Akulturasi Islam pada budaya Ruwatan Rumah di Cikidi Hilir Banten
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.19755Keywords:
Akulturasi Islam, Budaya Ruwatan, Cikidit HilirAbstract
Di zaman sekarang terjadi perubahan-perubahan dinamikia sosial kemasyarakatan sebagai dampak dari adanya gempuran modernitas. Berbagai hal mendapat pengaruh dengan perubahan tersebut salah satunya berkaitan dengan tradisi yang ada di masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses akulturasi budaya Islam pada zaman dulu dan sekarang serta hal apa yang mempengaruhi perubahan tersebut, khususnya pada tradisi ruwatan rumah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara yang dilakukan secara langsung kepada responden yang tetap menjaga kondisi alami dari masyarakat. Penelitian dilakukan di daerah Cikidi Hilir karena masyarakat masih sangat kental dengan keyakinan dengan leluhur yang dilaksanakan pada bulan Desember 2021. Responden pada penelitian ini sebanyak 10 orang yang berasal dari masyarakat di daerah Cikidit Hilir. Pemilihan sampel menggunakan teknik nonprobability sampling (purposive sampling) yakni ditujukan kepada masyarakat yang bermukim di daerah tersebut dan dianggap mengetahui tradisi. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan pelaksanaan ruwatan rumah di Cidikit Hilir merupakan bentuk akulturasi budaya karena semua masyarakat di kampung itu beragama Islam. Terlebih dalam ajaran Islam, proses ruwatan rumah yang dijelaskan di atas tidak ada. Ruwatan itu hasil karya atau cipta yang diturunkan oleh para pendahulunya. Mengingat, tidak menutup kemungkinan, sebelum Islam datang wilayah itu masyarakatnya beragama Sunda Wiwitan. Terdapat akulturasi budaya Islam dengan budaya kokolot masyarakat dulu. Sebab, ada kolaborasi antara doa-doa yang bersumber dari ajaran agama Islam dan peninggalan kokolot dengan bahasa Sunda Kuno. Ruwat rumah sebagai bentuk penghargaan seseorang atau kumpulan yang paling ramai pencipta berkat tempat kediamannya (rumah).
In today's era there are changes in social dynamics of society as a result of the onslaught of modernity. Various things are influenced by these changes, one of which is related to the traditions that exist in society. This study aims to see how the acculturation process of Islamic culture in the past and present and what influences these changes. This research is a qualitative research with an ethnographic approach. Data collection techniques using interviews conducted directly to respondents who still maintain the natural conditions of the community. The research was conducted in the Cikidi Hilir area where the area is still very strong with beliefs with ancestors which was carried out in December 2021. The respondents in this study were 10 people who came from the community in the Cikidi Hilir area. The sample selection used a non-probability sampling technique (purposive sampling) which was aimed at the people who live in the area and are considered to know the tradition/culture to be studied (ruwatan rumah). The results of the research conducted indicate that the implementation of home care in Cidikit Hilir is a form of cultural acculturation. Because all the people in the village are Muslims. Especially in the teachings of Islam, the process of ruwatan house described above does not exist. Ruwatan is the result of the work or copyright handed down by his predecessors. Remembering, it is possible, before Islam came, the people were Sunda Wiwitan. There is acculturation of Islamic culture with the old-fashioned culture of the people. Because, there is a collaboration between prayers that come from the teachings of Islam and the legacy of the ancient Sundanese language. Ruwat house as a form of appreciation for someone or a group of the most crowded creators thanks to their residence (house).
Downloads
References
Abdullah, O. M. (2016). Peranan Lembaga Adat Dalam Proses Enkulturasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal Tidore Dan Pengaruhnya Terhadap Pembentukan Karakter Remaja Di Kelurahan Soasio, Kota Tidore Kepulauan. EDUKASI, 13(2), 244-259. . http://dx.doi.org/10.33387/j.edu.v13i2.46
Al-Amri, L., & Haramain, M. (2017). Akulturasi Islam Dalam Budaya Lokal. KURIOSITAS: Media Komunikasi Sosial dan Keagamaan, 10(2), 87–100. https://doi.org/10.35905/kur.v10i2.594
Arifin, M., & Khambali, K. B. M. (2016). Islam dan akulturasi budaya lokal di Aceh (studi terhadap ritual rah ulei di kuburan dalam masyarakat pidie Aceh). Jurnal Ilmiah Islam Futura, 15(2), 251–284. http://dx.doi.org/10.22373/jiif.v15i2.545
Afni, F. N., Supratno, H., & Nugraha, A. S. (2020). Kepercayaan Animisme Masyarakat Postkolonial Jawa dalam Novel Entrok Karya Okky Madasari. PARAFRASE: Jurnal Kajian Kebahasaan & Kesastraan, 20(1), 67-75. https://doi.org/10.30996/parafrase.v20i1.4050
Afandi, A. (2018). Kepercayaan Animisme-Dinamisme Serta Adaptasi Kebudayaan Hindu-Budha Dengan Kebudayaan Asli Di Pulau Lombok-NTB. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 1(1), 1-9. https://doi.org/10.31764/historis.v1i1.202
Azis, F., & Wahyuningsih, N. (2018). Damar Kurung Hasil Akulturasi Kebudayaan Masyarakat Gersik. Gelar: Jurnal Seni Budaya, 16(2), 150–154. https://doi.org/10.33153/glr.v16i2.2486
Busro, B., & Qodim, H. (2018). Perubahan Budaya dalam Ritual Slametan Kelahiran di Cirebon, Indonesia. Jurnal Studi Agama Dan Masyarakat, 14(2), 127-147. https://doi.org/10.23971/jsam.v14i2.699
Cahyanti, I., Sukatman, S., & Husniah, F. (2017). Mitos dalam Ritual Ruwatan Masyarakat Madura di Kecamatan Gending Kabupaten Probolinggo. Jurnal Edukasi, 4(1), 13–19. https://doi.org/10.19184/jukasi.v4i1.5084
Devi, N. I. (2020). Tradisi Ruwat Bumi di Kabupaten Tegal. Skripsi Sarjana. Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. http://lib.unnes.ac.id/41734/
Fajri, I. (2018). Strategi peningkatan penjualan makanan tradisional sunda melalui daya tarik produk wisata kuliner di The Jayakarta Bandung Suite Hotel & Spa. THE Journal: Tourism and Hospitality Essentials Journal, 8(1), 45-56. https://doi.org/10.17509/thej.v8i1.11689.g7021
Firmansyah, R. (2016). Konsep Dasar Asimilasi & Akulturasi dalam Pembelajaran Budaya. Telkom University.
