Praktik Pitungan Jawa dalam Penentuan Awal Bercocok Tanam oleh Petani Kota Batu
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v5i1.15818Keywords:
Pitungan Jawa, Persepsi, PetaniAbstract
Penelitian ini bertujuan mendiskripsikan dan memahami pelaksanaan pitungan Jawa dalam aktivitas permulaan waktu tanam pada petani di Kelurahan Temas, Kecamatan Batu, Kota Batu. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode etnografi. Peneliti tinggal di lokasi penelitian selama pelaksanaan penelitian dengan mengamati, melihat, ikut serta, dan berdiskusi dengan warga lokasi penelitian, khususnya para informan. Informan dalam penelitian berjumlah 7 orang terdiri dari penduduk setempat yang memiliki primbon Jawa, mengetahui dan memahami serta mengaplikasikan pitungan Jawa, bersedia berdiskusi secara terbuka dengan peneliti. Analisis data dilakukan dengan tahapan pengumpulan, penyajian, reduksi atau kondensasi, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi pitungan Jawa dalam upaya menentukan awal bercocok tanam bervariasi. Menurut petani, pitungan Jawa adalah kearifan lokal yang perlu dilestarikan. Mereka percaya pada nasihat orang tua mengenai hal-hal buruk yang telah terbukti di masa lalu apabila tidak mengikuti perkiraan dalam primbon. Petani beranggapan bahwa penerapan pitungan Jawa adalah salah satu bentuk ikhtiar kepada Allah SWT. Meskipun demikian petani tetap menganut ajaran agama dan menghindari tindakan yang bertentangan dengan syariat Islam. Bentuk implementasi pitungan Jawa di Kelurahan Temas tidak persis sama dengan ketentuan yang tertulis dalam primbon, seperti halnya tidak lagi menyediakan sesajen yang ditempatkan dalam takir. Syarat utama petani yang akan melakukan pitungan Jawa yakni haruslah mengingat hari meninggal orang tua dan tanggal 1 Suro. Apabila hasil pitungan Jawa jatuh pada hari tersebut, petani dilarang memulai penanaman. Harapannya adalah untuk menghindari rintangan buruk. Acuan yang digunakan oleh petani adalah oyot, wit, godhong, uwoh yang disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam.
This study aims to describe and understand the implementation of Javanese calculations in the activity of starting planting time for farmers in Temas Village, Batu District, Batu City. Researchers used a qualitative research approach that was classified as an ethnographic research method. Researchers stay at the research location during the implementation of the research by observing, seeing, participating in, and discussing with residents of the research location, especially informants. There are 7 informants in the study consisting of local residents who have Javanese Primbon, know and understand and apply Javanese calculations, willing to have open discussions with researchers. Data analysis was carried out by collecting, presenting, reducing/condensing, and drawing conclusions. The results showed that the perception of the Javanese count in the effort to determine the start of planting varied. According to farmers, Javanese pitung is local wisdom that needs to be preserved. They trust their parents' advice about bad things that have been proven in the past if they don't follow the predictions in the Primbon. Farmers think that the application of Javanese calculations is a form of endeavor to Allah SWT. Even so, farmers still adhere to religious teachings and avoid actions that are contrary to Islamic law. The form of implementation of the Javanese calculation in Kelurahan Temas is not exactly the same as the provisions written in the Primbon, such as no longer providing offerings that are placed in takir. The main requirement for farmers to do Javanese calculations is to remember the day their parents died and the 1st of Suro. If the results of the Javanese calculations fall on those days, the farmer is prohibited from starting planting. The hope is to avoid bad obstacles. The references used by farmers are oyot, wit, godhong, uwoh which are adjusted to the type of plant to be planted.
Downloads
References
Agustina, L. O., Sunardi, & Susanto. (2016). Etnomatematika Pada Penanggalan Jawa Terkait Aritmetika Di Desa Yosomulyo. Kadikma, 7(1), 22–23.
