Eksistensi Tradisi Mangupa Batak Mandailing di Kelurahan Yukum Jaya Lampung Tengah
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15466Keywords:
Batak Mandailing, Eksistensi, Tradisi MangupaAbstract
Tradisi mangupa merupakan sebuah tradisi yang sampai sekarang masih dilakukan oleh masyarakat Batak Mandailing. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat terhadap tradisi mangupa, bagaimana implementasi tradisi mangupa di Kelurahan Yukum Jaya, dan bagaimana eksistensi tradisi mangupa di tengah arus modernisasi. Metode dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tahapan penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan. Hasil penelitian dijabarkan sebagai berikut: (1) persepsi masyarakat terhadap tradisi mangupa adalah ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kelancaran dalam suatu acara, (2) implementasi tradisi mangupa di Kabupaten Lampung Tengah terdapat beberapa tahapan, mulai dari mengadakan musyawarah, pemberian nasihat dari Dalihan Na Tolu kepada kedua mempelai, hingga memberikan isi pangupa sebagai pedoman hidup setelah menikah, dan (3) tradisi mangupa di Lampung Tengah, khususnya Kelurahan Yukum Jaya masih eksis, dibuktikan dengan setiap acara perkawinan Batak Mandailing dipastikan melaksanakan tradisi mangupa. Tradisi mangupa memuat nilai toleransi dan gotong-royong yang dibuktikan dengan partisipasi masyarakat umum saat tradisi ini dilakukan.
The mangupa is a tradition that is still practiced by the Mandailing Batak community. This study aims to determine how do people perceive the mangupa tradition, how the implementation of the mangupa tradition in Yukum Jaya Village, and how is the existence of the mangupa Tradition amid modernization. The method in this research is a qualitative with a descriptive approach. The stages of this research are as data collection, data reduction, data presentation, and conclusions. The results of the research are described as follows: (1) public perception of the mangupa tradition is an expression of gratitude to God Almighty for the smooth running of an event. (2) the implementation of the mangupa Tradition in Central Lampung Regency consists of several stages, starting from holding deliberations, giving advice from Dalihan Na Tolu to the bride and groom to providing Pangupa contents as a guide for life after marriage, and the mangupa tradition in Central Lampung, especially Yukum Jaya Village, still exists, as evidenced by the fact that every Batak Mandailing wedding ceremony is ensured to carry out the mangupa tradition. The mangupa tradition contains the values of tolerance and cooperation, which is evidenced by the participation of the general public when this tradition is carried out.
Downloads
References
Abidin, Z. (2007). Analisis Eksistensial. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Affandi, I. (1996). "Mengenai Kepeloporan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda dalam Pendidikan Politik". Disertasi. Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Jurusan Pendidikan Imu Pengetahuan Sosial. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Agustianto, A. (2018). Makna Simbol Dalam Kebudayaan Manusia. Jurnal Ilmu Budaya, 8(1), 1–63. https://doi.org/10.31849/jib.v8i1.1017
Arifin, Z. (2020). Harte Dan Tungguan : Redefinisi Adat Tunggu Tubang Pada Komunitas Semende Migran. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 22(2), 31–44. https://doi.org/10.14203/jmb.v22i2.887
Aripin, M. (2018). Mangupa Ditinjau Dari Perspektif Hukum Islam. Jurnal El-Qanuniy: Jurnal Ilmu-Ilmu Kesyariahan Dan Pranata Sosial, 4(1), 48–60. https://doi.org/10.24952/el-qonuniy.v4i1.1826
Basri, M., Arif, S., Perdana, Y., & Sumargono, S. (2020). Nilai-Nilai Sejarah Berbasis Local Wisdom Situs Batu Berak Sebagai Sumber Pembelajaran Sejarah. Gulawentah:Jurnal Studi Sosial, 5(2), 125. https://doi.org/10.25273/gulawentah.v5i2.7241
Brown, H. (2003). Adat Peradatan Suku Batak.
Darwis, R. (2018). Tradisi Ngaruwat Bumi Dalam Kehidupan Masyarakat (Studi Deskriptif Kampung Cihideung Girang Desa Sukakerti Kecamatan Cisalak Kabupaten Subang). Religious: Jurnal Studi Agama-Agama Dan Lintas Budaya, 2(1), 75. https://doi.org/10.15575/rjsalb.v2i1.2361
Listiani, N. P. D. (2014). Eksistensi Tradisi Adat Ngoncang Di Desa Pegadungan, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Ditinjau Dari Segi Nilai-Nilai Sosial Budaya. Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 2(2), 1–11. http://dx.doi.org/10.23887/jpku.v2i2.1123
Ekawati, D. (2015). Eksistensialisme. Jurnal Tarbawiyah, 10(2), 75–84. https://ejournal.metrouniv.ac.id/index.php/tarbawiyah/article/download/427/228
Putro, Z. A. E. (2020). Reformulasi Identitas Buddha Jawi Wisnu dan Sam Kaw Hwee Ke Dalam Buddhayana di Lampung Reformulating Identity of Buddha Jawi Wisnu and Sam Kaw Hwee Into Buddhayana in Lampung. Jurnal Masyarakat Dan Budaya, 22(2), 17–29. https://doi.org/10.14203/jmb.v22i2.1007
Esten, M. (1991). Kesustraan: pengantar Teori sejarah. Angkasa.
