Penonjolan Identitas Melayu Islam oleh Pemerintah dan Masyarakat Riau

Authors

  • Hasse Jubba Program Studi S3 Politik Islam-Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Muhammad Rafi Magister Ilmu Pemerintahan-Jusuf Kalla School of Goverment, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
  • Zuly Qodir Progam Studi S3 Politik Islam-Ilmu Politik Pascasajana, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DOI:

https://doi.org/10.22219/sospol.v7i1.12822

Keywords:

Culture, Identity, Islam, Malay, Riau

Abstract

This article aims to explain the efforts of the government and the people of Riau in promoting Islamic Malay identity. Through observation, literature study and documentation study, several efforts were found to support the continuity of Malay identity amidst various challenges today. The concept of identity politics is used to analyze the above problems and it is found that there are three construction processes of a social identity which include legitimate identity, resistant identity, and project identity. This paper finds the finding that the efforts to emphasize Islamic Malay identity by the government and the people of Riau are carried out in three stages. First, efforts to legitimize the Malay identity through the formation of the Riau Customary Institution (LAM) which is dedicated to protecting and preserving the heritage of the Malay symbol and in cooperation with the Riau Provincial Government. Second, efforts to fight against the negative stigma attached to Malay culture in the past. Third, the identification of Malay as Islam and vice versa through the promotion of Malay as an effort to ward off previous negative views and to affirm the existence of Islamic Malay culture in Riau.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Abdullah, A. (2017). Membaca Komunikasi Politik Gerakan Aksi Bela Islam 212: Antara Politik Identitas dan Ijtihad Politik Alternatif. Jurnal An-Nida’ (Pemikiran Islam), 41(2), 202–212.

Abdullah, I. (2017). Glokalisasi Identitas Melayu: Potensi dan Tantangan Budaya dalam Reproduksi Kemelayuan. Manhaj: Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat, 6 (2), 1-7.

Affandi, S. A. (2018). Kapabilitas Lembaga Adat Melayu Riau dalam Mewujudkan Visi Misi Riau 2020. Tesis. 78–150.

Albi Anggito, J. S. (2018). Metodologi Penelitian Kualitatif. Sukabumi: Jejak.

Alfarabi. (2019). Simbol Eksistensi Identitas Etnik Melayu Riau di Pekanbaru. Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora, 3(1), 67–77.

Alfarabi, Antar Venus, N. A. S. & N. E. S. (2019). Elite Lokal dan Upaya Pembentukan Wajah Baru Identitas Melayu di Indonesia Pascareformasi. Akademika: Journal of Southeast Asia Social Sciences and Humanities, 89(3), 143–154.

Alfarabi, Antar Venus, Nuryah Asri Syafirah, N. E. S. (2019). Media Identitas Melayu Pascareformasi di Indonesia. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 6(1), 21–31.

Asrinaldi, A. (2018). Dimensi Kekuasaan Penghulu Adat Melayu Riau dalam Pelaksanaan Demokrasi Lokal. Jantro: Jurnal Antropologi Isu-isu Sosial Budaya, 20(1), 57–69.

Effendy, T. (2013). Tunjuk Ajar Melayu dalam Pantun, Gurindam, Seloka, Syair, dan Ungkapan. Pekanbaru: Tenas Effendy Foundation.

Erman, M. A. (2018). Politik Identitas dan Negara Bangsa Di Riau. Nahkoda: Jurnal Ilmu Pemerintahan, 17(1), 1–13.

Habibi, M. (2017). Analisis Politik Identitas di Indonesia. (March), 1–22. Https://Doi.Org/10.13140/Rg.2.2.16590.66887

Hapsa, E. P. P. (2019). Relasi Kuasa Identitas Etnis di Lembaga Legislatif Periode 2014-2019. JGP: Journal of Government and Public Policy, 3(1), 125–146.

Hemay, I., & Munandar, A. (2015). Politik Identitas dan Pencitraan Kandidat Gubernur terhadap Perilaku Pemilih. Politik: Jurnal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan, 12(1), 1737–1748.

Hermawan, I. (2019). Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif Dan Mexod Method. Kuningan: Hidayatul Quran Kuningan.

Heywood, A. (2014). Politik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Jaya, A. C. (2019). Konsep Nation-State Dalam Pemikiran Ideologi Politik Melayu Islam Pada Abad Ke-19 M (Studi Pemikiran Abdullah Bin Abdul Kadir Munsyi (1787-1854). Jurnal Tapis: Jurnal Teropong Aspirasi Politik Islam 15 (1), 1-25.

