Nilai-nilai karakter budaya Belis dalam perkawinan adat masyarakat Desa Benteng Tado Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.22300Keywords:
Belis, Character values, Culture, Customary marriageAbstract
Penelitian ini dilatarbelakang oleh perubahan sistem perkawinan adat yang menggunakan belis di desa Benteng Tado. Budaya belis menjadi beban ekonomi bagi masyarakat karena sudah bergeser dari makna aslinya yang juga berpengaruh pada perubahan pembentukan karakter masyarakatnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui praktik pelaksanaan budaya belis, makna budaya belis dan nilai-nilai karakter yang terkandung dalam budaya belis. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Teknik analisis data dilakukan dengan cara reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Informan dalam penelitian ini adalah tokoh adat, tokoh masyarakat (guru), kepala desa, dan masyarakat yang pernah pernah terlibat langsung dalam pelaksanaan budaya belis. Tempat penelitian dilakukan di Desa Benteng Tado. Hasil penelitian menunjukan bahwa: proses pelaksanaan budaya belis dilakukan melalui 3 tahap yaitu (1) pra pernikahan: karong salang, cumang tau ata tua, tukar kila, turuk empo, (2) pernikahan: ngo ba paca, wagal, (3) pasca pernikahan: podo, curu/ roko, gerep ruha. Makna budaya belis bagi masyarakat desa Benteng Tado adalah sebagai bentuk penghargaan terhadap perempuan dan untuk membalas jasa orang tua dan keluarga perempuan. Dari hasil penelitian mengenai budaya belis sebagai kearifan lokal, teridentifikasi 18 nilai-nilai karakter kehidupan yang terkandung dalam budaya belis pada perkawinan adat di Desa Benteng Tado. Nilai-nilai kehidupan tersebut berketerkaitan dengan seluruh dimensi pembentuk karakter yaitu: nilai religius, nilai jujur, nilai toleransi, nilai disiplin, nilai kerja keras, nilai kreatif, nilai mandiri, nilai demokratis, nilai rasa ingin tahu, nilai semangat kebangsaan, nilai cinta tanah air, nilai menghargai prestasi, nilai bersahabat/komunikatif, nilai cinta damai, nilai gemar membaca, nilai peduli lingkungan, nilai peduli sosial, dan nilai tanggung jawab.
This research was motivated by changes in the traditional marriage system that used belis in the village of Fort Tado. Belis culture is an economic burden for the community because it has shifted from its original meaning which also has an effect on changing the formation of the character of its society. The purpose of this study is to determine the practice of implementing belis culture, the meaning of belis culture and character values contained in belis culture. This research uses descriptive qualitative methods. Data analysis techniques are carried out by means of data reduction, data presentation and drawing conclusions. Informants in this study are traditional leaders, community leaders (teachers), village heads, and communities who have been directly involved in the implementation of belis culture. The place where the study was conducted in the Village of Benteng Tado. The results showed that: the process of implementing belis culture was carried out through 3 stages, namely (1) pre-marriage: karong salang, cumang tau ata tua, tukar kila, turuk empo, (2) marriage: ngo ba paca, wagal, (3) post-wedding: podo, curu/ roko, gerep ruha. Makna belis culture for the people of Fort Tado village is as a form of appreciation for women and to repay the services of women's parents and families. From the results of research on belis culture as local wisdom, 18 life character values contained in belis culture were identified in traditional marriages in Benteng Tado Village. These life values are related to all character-forming dimensions, namely: religious values, honest values, tolerance values, discipline values, hard work values, creative values, independent values, democratic values, the value of curiosity, the value of the spirit of nationality, the value of love for the homeland, the value of appreciating achievements, the value of friendly / communicative, the value of peace-loving, the value of love of reading, the value of caring for the environment, the value of caring for the environment, the value of respecting achievements, the value of friendly/communicative, the value of peace-loving, the value of love to read, the value of caring for the environment, the value of caring for the environment, the value of value social care, and the value of responsibility.
