Membaca Rasionalitas Masyarakat Islam Aboge dalam Penggunaan Sikep Penglaris di Dusun Tumpangrejo Kabupaten Malang

Authors

  • Novia Ayu Windarani Universitas Negeri Malang
  • Luhung Achmad Perguna Universitas Negeri Malang
  • Abd. Latif Bustami Universitas Negeri Malang

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15654

Keywords:

Tradisi, Masyarakat Aboge, Sikep Penglaris, Rasionalitas, Metafisik

Abstract

Tulisan ini menggali rasionalitas penggunaan tradisi sikep penglaris masyarakat Islam Aboge di dusun Tumpangrejo kabupaten Malang dalam perspektif Webberian. Pendekatan deskriptif kualitatif digunakan dalam artikel ini dengan teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara. Analisis data dengan mendeskripsikan secara mendalam  data yang diperoleh melalui  reduksi, interpretasi, dan penarikan kesimpulan. Penelitian menemukan bahwa rasionalitas tradisional dan rasionalitas instrumental mengemuka dalam penggunaan sikep penglaris. Salah satu rasionalitas tradisional adalah sikep penglaris merupakan tradisi turun temurun dari nenek moyang sebelum membuka usaha. Tradisi ini menjadi kesadaran kolektif masyarakat Aboge. Secara instrumental, pilihan menggunakan sikep penglaris karena munculnya ketakukan akan gangguan magis yang menyebabkan kebangkrutan atau  usahanya tidak berjalan seperti yang diharapakan. Menariknya antara satu sikep penglaris dengan lainnya memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut karena perbedaan guru spiritiual sekaligus media sikep penglaris. Bertahannya sikep penglaris tidak terlepas dari proses konstruksi yang terus berjalan secara dialektis dalam kehidupan sosial masyarakat Tumpangrejo.   

 

This paper explores the rationality of using the tradition of sikep penglaris in the Islamic community of Aboge in Tumpangrejo, Malang Regency, from a Webberian perspective. A qualitative descriptive approach is used with data collection techniques through observation and interviews in this article. Data analysis by describing in depth the data obtained through reduction, interpretation, and drawing conclusions. Research founds that traditional rationality and instrumental rationality come to the fore in the use of sikep penglaris. One of the traditional rationalities is that sikep penglaris is a tradition passed down from generation to generation before opening a business. This tradition has become the collective consciousness of the Aboge people. Instrumentally, the choice using sikep penglaris due to the fear of magical interference that will cause bankruptcy or the business does not well as expected. Interestingly, there are differences between one sikep penglaris cycle and another. This difference is due to differences in spiritual teachers as well as sikep penglais media. The persistence of sikep penglaris cannot be separated from the construction process that continues in the social life of the Tumpanrejo community dialectically.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Akhmad, P., & Psi, S. (2017). Membongkar Kesesatan perilaku syirik masyarakat Indonesia. Yogyakarta: Quranic Media Pustaka

Arroisi, J. (2015). Aliran Kepercayaan & Kebatinan: Membaca Tradisi dan Budaya Sinkretis Masyarakat Jawa. Al Hikmah: Jurnal Studi Agama-Agama, 1 (1), 1-28. Retrieved from http://journal.um-surabaya.ac.id /index.php/Ah/article/view/946/pdf

Bagus, W. I. (2012). Teori-Teori Sosial dalam Tiga Paradigma. Jakarta: Kencana

Bungin, B. (2012). Analisa Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajawali Press

Dozan, W., & Rohimi, R. (2019). Logika Penemuan Ilmiah Teori (Possitivisme Logis) August Comte. Kontemplasi: Jurnal Ilmu-Ilmu Ushuluddin, 7(2), 190–211. https://doi.org/10.21274/ kontem.2019.7.2.190-211

Endraswara, S. (2006). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Gajah Mada Universitas Press

Giri, W. (2010). Sajen dan Ritual Orang Jawa. Yogykarta: Penerbit Narasi

Hasyim, R. N. B. (2018). Penglaris dalam perspektif Kyai Ilmu Hikmah [PhD Thesis]. UIN Sunan Ampel Surabaya

Herniti, E. (2014). Kepercayaan Masyarakat Jawa Terhadap Santet, Wangsit, dan Roh Menurut Perspektif Edwards Evans-Pritchard. THAQAFIYYAT: Jurnal Bahasa, Peradaban Dan Informasi Islam, 13(2). Retrieved from http://ejournal.uin-suka.ac.id /adab/thaqafiyyat/article/view/77

Idrus, M. (2007). Makna agama dan budaya bagi orang jawa. Unisia, 30(66). Retrieved from https://journal. uii.ac.id/Unisia/article/view/2683/2462

