Dinamika Maskulinitas dan Nasionalisme Masyarakat Jawa Di Era Majapahit
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.14288Keywords:
maskulinitas, nasionalisme, jawa, kerajaan majapahitAbstract
Maskulinitas dan nasionalisme selama ini menggambarkan fenomena di mana konsepsi negara atau bangsa, termasuk bagian dari kedaulatan dan identitas yang berkontribusi dalam kaitannya dengan peran gender. Artinya, mikrokultur maskulinitas dalam kehidupan sehari-hari mengartikulasikan dengan sangat baik dengan tuntutan nasionalisme. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk maskulinitas dan nasionalisme yang beroperasi pada kultur masyarakat Jawa dahulu, tepatnya pada era Kerajaan Majapahit. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Sumber data penelitian berupa novel Jayaning Majapahit (2014) karya Agus S. Soerono. Teknik pengumpulan data memakai teknik baca-catat. Analisis data dilakukan dengan menyajikan data, menginterpretasi data, dan menarik kesimpulan berdasarkan tujuan yang dinyatakan. Hasil analisis menunjukkan bahwa novel Jayaning Majapahit mewacanakan kedudukan tokoh laki-laki lebih mendominasi dalam urusan kedaulatan kerajaan Majapahit, baik dalam urusan mengatur strategi politik dalam pemerintahan maupun mengatur strategi perang. Melalui dua bentuk dominasi maskulinitas, masyarakat majapahit lebih spesifiknya pada laki-laki berada di level tertinggi dalam situasi posisi terkait menjaga dan mempertahankan nasionalisme kerajaan.Downloads
References
Alfaqi, M. Z. (2016) “Melihat Sejarah Nasionalisme Indonesia Untuk Memupuk Sikap Kebangsaan Generasi Muda,” Jurnal Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, 13(2), hal. 111-116. doi: http://journal.um.ac.id/index.php/jppk/article/view/5451.
Budiman, H. G., Priyatna, A., dan Mulyadi, R. M. (2019) “Maskulinitas Tentara Dalam Sinema Pasca Orde Baru; Analisis Naratif Doea Tdana Cinta (2015) Dan I Leave My Heart in Lebanon (2016),” Patanjal: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya, 11(1), hal. 131. doi: 10.30959/patanjala.v11i1.483.
Budiman, H. G., dan Sofianto, K. (2018) “Representasi Sipil-Militer dan Konstruksi Maskulinitas Pada Film Jenderal Soedirman (2015) ,” Paradigma: Jurnal Kajian Budaya, 8(2), hal. 155. doi: 10.17510/paradigma.v8i2.220.
Carey, B. R. (2004). Asal-Usul Perang Jawa, Pemberontakan Sepoy & Lukisan Raden Saleh. LKiS: Yogyakarta.
Darini, R. (2019) “Kiprah Perempuan Majapahit di Ruang Politik,” Patrawidya, 20(1), hal. 101–113. doi: http://download.garuda.ristekdikti.go.id/article.php?article=1094530&val=14682&title=KIPRAH%20PEREMPUAN%20MAJAPAHIT%20DI%20RUANG%20POLITIK.
Demartoto, A. (2010) “Konsep Maskulinitas Dari Zaman Ke Zaman dan Citranya Dalam Media”. doi: https://argyo.staff.uns.ac.id/2010/08/10/konsep-maskulinitas-dari-zaman-ke-zaman-dan-citranya-dalam-media.
Endraswara, S. 2011. Metodologi Penelitian Sastra. Cetakan Ke-1. Jakarta: Caps.
Hernawan, W. (2011) “Perang Bubat dalam Literature Majapahit,” Jurnal Ilmiah Agama dan Sosial Budaya, 34 (1), hal. 35-43. doi: http://digilib.uinsgd.ac.id/3718.
Huda, M. (2017) “Legenda Candi Prambanan dan Gunung Kunci: Kajian Sastra Maskulin,” Urecol Proceeding: UAD Yogyakarta, hal. 1080–1085.