Downloads
References
Akhwani, A., Nafiah, N., & Taufiq, M. (2021). Pendidikan Karakter Berbasis Nilai-nilai Pancasila melalui Keteladanan dan Pembiasaan di Sekolah Dasar. JPK (Jurnal Pancasila Dan …. http://litabmas.umpo.ac.id/index.php/JPK/article/view/2823/0
Aldin, M. (2019). “Belis Dalam Adat Perkawinan Lari Di Desa Nuca Molas Kecamatan Satar Mese Barat Kab.Manggarai. Manggarai. Mataram: Universitas Islam Negeri (UIN).”
Antari, L. P. S., & Liska, L. De. (2020). Implementasi Nilai Nilai Pancasila Dalam Penguatan Karakter Bangsa. Widyadari: Jurnal Pendidikan. https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/widyadari/article/view/916
Asfa, I. (2021). Perlindungan Hukum Terhadap Perkawinan Adat. osf.io. https://osf.io/preprints/qyzu2/
Dafiq, N. (2018). Dinamika psikologis pada masyarakat Manggarai terkait budaya belis. Wawasan Kesehatan. https://stikessantupaulus.e-journal.id/JWK/article/view/48
Dawan, A. (2019). Perempuan Alor di pusaran budaya belis: Sebuah pendekatan etnografis melalui revitalisasi budaya. Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia Di Daerah …. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/inada/article/view/1037
Deke, M. E., Bahari, Y., & Salim, I. (2020). Perubahan Wujud dan Makna Belis Dalam Perkawinan Adat Bajawa Boba. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, 9(7). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdpb/article/view/41411
Diagusty, H. F., Yanuartuti, S., & Rahayu, E. W. (2022). Tari Greget Sawunggaling sebagai ikon kota Surabaya . Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(1), 23–34. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.19247
Djara, V. A. D., & Jaya, I. (2021). The spatial econometrics of stunting toddlers in Nusa Tenggara Timur Province 2019. Commun. Math. Biol. Neurosci. http://scik.org/index.php/cmbn/article/view/6584
Doko, E. W., Suwitra, I. M. (2021). Tradisi Kawin Tangkap (Piti Rambang) Suku Sumba Di Nusa Tenggara Timur. Jurnal Konstruksi Hukum, 2(3), 656-660. https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jukonhum/article/view/3674
Doko, Y. D. (2017). Kesantunan berbahasa dalam kumpulan cerita rakyat nusa tenggara timur. Retorika: jurnal ilmu bahasa, 3(1), 159-169. http://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/jret/article/view/163
Fitriani, R., & Dewi, D. A. (2021). Membangun Karakter Generasi Muda Melalui Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Di Tengah Arus Globalisasi. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 3(2), 514-522. https://www.edukatif.org/index.php/edukatif/article/view/367
Jamaludin, J., & Sugitanata, A. (2020). Tradisi Ngorek Pada Upacara Nyongkolan Perkawinan Adat Sasak Tanak Awu. Al-Hukama': The Indonesian Journal of Islamic Family Law, 10(2), 319-348. …. https://doi.org/10.15642/alhukama.2020.10.2.319-348
Jovani, A. (2020). Nokas: Mahalnya Cinta dalam Balutan Budaya Belis di Tanah Timor, Nusa Tenggara Timur. Jurnal Inada: Kajian Perempuan Indonesia di Daerah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar, 3(1), 93-101. http://ejournal.uki.ac.id/index.php/inada/article/download/1930/1488
Kardila, M. M., Arta, K. S., & Yasa, I. W. P. (2021). Makna Belis Dalam Perkawinan Adat Pada Masyarakat Gumbang Desa Riung Kecamatan Cibal, Manggarai Sebagai Sumber Belajar Sejarah di Sma. Widya Winayata: Jurnal Pendidikan Sejarah, 9(3), 153-166.