Gibson. (1986). The Ecologikal Approach to Visual Perception. Prentice Hall International, Inc.
Harahap, T. S. I. (2021). Wawancara.
Hendro, E. P. (2020). Simbol : Arti , Fungsi , dan Implikasi Metodologisnya. Endogami : Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 3(2), 158–165. https://doi.org/10.14710/endogami.3.2.158-165
Jalaludin, R. (1991). Psikologi Pendidikan. Ghalia Indonesia.
Larasati, D. (2018). Globalisasi Budaya dan Identitas: Pengaruh dan Eksistensi Hallyu (KoreanWave) versus Westernisasi di Indonesia. Jurnal Hubungan Internasional, 1, 109–120. http://dx.doi.org/10.20473/jhi.v11i1.8749
Mar’at. (1984). Psikologi Sosial. Gramedia Pustaka Utama.
Mariyati. (2021). Wawancara.
Miles, B. M., & Huberman, M. (1992). Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Jakarta: UIP.
Moleong, L. J. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT. Remaja Rosdakarya.
Pohan, M. (2017). Perkawinan semarga masyarakat migran batak mandailing di yogyakarta. Al-Ahwal : Jurnal Hukum Keluarga Islam, 10(2), 134–147.https://doi.org/10.14421/ahwal.2017.10202
Rahma, D., Berlian, V., & Novitasari, S. (2019). Resepsi Ikatan Keluarga Banyuwangi Terhadap Mantra Sabuk Mangir. Jurnal Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 3(2), 103–110. https://doi.org/10.22219 /satwika.v3i2
Rika, N., & Kholidah, J. (2019). Eksistensi Budaya Lokal Sebagai Penguat Nasionalisme. Seminar Nasional Penelitian Dan Pengabdian Masyarakat-LP4MP Universitas Islam Majapahit, 168–174.
Risdianawati, L. F., & Hanif, M. (2015). Sikap Masyarakat Terhadap Pelaksanaan Upacara Kelahiran Adat Jawa Tahun 2009-2014 (Studi Di Desa Bringin Kecamatan Kauman Kabupaten Ponorogo). Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 5(01), 30. https://doi.org/10.25273/ajsp.v5i01.895
Siregar, H. (2021). Wawancara.
Situmorang, R. (2017). "Mangupa Sebagai Bentuk Dukungan Sosial : Studi indigenous Terhadap Etnis Batak". Skripsi. Fakultas Psikologi. Jurusan Psikologi. Universitas Sumatera Utara.
Soekanto, S. (1987). Sosiologi Hukum dalam Masyarakat. Rajawali.
Sudrajat, A. R. (2020). Pewarisan Nilai-Nilai Kearifan Lokal Kalosara dalam Pembelajaran Sejarah Untuk Membangun Karakter Siswa. Historia : Jurnal Program Studi Pendidikan Sejarah, 8(1). http://dx.doi.org/10.24127/hj.v8i1.2254
Sugiyarto. (2017). Menyimak ( Kembali ) Integrasi Budaya di Tanah Batak Toba. Endogami : Jurnal Ilmiah Kajian Antropologi, 1(1), 34–41. https://doi.org/10.14710/endogami.1.1.34-41
Tri, J., Eka, D., & Lestari, G. (2020). Tradisi Ruwatan Jawa Pada Masyarakat Desa Pulungdowo Malang. Jurnal Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial,4(2), 94–105. https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.14245
Widyatwati, K. M. (2019). Merti Desa : Eksistensi Tradisi Masyarakat Agraris Di Kabupaten Semarang. Jantra : Jurnal Sejarah Dan Budaya., 14(1), 9–14.http://jantra.kemdikbud.go.id/index.php/jantra/article/download/78/53
Zulmalik. (2019). "Tradisi mangupa lahiron daganak (kelahiran anak) pada masyarakat batak mandailing di Kampung Pecin, Desa Sekijang, Kecamatan Tapung Hilir, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau". Skripsi. Fakultas Adab dan Ilmu Budaya Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Ali Imron, Yusuf Perdana, Rizky Rahfan Abadi Siregar
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)