Jatnika, A. W., dan Hermawan, F. F. (2018) “Menjadi Lelaki Sejati: Maskulinitas Dalam Komik Daring Webtoon Indonesia,” Mudra: Jurnal Seni Budaya, 33(1), hal. 60. doi: 10.31091/mudra.v33i1.158.
Mulyana, A. (2013) “Nasionalisme dan Militerisme: Ideologisasi Historiografi Buku Teks Pelajaran Sejarah Sma,” Paramita: Historical Studies Journal, 23(1), hal. 78-87. doi: 10.15294/paramita.v23i1.2498.
Nugroho, I. D. 2011. Majapahit Peradaban Maritim Ketika Nusantara Menjadi Pengendali Pelabuhan Dunia. Jakarta: Yayasan Suluh Nuswantara Bakti.
Nurhayati, E. 2006. Filsafat dan Ajaran Hidup: Dalam Khasanah Budaya Keraton Yogyakarta. Yogyakarta: YKII-UIN Sunan Kalijaga.
Paramita, D. W. (2016) “Pendidikan Karakter dalam Lambang Surya Majapahit,” Skripsi, Universitas Negeri Yogyakarta. doi: Http://Eprints.Uny.Ac.Id/33324/1/TAS%20WIDYANTARI%20DYAH%20PARAMITA.PDF.
Paskarina, C. (2016) “Wacana Negara Maritim Dan Reimajinasi Nasionalisme Indonesia,” Jurnal Wacana Politik, 1(1), hal 1-8. doi: 10.24198/jwhal.v1i1.10542.
Pradhani, S. I. (2018) “Sejarah Hukum Maritim Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit dalam Hukum Indonesia Kini,” Lembaran Sejarah, 13(2), hal. 186. doi: 10.22146/lembaran-sejarah.33542.
Rickleft, M. C. 2005. Sejarah Indonesia Modern 1200-2004. Jakarta:Serambi Ilmu Semesta.
Soerono, A. S. 2014. Jayaning Majapahit: Kisah Para Kesatria Penjaga Samudra. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Sofyan, Y. M. (2010) “Kekuasaan Jawa: Studi Komparatif Sistem Kekuasaan Kerajaan Majapahit dan Demak,” Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, hal. 1-105. doi:http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/hdanle/123456789/2212.
Sutrisno, I. H. 2018 “Makna Sumpah Palapa Bagi Nusantara (Kajian Ekspedisi Pamalayu Dalam Konsep Nasionalisme Majapahit),” Seuneubok Lada: Jurnal Ilmu-ilmu Sejarah, Sosial, Budaya dan Kependidikan, 5(1), hal. 7-15. doi: https://doi.org/ 10.1017/s0022463401000157.
Syaifullah, J. (2016) “Analisis Semiotik Tentang Kekuasaan dan Maskulinitas Pada Tampilan Website Gudang Garam Pria Punya Selera,” Jurnal Informa Politeknik Indonusa Surakarta, 1(3), hal. 23-36. doi: https://informa.poltekindonusa.ac.id/ index.php/informa/article/view/121.
Turner, G. (1999). Film as Social Practice. New York: Routledge.
Wahyudi, D. Y. (2013) “Kerajaan Majapahit: Dinamika Dalam Sejarah Nusantara1,” Sejarah Dan Budaya, 7(1) hal. 88-95. doi: http://training.um.ac.id/ojs/index.php/sejarah-dan-budaya/article/view/4739/2270.
Widiana, A. (2017) “Konstruksi Gender Tokoh Sabari dalam Novel Ayah Karya Danrea Hirata; Analisis Wacana Teun A. Van Dijk” Skripsi: Institut Agama Islam Negeri Surakarta. doi: http://eprints.iain-surakarta.ac.id/2280.
Wiyatmi. (2013). “Konstruksi Nasionalisme dalam Novel-Novel Indonesia Prakemerdekaan (Student Hijo Dan Salah Asuhan ),” Kawistara, 3(2), hal. 117-226. doi: https://jurnal.ugm.ac.id/kawistara/article/view/3980.
Zoetmulder, J. 1985. Kalangwan: Sastra Jawa Kuna Selayang Pdanang. Jakarta: Djambatan.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2020 Mega Widyawati, Eggy Fajar Andalas
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)