Seni Beduda: Penanaman nilai-nilai tradisi melalui musik dan syair pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat

Authors

  • Imam Ghozali Universitas Tanjungpura

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.18902

Keywords:

Bahasa Selayan, Beduda, Kledi, Penanaman Nilai

Abstract

Beduda adalah seni tutur pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat Desa Engkurai Kabupaten Melawi. Penelitian ini dilatarbelakangi peran penting kesenian tersebut dalam penanaman nilai-nilai kearifan lokal pada masyarakatnya. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini tentang bentuk dan penanaman nilai-nilai seni Beduda pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat. Penanaman nilai-nilai pada masyarakat berfungsi untuk membantu masyarakat tersebut mengenal dan mempertahankan tradisi budayanya yang meliputi sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya dari masyarakat tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan bentuk penelitian analitik interpretatif dengan sumber data pelaku maupun tokoh seni beduda. Teknik analisis data yang digunakan adalah  model analisis interaktif (interactive analysis models). Beduda bentuk seni tutur yang disertai dengan nada dan cengkok. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Selayan. Isi syair Beduda berupa nasihat, hiburan, penyambutan, maupun riwayat hidup seseorang serta ucapan rasa syukur dan harapan. Nilai-nilai yang ditanamkan melalui syair-syair beduda  meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, dan juga kemandirian. Penanaman nilai-nilai tersebut termaktub dalam syair-syair beduda yang dilantunkan. Secara konteks hampir seluruh syair mengandung nilai-nilai dengan makna yang dalam. Syair-syair yang dilantunkan dalam bahasa kuno menjadi kendala bagi kalangan muda untuk mempelajarai dan memahaminya. Seni beduda digunakan dalam lingkup kecil dalam keluarga, maupun pada masyarakat yang lebih luas, sebagai hiburan maupun pengisi acara-acara ritual. Penanaman nilai pada seni beduda dilakukan melalaui syair maupun dalam pengggunaan alat musik pengiringnya.

 

Beduda is the art of speech in the Dayak Kebahan Penyelopat Tribe, Engkurai Village, Melawi Regency. This research is motivated by the important role of the arts in instilling the values ​​of local wisdom in the community. The problem posed in this research is about the form and inculcation of Beduda artistic values ​​in the Kebahan Penyelopat Dayak Tribe community. Instilling values ​​in the community serves to help the community recognize and maintain its cultural traditions which include a system of ideas, actions, and the work of the community. This study uses a qualitative method in the form of interpretive analytic research with data sources from actors and figures of the Beduda art. The data analysis technique used is interactive analysis models. Beduda art form of speech accompanied by tone and twist. The language used is the Malay language. The contents of Beduda's poetry are in the form of advice, entertainment, welcoming, as well as a person's life history as well as expressions of gratitude and hope. The values ​​that are instilled through beduda poems include religious values, honesty, tolerance, discipline, hard work, and independence. The cultivation of these values ​​is embodied in the beduda poems that are sung. In context, almost all of the poems contain values ​​with deep meaning. The poems sung in ancient languages ​​are an obstacle for young people to learn and understand them. Beduda art is used in small circles within the family, as well as in the wider community, as entertainment and as performers in ritual events. Instilling values ​​in the art of beduda is carried out through poetry and in the use of musical accompaniment instruments.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adisusilo, S. (2012). Pembelajaran Nilai-Karakter. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Alloy, S., Albertus, A., & Istiyani, C. P. (2008). Mozaik Dayak: Keberagaman Subsuku dan Bahasa Dayak di Kalimantan Barat. Pontianak: Institut Dayakologi.

Asmara, U. H. (2003). Peralatan Hiburan dan Kesenian Tradisional Daerah Kalimantan Barat. Pontianak: Fahruna Bahagia.

Atmadi, A., & Setianingsih. (2000). Transformasi Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit Universitas Sanata Dharma.

Blench, R. (2012). The distribution of the free-reed mouth-organ. United Kingdom: Kay Williamson Educational Foundation.

