Fungsi, Bentuk, dan Makna Gerak Tari Jaranan Turonggo Yakso Kecamatan Dhongko Kabupaten Trenggalek
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.13631Keywords:
bentuk penyajian, fungsi pertunjukan, jaranan turonggo yakso, makna gerak pertunjukanAbstract
Kehadiran jaranan Turonggo Yakso pada awal-mulanya diinspirasi oleh keberadaan kegiatan upacara adat yang sering disebut dengan baritan. Upacara yang dilakukan masyarakat tersebut merupakan bentuk upacara bersih desa yang bertujuan untuk memohon kepada Hyang Widi (Tuhan Penguasa Alam) dan mensyukuri atas hasil panen, maupun supaya hewan ternak mereka juga dapat dihindarkan dari segala jenis penyakit. Penelitian bertujuan mendeskripsikan fungsi, bentuk penyajian dan makna gerak tari jaranan Turonggo Yakso. Konsep pertunjukan digunakan sebagai alat analisa penelitian. Penelitian menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Teknik pengumpulan data dengan observasi, wawancara, studi pustaka serta dokumentasi. Analisis dilakukan dengan deskripsi mendalam. Hasil penelitian menunjukkan terjadi pergeseran fungsi dari fungsi sakral ke profan. Bentuk penyajian terdiri dari gerak baku dan gerak tambahan. Gerakan pertunjukan ini memiliki makna yang berkaitan dengan kegiatan bertani. Gambaran jaranan (turonggo) yang berkepala raksasa (yakso) merupakan simbol dari hawa nafsu yang harus dijinakkan atau ditunggangi agar tidak liar.
Downloads
References
Andalas, E. F. (2016). Sastra Lisan Lakon Lahire Panji dalam Pertunjukan Wayang Topeng Malangan Padepokan Mangun Dharma: Kajian Sastra Lisan Ruth H Finnegan. Universitas Airlangga.
Andalas, E. F. (2018a). Cerita Rakyat dan Tradisi Masyarakat Agraris Nusantara: Mitos Dewi Sri (Jawa) dan Legenda Putri Mandalika (Sasak). In P. Karyanto (Ed.), Kisah-Kisah Perempuan dan Cerita Rakyat Nusantara (pp. 1–12). Kajian Sastra dan Budaya Universitas Airlangga.
Andalas, E. F. (2018b). Meninjau Kembali Identitas Jawa: Panji Sebuah Representasi Identitas Lokal Jawa Timur. Budaya Jawa Dalam Tantangan Globalisasi Dan Pengembangan Budaya Nasional. researchgate.net
Bungin, B. (2012). Analisis Data Penelitian Kualitatif, Kualitatif Filosofis dan Metodelogis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Rajawali Press.
Emzir. (2012). Analisis Data: Metodologi Penelitian Kualitatif. Rajawali Press.
Hadi, Y. S. (2007). Kajian Tari Teks dan Konteks. Pustaka Book Publisher.
Herusatoto, B. (1983). Simbolisme di Dalam Budaya Jawa. Hanindita.
Kattsoff, L. O. (2004). Pengantar Filsafat. Tiara Wacana.
Koentjaraningrat. (1992). Beberapa Pokok Antropologi Sosial. Dian Rakyat.
Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Rineka Cipta.
Langer, S. K. (2006). Problem Of Art Ten Philosophical Lectures. Asti.
Purnomo, H. (2015). Aneka Ria Srimulat: Kajian Seni Populer di Kompleks Taman Hiburan Rakyat Surabaya.
Purnomo, H. (2018). Tata Artistik (Scenografi) dalam Pertunjukan Kesenian Tradisi Berbasis Kerakyatan. JURNAL SATWIKA, 2(2), 95–106. https://doi.org/https://doi.org/10.22219/SATWIKA.Vol2.No2.95-106
Purnomo, H., & Subari, L. (2019). Manajemen Produksi Pergelaran: Peranan Leadership dalam Komunitas Seni Pertunjukan. JURNAL SATWIKA, 3(2), 111–124. https://doi.org/https://doi.org/10.22219/SATWIKA.Vol3.No2.111-124
Rusianingsih, T. (2017). Fungsi dan Makna Simbolis Kesenian Jaranan Turonggo Yakso Kecamatan Dhongko Kabupaten Trenggalek. Jurnal Terop, 6(1), 90–101.
Smith, J. (1985). Komposisi Tari sebuah Petunjuk Praktis Bagi Guru. Ikalasti.
Soedarsono. (2002). Seni Pertunjukan Di Era Globalisasi. Gajah Mada University Press.
Spradley, J. (2006). Metode Etnografi. Tiara Wacana.
Yudiaryani. (2002). Panggung Teater Dunia: Perkembangan dan Perubahan Konvensi. Pustaka Gondho Suli.
Tatang. 2019. Seniman Trenggalek Kolabo rasi Jaranan TuronggoYakso dengan Musik Jazz (https://m.suarajatimpost.com/read/ 2460/20191209/192054/senimantrenggalek-kolaborasikan-jarananturonggo-yakso-de ngan-musik-jazz diakses 01 Agustus 2020).
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Tri Rusianingsih, Yuddan Fijar Sugma Timur
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)