Jubba, H., Pabbajah, M., Prasodjo, Z. H., & Qodir, Z. (2019). The future relations between the majority and minority religious groups, viewed from Indonesian contemporary perspective: A case study of the coexistence of Muslims and the Towani Tolotang in Amparita, South Sulawesi. International Journal of Islamic Thought, 16(2), 13-23. https://doi.org/10.24035/ijit.16.2019.002

Jubba, H., Rustan, A. S., & Juhansar, J. (2018). Kompromi Islam dan Adat pada Praktik Keagamaan Muslim Bugis di Sulawesi Selatan. JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo, 2 (2), 137-148. https://doi.org/10.21580/jsw.2018.2.2.2865

M.Zainuddin. (2018). Mekanisme Lembaga Adat Melayu Riau Dalam Melestarikan Wisata Budaya Di Provinsi Riau. Jurnal Agregasi, 6(1), 91–107.

Mohamad Zainuri, M. (2017). Budaya Melayu Berintegritas. In D. S. Suparman (Ed.), Modul Diseminasi Gugus Depan Integritas, 1–17. Kota Pekanbaru Provinsi Riau: Pemerintah Provinsi Riau.

Prayetno. (2016). Menguji Hak Politik Dalam Kontestasi Politik; Analisis Terhadap Politik Identitas Etnis Di Desa Perdamaian, Kecamatan Binjai, Kabupatan Langkat. Vii(2), 39–54.

Ris’an Rusli, Y. (2018). Relevansi Dan Kontinuitas Pemikiran Islam Klasik Dalam Intelektualisme Islam Melayu Nusantara. 2(November), 187–197. https://Doi.Org/10.15575/Jw.V3i2.3582

Rozi, S. (2018). Nasionalisme Demokratisasi Dan Sentimen Primordialisme Di Indonesia. Jurnal Penelitian Politik, 6(1), 75-84.

Salam, N. E. (2017). Penetapan Simbol Arsitektur Perumahan Masyarakat Riau (Selembayung) Sebagai Strategi dalam Melestarikan Budaya. Prosiding 2th Celscitech-UMRI, 2, 29–37.

Salim, K. (2015). Politik Identitas di Maluku Utara. Politik: Jurnal Kajian Politik dan Masalah Pembangunan, 11(2), 1667–1678.

Sanusi, I. (2017). Globalisai Melayu : Peluang dan Tantangan Membangun Identitas Melayu dalam Konteks Modernitas. Khazanah, 1(1), 39–57.

Syamsuadi, A. (2018). Membangun Demokrasi Pemerintahan di Riau dalam Perspektif Budaya Melayu. Jurnal Dinamika Pemerintahan, 1(1), 1–10.

Syu’ib. (2017). Lembaga Adat Melayu Riau Periode 2012-2017 dalam Menegakkan Identitas Kolektif Masyarakat Riau. Jurnal Online Mahasiswa Fisipol Universitas Riau, 4(2), 1–16.

Ulum, B., Jannah, S. R., & Arifullah, M. (2017). Hegemoni Sosial Dan Politik Identitas Putra Daerah Jambi, Al-Daulah: Jurnal Hukum dan Peundangan Islam, 7(1), 225–249.

Venus, A., Syafirah, N. A., & Salam, N. E. (2019). Stereotip, Melayu, Etnik, Reformasi, Pendatang. Jurnal Managemen Komunikasi, 3(2), 131–141.

Yosi Malasari, C. D. (2017). Budaya Adat Pengantin Melayu Riau Dalam Pengembangan Budaya Kewarganegaraan. Humanika, 24(1), 11-23.

Zed, M. (2015). Hubungan Indonesia-Malaysia : Perspektif Budaya dan Keserumpunan Melayu Nusantara. Tingkap: Jurnal Ilmu-ilmu Sosial Budaya dan Ekonomi, 11(2), 140–159.

Downloads

Published

2021-06-29

How to Cite

Jubba, H., Rafi, M., & Qodir, Z. (2021). Penonjolan Identitas Melayu Islam oleh Pemerintah dan Masyarakat Riau. Sospol, 7(1), 89–98. https://doi.org/10.22219/sospol.v7i1.12822