sd.v1i3.2727

Abstract

Abstract: The growing dichotomy in the world of science education today has been split into two faces of education in the extreme polar opposites. On the one hand, there is a general educational institutions under the auspices of the Ministry of Education and Culture. By most Muslims, this institution was branded as a secular institution, because the science is developed far from the values of monotheism. On the other hand, there are religious institutions (adrasas) which is under the Ministry of Religious Affairs. For secular scientists, educational institutions is considered obsolete because science is pseudo science developed. Such polarization would be detrimental to human life due sciences developed in two models of educational institutions are not able to resolve the problems faced by modern man. Secular science without the spirit of monotheism will make man alienated from himself, while the science of religion as such, causes people not able to face the challenges and changing times. Therefore, it takes an alternative educational institution that develops in integrated science, which combines general sciences and theology. The birth of the Islamic Primary School Integrated Lukman al - Hakim is a response to the dichotomy.

 

Abstrak: Dikotomi ilmu yang berkembang dalam dunia pendidikan saat ini telah membelah wajah pendidikan menjadi dua kutub yang berlawanan secara ekstrim. Di satu sisi, ada lembaga pendidikan umum yang berada di bawah naungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Oleh sebagian umat Islam, lembaga pendidikan ini dicap sebagai lembaga pendidikan sekuler, karena ilmu yang dikembangkan jauh dari nilai-nilai tauhid. Di sisi lain, ada lembaga pendidikan agama (madrasah) yang berada di bawah Kementerian Agama. Bagi ilmuwan sekuler, lembaga pendidikan ini dianggap ketinggalan zaman karena ilmu-ilmu yang dikembangkan bersifat pseudo ilmiah. Polarisasi yang demikian tentu akan merugikan kehidupan manusia karena ilmu-ilmu yang dikembangkan di dua model lembaga pendidikan tersebut tidak mampu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi manusia modern. Ilmu sekuler tanpa spirit tauhid akan menjadikan manusia teralienasi dari dirinya sendiri, sedangkan ilmu agama an sich menyebabkan manusia tidak mampu menghadapi tantangan dan perubahan zaman. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah lembaga pendidikan alternatif yang mengembangkan keilmuan secara integratif, yang memadukan antara ilmu-ilmu umum dan ilmu agama. Lahirnya Sekolah Dasar Islam Terpadu Lukman al-Hakim merupakan respon terhadap adanya dikotomi tersebut.

 

Kata Kunci: Integrasi Ilmu, Kurikulum Terpadu, SDIT Lukman al-Hakim

Downloads

Download data is not yet available.

Downloads

Published

2016-03-01

Issue

Section

Articles