Indrasuari, A. F. (2012). Kepercayaan Pedagang Terhadap Wong Pinter Dalam Menunjang Usaha Dagang Di Pasar Bintoro Demak. Solidarity: Journal of Education, Society and Culture, 1 (1). Retrieved from https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/solidarity/article/view/217

Jaya, P. H. I. (2012). Dinamika pola pikir orang Jawa di tengah arus modernisasi. Humaniora, 24(2), 133–140. https://doi.org/10.22146/jh.1056

Jones, P. (2003). Pengantar Teori-Teori Sosial: Dari Teori Fungsionalisme Hingga Post Modernisme (Saifusdin, Trans.). Jakarta: Pustaka Obor

Khoiri, A. (2019). Kepercayaan Terhadap Benda-Benda Mistis Masyarakat (Studi Terhadap Rajah Jimat Desa Bulusari Kedungwaru Tulungagung Kajian Fenomologi Edmund Husserl) [PhD Thesis]. IAIN Tulungagung.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Yogyakarta: Rineka Cipta

Moleong, L. J. (2006). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya

Neuman, W. L. (2014). Social Reseacrh Methods: Qualitative and Quantitative Approaches (7th ed.). Person Education Limited.

Nourse, J. W. (2013). The meaning of dukun and allure of Sufi healers: How Persian cosmopolitans transformed Malay-Indonesian history. Journal of Southeast Asian Studies, 44(3), 400–422. Retrieved from http://www.jstor.org/stable/43863213

Nugraha, H. M. C. (2010). Kepercayaan Pedagang Terhadap Penglaris (Studi pada Warung Kopi di Desa Bolorejo, Kecamatan Kauman, Kabupaten Tulungagung) [PhD Thesis]. University of Muhammadiyah Malang

Nurdin, A. (2012). Komunikasi Magis Dukun (Studi Fenomenologi Tentang Kompetensi Komunikasi Dukun). Jurnal ASPIKOM, 1(5), 383–402. doi:http://dx.doi.org/10.24329/aspikom.v1i5.43

Prawiro, A. M. B. (2013). Islam Aboge: Islam and Cultural Java Dialogue (A Study of Islam Aboge Communities in Ujungmanik, Cilacap, Central Java, Indonesia). International Journal of Nusantara Islam, 1(2), 102–117. doi: https:// doi.org/ 10.15575/ijni.v1i2.29

Ritzer, G., & Goodman, D. J. (2016). Teori Sosiologi: Dari Teori Klasik Sampai Perkembangan Mutakhir Teori Sosial Modern (11th ed.). Yogyakarta: Kreasi Wacana

Sakirman, S. (2016). Islam Aboge Dalam Tradisi Jawa Alastua. IBDA: Jurnal Kajian Islam Dan Budaya, 14(2), 172–187. doi: http://dx.doi.org/10.24090/IBDA.V14 10.24090/IBDA.V14I2.702

Sartini. (2014). Wong Pinter di antara Para Penyembuh Tradisional Jawa. Balai Kajian Sejarah Dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 15 (4). http://repository.ugm.ac.id/96985/1/Patra%20Widya%20Des%202014%20Vol.%2015%20No.%204%20Wong%20Pinter%20in%20Javanese%20Discourse.pdf

Simuh. (2003). Islam dan Pergumulan Budaya Jawa. Jakarta: Teraju.

Suberi, M. (2014). Persepsi Pedagang Di Bojonegoro Terhadap Kepercayaan Adanya Klenik Sebagai Penglaris Dagangannya. Jurnal Manajemen Dan Penelitian Akuntansi (JUMPA), 7(2), 89–97. Retrieved from http://ejournal.stiekia.ac.id/index.php/JUMPA/article/view/27/22

Turner, B. S. (2012). Teori Sosial dari Klasik sampai postmordern. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Woodward, R. M. (2004). Islam Jawa: Kesalehan Normatif Versus Kebatinan. Yogyakarta: LKiS.

Yaqin, H. (2018). Konstruksi Kearifan Lokal Islam Aboge di Probolinggo. Humanistika: Jurnal Keislaman, 4(1), 17–29. doi: https://doi.org/10.36835/humanistika.v4i1.28

Zulfiqar, E. (2016). Praktik Perdukunan Dalam Pentas Politik Lokal. Jurnal Ilmiah Muqoddimah: Jurnal Ilmu Sosial, Politik Dan Humaniora, 1(1). doi:http://dx.doi.org/10.31604/jim.v1i1.2016.%25p

Downloads

Published

2021-04-10

How to Cite

Windarani, N. A., Perguna, L. A., & Bustami, A. L. . (2021). Membaca Rasionalitas Masyarakat Islam Aboge dalam Penggunaan Sikep Penglaris di Dusun Tumpangrejo Kabupaten Malang . Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 5(1), 30–42. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15654

Issue

Section

Original Research