Anggito, A., & Setiawan, J. (2018). Metodologi penelitian kualitatif. (E. D. Lestari, Ed.) (1st ed.). Sukabumi: CV Jejak (Jejak Publisher). Retrieved from https://books.google.co.id/books?id=59V8DwAAQBAJ
Arifin, H. S., Fuady, I., & Kuswarno, E. (2017). Factor Analysis That Effect University Student Perception in Untirta About Existence of Region. Jurnal Penelitian Komunikasi Dan Opini Publik, 21(1), 88–101. Retrieved from %0Ahsadalong85@gmail.com
Bauto, L. M. (2016). Perspektif Agama dan Kebudayaan dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia (Suatu Tinjauan Sosiologi Agama). Jurnal Pendidikan Ilmu Sosial, 23(2), 11. https://doi.org/10.17509/jpis.v23i2.1616
Fauzan, R., & Nashar, N. (2017). “Mempertahankan Tradisi, Melestarikan Budaya” (Kajian Historis dan Nilai Budaya Lokal Kesenian Terebang Gede di Kota Serang). Jurnal Candrasangkala Pendidikan Sejarah, 3(1), 1. https://doi.org/10.30870/candrasangkala.v3i1.2882
Graha, A. A. W., & Yuliawati. (2015). Potret Kearifan Lokal, Perubahan Iklim dan Pengaruhnya terhadap Produktivitas padi Sawah di Salatiga. AGRIC: Jurnal Ilmu Pertanian, 27(1), 50–59.
Hakim, A. (2019). Petung Hari Pernikahan Etnik Jawa Kecamatan AIr Rami Kabupaten Mukomuko dalam Perspektif Hukum Islam. Jurnal Qiyas, 4(2), 110–116.
Hartono. (2016). Petung dalam Primbon Jawa. LITERA: Jurnal Penelitian Bahasa, Sastra Dan Pengajarannya, 15(2), 256–268. https://doi.org/10.21831/ltr.v15i2.11827
Hidayat, M. F., & Fardiansari, E. (2016). Penentuan Hari Baik sebagai Sistem Budaya Jawa (Kearifan Lokal dalam Budaya di Desa Genaharjo, Semanding, Tuban). Prosiding Symbion (Symposium on Biology Education), Prodi Pendidikan Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan, 533–542. Retrieved from http://symbion.pbio.uad.ac.id/prosiding/prosiding/ID_346_Moh Fathul_Hal 533-542.pdf
Hidayati, I. N., & Suryanto, S. (2015). Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Produksi Pertanian Dan Strategi Adaptasi Pada Lahan Rawan Kekeringan. Jurnal Ekonomi & Studi Pembangunan., 16(1), 42–52. https://doi.org/10.18196/jesp.16.1.1217
Idrus, M. (2009). Metode Penelitian Sosial Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.
Juniati, M. (1998). Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: Erlangga.
Khaerani, K., Alfiandra, A., & El Faisal, E. (2019). Analisis Nilai-Nilai Dalam Tradisi Tingkeban Pada Masyarakat Jawa Di Desa Cendana Kecamatan Muara Sugihan Kabupaten Banyuasin. Bhineka Tunggal Ika: Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan PKn, 6(1), 64–82. https://doi.org/10.36706/jbti.v6i1.7923
Lestari, P. M., Irawati, R. P., & Mujimin. (2019). Pertanian Modern Berdasarkan Kearifan Lokal. Jurnal Widyaparwa, 47(1), 1–10.
Milles, H. (2014). Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI Press.
Mukti, A. S., & Noor, T. I. (2018). Kearifan Lokal dalam Sistem Agribisnis Padi Sawah, Desa Sukanagara, Kecamatan Lakbok, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH, 4(3), 897–907. https://doi.org/10.25157/jimag.v4i3.1657
Neonbota, S. L., & Kune, S. J. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Usahatani Padi Sawah di Desa Haekto, Kecamatan Noemuti Timur. Agrimor, 1(03), 32–35. https://doi.org/10.32938/ag.v1i03.104
Nurwahyuningsi, N., Ahmadin, A., & Asmunandar, A. (2019). Modernisasi Alat Pertanian di Cikoro Gowa 2005-2015. Jurnal Pattingalloang, 6(1), 81. https://doi.org/10.26858/pattingalloang.v6i1.10686
Oktiasasi, W., & Harianto, S. (2016). Perhitungan Hari Baik Dalam Pernikahan (Studi Fenomenologi Pada Keluarga Muhammadiyah Pedesaan Di Kecamatan Kertosono Kabupaten Nganjuk). Jurnal Paradigma, 4(3), 1–10.