Hasanah, U., Linda, R., & Lovadi, I. (2014). Pemanfaatan tumbuhan pada upacara adat tumpang negeri suku melayu di keraton ismahayana landak. Jurnal Protobiont, 3(3), 17-24. http://dx.doi.org/10.26418/protobiont.v3i3.7355
Harahap, A. S., Hasibuan, A. L., & Siregar, T. (2018). Kearifan Lokal Dalam Bentuk Sanksi Hukum Bagi Pelaku Pada Masyarakat Adat Batak Bagian Selatan. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology), 3(2), 122-130. https://doi.org/10.24114/antro.v3i2.8791
Humaeni, A. (2013). Makna Kultural Mitos dalam Budaya Masyarakat Banten. Antropologi Indonesia, 33(3), 159-179. https://doi.org/10.7454/ai.v33i3.2461
Junaid, H. (2013). Kajian Kritis Akulturasi Islam dengan Budaya Lokal. Jurnal Diskursus Islam, 1(1), 56–73. https://doi.org/10.24252/jdi.v1i1.6582
Mariani, L. (2017). Ritus Ruwatan Murwakala di Surakarta. Umbara, 1(1), 43-56. https://doi.org/10.24198/umbara.v1i1.9603
Maurin, Y., Wahyuningtyas, N., & Ruja, I. N. (2020). Makna Tradisi Ruwatan Petirtaan Candi Jolotundo Sebagai Sarana Pelestarian Air. Jurnal Sosiologi Pendidikan Humanis, 5(1), 24-34. http://dx.doi.org/10.17977/um021v5i1p24-34
Nesi, A., & Tube, B. (2020). Makna Budaya pada Unsur-unsur Paralel dalam Tutur Adat Takanab. Jurnal Simbolika: Research and Learning in Communication Study, 6(1), 41–50. https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i1.3411
Oktaviana, M., Achmad, Z. A., Arviani, H., & Kusnarto, K. (2021). Budaya komunikasi virtual di Twitter dan Tiktok: Perluasan makna kata estetik. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 5(2), 173–186. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.17560
Purwaningsih, S. (2020). Pranata Sosial dalam Kehidupan Masyarakat. Alprin.
Rachman, M. (2012). Konservasi nilai dan warisan budaya. Indonesian Journal of Conservation, 1(1), 30-39. https://doi.org/10.15294/ijc.v1i1.2062
Rahmawati, A. (2020). Praktik Sosial Masyarakat Desa Tondowulan Dalam Tradisi Mayangi di Kecamatan Plandaan Kabupaten Jombang. Paradigma, 9(2), 1-22. Retrieved from https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/paradigma/article/view/37408
Romli, K. (2015). Akulturasi dan asimilasi dalam konteks interaksi antar etnik. Ijtimaiyya: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 8(1), 1-13. https://doi.org/10.24042/ijpmi.v8i1.859
Satria, E. (2017). Tradisi Ruwatan Anak Gimbal di Dieng. Jurnal Warna, 1(1), 155–171. https://ejournal.iaiig.ac.id/index.php/warna/article/view/27
Setiawan, E. (2018). Tradisi Ruwatan Murwakala Anak Tunggal dalam Tinjauan Sosiokultural Masyarakat Jawa. Asketik: Jurnal Agama dan Perubahan Sosial, 2(2), 129-138. https://doi.org/10.30762/ask.v2i2.846
Susanti, J. T., & Lestari, D. E. G. (2020). Tradisi Ruwatan Jawa pada Masyarakat Desa Pulungdowo Malang. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 4(2), 94–105. https://doi.org/10.22219/satwika.v4i2.14245
Suryanti, A. (2017). Upacara Adat Sedekah Laut di Pantai Cilacap. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 3(2). https://doi.org/10.14710/sabda.3.2.%p
Yuristia, A. (2018). Pendidikan sebagai transformasi kebudayaan. IJTIMAIYAH Jurnal Ilmu Sosial Dan Budaya, 2(1), 1-13. http://jurnal.uinsu.ac.id/index.php/ijtimaiyah/article/view/5714/2590
Yoga, S. (2019). Perubahan Sosial Budaya Masyarakat Indonesia Dan Perkembangan Teknologi Komunikasi. Jurnal Al-Bayan: Media Kajian dan Pengembangan Ilmu Dakwah, 24(1), 29-46. http://dx.doi.org/10.22373/albayan.v24i1.3175
Wahidah, H. (2015). The Ritual and Mythology of Ruwatan in Mojokerto. Religió: Jurnal Studi Agama-Agama, 5(2), 207-222. http://jurnalfuf.uinsby.ac.id/index.php/religio/article/view/573/509
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Deni Iriyadi
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)