Kleden, D. (2017). Belis dan Harga Seorang Perempuan Sumba (Perkawinan Adat Suku Wewewa, Sumba Barat Daya. Jurnal Studi Budaya Nusantara, 1 (1), 24–34. https://jsbn.ub.ac.id/index.php/sbn/article/view/3
Laudasi, F. A. C., Manafe, Y. D., & Liliweri, Y. K. (2020). Transaksional Budaya Belis. Jurnal Communio: Jurnal Jurusan Ilmu Komunikasi, 9(2), 1641-1650. https://ejurnal.undana.ac.id/JIKOM/article/view/2493
Lon, Y. (2017). Belis dan Hari Perkawinan: Perempuan Dalam Budaya Manggarai, Flores. repository.unikastpaulus.ac.id. http://repository.unikastpaulus.ac.id/65/
Majo, P. H. (2021). Belis dan Diskriminasi Gender dalam Budaya Manggarai Serta Peran Aktif Gereja Manggarai dalam Mengatasinya. repository.stfkledalero.ac.id. http://repository.stfkledalero.ac.id/id/eprint/834
Maniata, T. (2020). Persepsi Mahasiswa Unsoed Asal Alor Nusa Tenggara Timur tentang Budaya Belis. repository.unsoed.ac.id. http://repository.unsoed.ac.id/id/eprint/13284
Mataradja, J. R. (2021). Dinamika Psikologis pada Pasangan yang Menikah Menggunakan Tradisi Perkawinan Adat Budaya Belis di Kabupaten Alor Nusa Tenggara Timur. Jurnal Ilmiah Bimbingan Konseling Undiksha, 12(3). https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JIBK/article/view/39089
Moleong, L. J. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. Rosdakarya.
Ndaong, N., Detha, A., Datta, F. U., & ... (2019). Teknologi Pengolahan Pakan Amoniase Pada Sapi di Desa Nggorang, Kecamatan Komodo Manggarai Barat, NTT. International Journal of Community Service Learning, 3(4), 252-259. https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/IJCSL/article/view/21798
Neonnub, F. I., & Habsari, N. T. (2018). Belis: Tradisi Perkawinan Masyarakat Insana Kabupaten Timor Tengah Utara (Kajian Historis dan Budaya Tahun 2000-2017). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 8(01), 107-126.http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/JA/article/view/2035
Nuwa, T. C. (2019). … (Studi Kasus Pada Pasangan Suami Istri yang Menikah Dengan Menggunakan Belis dan Tanpa Belis Pada Masyarakat Nagekeo, Flores, Nusa Tenggara Timur). repository.unair.ac.id. https://repository.unair.ac.id/87158/
Priska, I., & Yasa, K. Y. K. (2020). Upacara Kapu Agu Naka Masyarakat Desa Watu Rambung Kecamatan Lembor Selatan Kabupaten Manggarai Barat Ditinjau Dari Perspektif Sosial Budaya. Nirwasita: Jurnal Pendidikan Sejarah dan Ilmu Sosial, 1(1), 64-71.https://ojs.mahadewa.ac.id/index.php/nirwasita/article/view/868
Siti, R. (2020). Pelaksanaan Budaya Paca (Belis) dalam Perkawinan Adat Masyarakat Manggarai Desa Golo Bilas Kecematan Komodo Kabupaten …. repository.ummat.ac.id. https://repository.ummat.ac.id/id/eprint/1703
Sugiarto, A., & Mahagangga, I. (2020). Kendala Pengembangan Pariwisata di Destinasi Pariwisata Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur (Studi Kasus Komponen Produk Pariwisata). Jurnal Destinasi Pariwisata. http://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1749256&val=4936&title=Kendala%20Pengembangan%20Pariwisata%20di%20Destinasi%20Pariwisata%20Labuan%20Bajo%20Nusa%20Tenggara%20Timur
Sugiyono, D. (2018). Metode penelitian kuatintatif, kualitatif dan R & D. Alfabeta.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Heri Kurnia, Felisia Lili Dasar, Intan Kusumawati
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)