Dramaturgi Ludruk Karya Budaya Mojokerto Jawa Timur Lakon Sarip Tambak Oso
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v3i1.8680Keywords:
dramaturgi, LKBM, STO, teater rakyat, tontonanAbstract
Dramaturgi Ludruk Karya Budaya Mojokerto-Jawa Timur pada Lakon Sarip Tambak Oso, adalah pengkajian teater rakyat yang orisinal oleh penulis. Ini merupakan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif untuk mengetahui LKBM secara lebih mendalam melalui keilmuan dramaturgi. Kelompok ini telah bertahan lama, yaitu sekitar 48 tahun. Cerita STO telah hidup lebih lama dari pada kelompok LKBM. Ludruk telah menjadi hiburan khas Jawa Timur, dan cerita STO adalah salah satu legenda yang terus hidup di masyarakat Jawa Timur, khususnya Sidoarjo. Cerita STO sangat dekat dengan masyarakat dan konflik dalam lakon merupakan hal yang sering terjadi di masyarakat sehingga cerita ini mengingatkan betapa pentingnya komunikasi yang baik antara pemerintah dan masyarakat. Kebaruan penelitian ini adalah sampai saat ini belum ada yang melakukan penelitian secara kajian dramaturgi terhadap LKBM khususnya pada lakon STO. Lakon yang menceritakan tentang perjuangan hak seorang manusia yang bernama Sarip yang tidak mau membayar pajak karena kemiskinannya. Hal itu menimbulkan perlawanan terhadap pemerintahan Belanda dan antek-anteknya, hingga akhirnya kelemahan Sarip dicari agar dapat membunuhnya yaitu dengan membungkam teriakan sang Ibu agar tidak bisa membangunkan Sarip dari kematiannya. Cerita ini dianggap nyata oleh sebagian masyarakat yang ada di Wilayah Jawa Timur, khususnya di daerah Sidoarjo tepatnya di wilayah Tambak Oso. Seiring perkembangannya cerita ini kemudian menjadi pembelajaran bagi masyarakat setempat untuk lebih bijak menyikapi segala keputusan yang telah ditentukan pemerintah. Baik itu antara pemerintah dan rakyat hendaknya sama-sama melakukan komunikasi yang tepat agar tercipta keharmonisan. Melihat banyaknya terjadi mis komunikasi antara pemerintah dan rakyat dalam mengambil kebijakan. Kajian dramaturgi LKBM pada lakon STO diharapkan mampu menjadi pembelajaran baik itu ludruk sebagai kelompok kesenian rakyat, maupun ceritanya yang bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat.
Downloads
References
Acmad, A. Kasim. (2006). Mengenal Teater Tradisional di Indonesia. Jakarta: Dewan Kesenian Jakarta.
Barba, Eugenio. (2010). On Directing And Dramaturgy, Burning The House. New York: The Taylor & Rancis e-Library.
Kasemin, Kasiyanto. (1999). Ludruk Sebagai Teater Sosial, Kajian Kritis Terhadap Kehidupan, Peran Dan Fungsi Ludruk Sebagai Media Komunikasi. Surabaya: Airlangga University Press.
Lichte, Erika Fischer. (1983). The Semiotics Of Theatre. By Gunter
Narr Verlag, Tubingen. Translated by Jeremy Gaines & Doris L. Jones. 1992. Indiana: Indiana University Press.
Peacock, James L. (1968). Ritus Modernisasi Aspek Sosial dan Simbolik Teater Rakyat Indonesia, Depok: Penerbit Desantara.
Riantiarno, Nano. (2011). Kitab Teater, Tanya Jawab Seputar Seni Pertunjukan. Jakarta: PT.Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Sahid, Nur. (2004). Semiotika Teater. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Sahid, Nur. (2013). Estetika Teater Gandrik Yogyakarta Era Orde Baru Kajian Sosiologi Seni. Yogyakarta: Badan Penerbit Institut Seni Indonesia Yogyakarta.
Santoso, Eko dkk. (2008). Seni Teater Jilid 1 untuk Sekolah Menengah Kejuruan. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
Satoto, Soediro. (2012). Analisis Drama Dan Teater. Yogyakarta: Ombak.
Soemanto, Bakdi. (2002). Godot Di Amerika Dan Indonesia, Suatu Studi Banding. Jakarta: Grasindo.
Tambajong, Japi. (1981). Dasar-dasar Dramaturgi, Drama Sebagai
Sastra, Drama Sebagai Seni Aktor, Sutradara, Estetik, Kritik, Penonton. Bandung: Pustaka Prima.
Yudiaryani. (2002). Panggung Teater Dunia Perkembangan dan Perubahan Konvensi. Yogyakarta: Pustaka Gondho Suli.
Yudiaryani. (2015). WS Rendra dan Teater Mini Kata. Yogyakarta: Galang Pustaka.
Yuliadi, Koes. (2005). Drama Gong Bali. Yogyakarta: BP ISI Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)