Byo, S. J. (1999). “Classroom Teachers’ and Music Specialists’ Perceived Ability to Implement the National Standards for Music Education.” Journal of Research in Music Education Summer 47:111–23. https://doi.org/10.2307/3345717

Endraswara, S. (2012). Metodologi Penelitian Kebudayaan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Freire, P. (2007). The Politicof Education: Cultur, Power, and Liberation. Politik Pendidikan: Kebudayaa, Kekuasaan, dan Kebebasan. Yogyakarta: REaD.

Gea, A. A. (2011). “Enculturation Pengaruh Lingkungan Sosial Terhadap Pembentukan Perilaku Budaya Individu.” Jurnal Humaniora 2:139–50. https://doi.org/10.21512/humaniora.v2i1.2966

Hadi, Y. S. (2000). Seni dalam Ritual Agama. Yogyakarta: Tarawang Press.

Hadirman, H. (2016). Tradisi Katoba Sebagai Media Komunikasi Tradisional dalam Masyarakat Muna (Perspektif Komunikasi Ritual). Jurnal Penelitian Komunikasi dan Opini Publik, 20(1), 11–30.https://jurnal.kominfo.go.id/index.php/jpkop/article/view/473

Haryanto. (2015). Musik Suku Dayak, Sebuah Catatan Perjalanan di Pedalaman Kalimantan. Badan Pene. Yogyakarta: Yogyakarta: Badan Penerbist ISI.

Jenks, C. (2013). Culture Studi Kebudayaan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kaplan, D. (2012). Teori Budaya. (The Theory Of Culture). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kartika, D. S. (2007). Budaya Nusantara, Kajian Konsep Mandala dan Konsepn Triloka terhadap Pohon Hayat pada Batik Klasik. Bandung: Rekayasa Sains.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Lontaan, J. U. (1975). Sejarah Hukum Adat dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Jakarta: Bumi Restu.

Milles, M. B., & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif, Buku Sumber Tentang Metode-metode Baru. Terjemahan Rohidi, Tjetjep Rohendi. Bandung: UI-Press.

Moleong, L. J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nurhadi. (2002). Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching adnd Learning). Malang: Universitas Negeri Malang.

Rahmawati, N. P. N. (2015). Pelestarian “Karungut” Seni Tradisi Lisan Klasik Dayak Ngaju di Kalimantan Tengah. Pontianak: Balai Pelestarian Nilai Budaya Kalimantan.

Ratna, N K. (2010). Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu Sosial Humaniora Pada Umumnya. Yogyakarta: Pustaka Pelaja.

Rohidi, T. R. (2011). Metodologi Penelitian Seni. Semarang: Cipta Prima Nusantara.

Sahidin, L. O., & Amin, H. (2018). Tradisi Katoba: Model Penanaman Nilai-nilai Islam Pada Anak Masyarakat Muna. Jurnal Ilmu-Ilmu Komunikasi dan Bimbingan Islam, 11(2), 1-16. http://dx.doi.org/10.31332/am.v11i2.1122

Smilek, D., & Bonin, T. (2016). Inharmonic music elicits more negative affect and interferes morewith a concurrent cognitive task than does harmonic music. National Library of Medicine.

Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung.: Penerbit Alafabeta.

Suharto, M. (2001). Kamus Musik. Jakarta: PT. Gramedia.

Sumardjo, J. (2006). Estetika Paradoks. Bandung: Sunan Ambu Press.

Suryawan, A. I. (2015). Menanamkan Nilai-Nilai Tradisi dalam Pembelajaran Seni Tari di Taman Kanak-Kanak. Jurnal Ritme, 1(1), 1-5.https://ejournal.upi.edu/index.php/ritme/article/download/1886/1274

Yohanes, B. (2017). Metode Kritik Teater, Teori, Konsep, dan Aplikas. Yogyakarta: Kalabuku Press.

Zakariyas, et. al. (2008). Pendidikan Seni. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Zuchdi, D. (2003). Humanisasi Pendidikan (Kumpulan Makalah dan Artikel Tentang Pendidikan Nilai). Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.

Downloads

Published

2022-04-28

How to Cite

Ghozali, I. (2022). Seni Beduda: Penanaman nilai-nilai tradisi melalui musik dan syair pada masyarakat Suku Dayak Kebahan Penyelopat. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(1), 139–152. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.18902

Issue

Section

Original Research