Permatasari, B. F., & Habsari, N. T. (2015). Persepsi Masyarakat Desa Jiwan Terhadap Kalender Jawa Dalam Membangun Rumah. Jurnal Agastya, 5(1), 165–182.
Prabaningrum, L., & Moekasan, T. (2014). Pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan Utama Pada Budidaya Cabai Merah di Dataran Tinggi ( Pest and Disease Management On Hot Pepper Cultivation in High Land). Jurnal Hortikultura, 24(2), 179–188.
Pradanta, S. W., Sudardi, B., & Subiyantoro, S. (2015). Kajian Nilai-Nilai Budaya Jawa dalam Tradisi Bancaan Weton di Kota SUrakarta (Sebuah Kajian Simbolisme dalam Budaya Jawa). LINGUA: Journal of Language, Literature and Teaching, 12(2), 155–172. https://doi.org/10.30957/lingua.v12i2.25
Pratama, B. A., & Wahyuningsih, N. (2018). Pernikahan Adat Jawa Di Desa Nengahan, Kecamatan Bayat, Kabupaten Klaten. Haluan Sastra Budaya, 2(1), 19. https://doi.org/10.20961/hsb.v2i1.19604
Purnama, Y. (2014). Studi Kepercayaan Masyarakat Jatigede. Patanjala : Jurnal Penelitian Sejarah Dan Budaya, 6(2), 239. https://doi.org/10.30959/ptj.v6i2.197
Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif [Qualitative Data Analysis]. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah, 17(33), 81.
Rosana, E. (2017). Dinamisasi Kebudayaan dalam Realitas Sosial. Al-AdYaN, 12(1), 16–30.
Sari, N. O. P., & Rahardjo, T. (1981). Akomodasi Komunikasi Antarbudaya (Etnis Jawa Dengan Etnis Minang). Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 1689–1699.
Sartini, N. W. (2017). Makna simbolik bahasa ritual pertanian masyarakat Bali. Jurnal Kajian Bali (Journal of Bali Studies), 7(2), 99. https://doi.org/10.24843/jkb.2017.v07.i02.p06
Setiadi, D., & Imswatama, A. (2017). Pola Bilangan Matematis Perhitungan Weton dalam Tradisi Jawa dan Sunda. Jurnal ADHUM, 4(2), 9–15.
Sudardi, B. (2002). Konsep Pengobatan Tradisional. Jurnal Humaniora, 14(1), 12–19.
Wahyuni, A. T., & Pinasti, I. S. (2018). Perubahan Tradisi Wiwitan dalam Era Modernisasi ( Studi Pada. Jurnal Pendidikan Sosiologi, 3, 3.
Walgito, B. (2002). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.
Walgito, B. (2004). Pengantar Psikologi Umum (4th ed.). Yogyakarta: Andi.
Wandi, S., Nurharsono, T., & Raharjo, A. (2013). Pembinaan Prestasi Ekstrakurikuler Olahraga Di Sma Karangturi Kota Semarang. Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 2(8), 524–535. https://doi.org/10.15294/active.v2i8.1792
Wijaya, R. R., & Jannah, R. (2019). Makna Ritual methik di Kalangan Petani : Studi Tentang Kearifan Lokal Petani Desa Sumbersewu Kabupaten Banyuwangi ( The Ritual Meaning of methik in Farmer Sphere : A Study on Farmer Local Wisdom in Sumberwaru Village , Banyuwangi Regency ). E-Sospol, 6(1), 27–35.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Jabal Tarik Ibrahim, Ary Bakhtiar, Nurul Latifah, Fithri Mufriantie
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)