Pemaknaan tradisi Peh Cun di Indonesia: Visualisasi dalam koleksi Ready-to-Wear Deluxe bagi generasi muda dengan gaya hidup urban
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.22796Keywords:
Koleksi busana Kontemporer Oriental Tradisi Peh Cun UrbanAbstract
Peh Cun merupakan salah satu budaya peranakan hasil akulturasi budaya Tionghoa dan Indonesia. Tradisi Peh Cun bertujuan untuk mengenang dan menghormati patriotisme seorang negarawan asal Tiongkok bernama Qu Yuan yakni menteri Negara Chu yang hidup pada Warring States Period. Qu Yuan seorang menteri yang jujur dan setia, namun difitnah oleh pejabat lainnya sehingga diusir dan bunuh diri karena tidak dihargai kesetiaannya oleh raja. Para nelayan mencari mayat Qu Yuan dengan menaiki perahu naga karena kepercayaan adat bahwa sang naga bisa membantu menemukan tubuh Qu Yuan dari dasar sungai. Selain itu, nelayan juga melempar bakcang ke sungai agar tubuh Qu Yuan tidak dimakan hewan dan dianggap untuk membuang sial. Koleksi busana berjudul ZÀI JÌ YÌ terinspirasi dari keunikan tradisi Peh Cun terutama perlombaan mendayung perahu naga dan tradisi memakan bakcang melalui representasi aksen teknik smock, ombre dye spray, dan opnaisel. Project based learning menjadi metode yang digunakan dalam perancangan koleksi ini. Tujuan perancangan ZÀI JÌ YÌ adalah untuk: 1) Menciptakan koleksi busana berkonsep modern dengan inspirasi Peh cun, 2) Menerapkan teknik manipulasi material ke dalam koleksi busana. Hasil akhir yang diperoleh berupa koleksi rancangan busana deluxe siap pakai dengan siluet simple, stylish dan kontemporer sesuai acuan Indonesia Trend Forecasting 2021/2022 bertema Spirituality subtema Modern dengan menampilkan detail manipulasi dan material secara menyeluruh pada busana.
Peh Cun, which emerged from the blending of Chinese and Indonesian traditions, is one of the peranakan cultures. The Peh Cun tradition seeks to celebrate and remember the nationalism of a Chinese leader named Qu Yuan, the Minister of State of Chu who lived during the Warring States Period. Although Qu Yuan was a trustworthy and obedient minister, the monarch disregarded his allegiance, and as a result, he banished him and later killed himself. In accordance with the conventional wisdom that the dragon may aid in locating Qu Yuan's body at the river's bottom, the fishermen used a dragon boat to look for his remains. Additionally, fisherman also toss bakcang into the river to prevent animals from eating Qu Yuan's body, which is said to be unlucky. Incorporating smock technique accents, ombre dye spray, and opnaisel, the ZÀI JÌ YÌ apparel line was motivated by the distinctiveness of Peh Cun's traditions, particularly the dragon boat rowing race and the tradition of eating bakcang. This collection was created using a project-based learning approach. The design goals of ZÀI JÌ YÌ are to: 1) Create a fashion collection with a contemporary concept influenced by Peh Cun, and 2) Apply material manipulation techniques to the fashion collection. The ultimate result is a range of ready-to-wear deluxe apparel designs with simple, stylish, and contemporary silhouettes that adhere to the Spirituality theme and Modern sub-theme of the Indonesia Trend Forecasting 2021/2022.
Downloads
References
Al-Tabany, T. I. B. (2014). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif dan Kontekstual. Jakarta: Kencana. https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=924136
Aryani, D. I. (2011). Tradisi Angpaw di Indonesia. Conference Festival Seni Maranatha (Fesema): Akulturasi dalam Pelestarian Budaya Indonesia. Bandung: Universitas Kristen Maranatha. https://www.researchgate.net/publication/349137807_Tradisi_Angpaw_di_Indonesia
Aryani, D. I., Setiawan, K. F. R., Natanael, I. N. (2021). The "Awal Mula Peh Cun di Tangerang": An animated film about acculturation of Chinese culture fort in Tangerang. Journal of Games, Game Art, and Gamification 6(1), 21-26. DOI: https://doi.org/10.21512/jggag.v6i1.7503.
Ayda, P. N., Astuti, A. (2020). Pembuatan Surface Design pada Busana Ready to Wear dengan Teknik Sashiko. Teknobuga: Jurnal Teknologi Busana Dan Boga 8(1): 62-69. DOI 10.15294/teknobuga.v8i1.24065.
Daeli, Y. S., Aryani, D. I., Tan, I. J. (2019).Perancangan Busana Ready to Wear Deluxe Dengan Inspirasi The Culture of Animal Spirit Dari Suku Indian. Serat Rupa Journal of Design 3(2), 77-92. https://doi.org/10.28932/srjd.v3i2.1728.
Daryanto. (2013). Inovasi Pembelajaran Efektif. Bandung: Yrma Widya.
Deviera, D. (2021). Representasi Budaya Tionghoa dan Orientalisme dalam Film Crazy Rich Asians. Commercium 4(3), 167-176. file:///C:/Users/USER/Downloads/43324-Article%20Text-72001-1-10-20211115.pdf
Fitriana, R., & Darmawan, D. R. (2021). Workout sebagai gaya hidup sehat wanita modern. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 5(2), 199–213. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.1757.
Glorianna, V., Aryani, D .I., & Tan, I. J. (2020). Perancangan Koleksi Busana Ready to Wear Deluxe dengan Inspirasi Wayang Potehi. Prosiding ISBI Bandung, 1(1). Bandung: ISBI Bandung. https://jurnal.isbi.ac.id/index.php/Prosiding/article/view/1299
Gunawan, F., Aryani, D. I., Tan, I. J. (2022). Perancangan Busana Wanita Siap Pakai dengan Inspirasi Facial Mask Pada Opera Beijing. Visual Heritage 4(2), 148-162. DOI 10.30998/vh.v4i2.4884.
Hardiansyah, B., Iriyadi, D., & Gufron, I. A. (2022). Akulturasi Islam pada budaya Ruwatan Rumah di Cikidi Hilir Banten. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(1), 50–61. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i1.1975.
Hidayat, Z. M. (1993). Masyarakat dan Kebudayaan Cina Indonesia. Bandung: Tarsito.
Liliweri, A. (2002). Makna Budaya dalam Komunikasi antar Budaya. Yogyakarta: LKiS Pelangi Aksara.
Mayne, D. (2020). Semi-Formal Attire Guidelines. Diakses dari: https://www.thespruce.com/semi-formal-attire-guidelines-1216504, pada tanggal 18 Maret 2022, pukul 13:02 WIB.
Nasir, M. S. G. (2019). Tambur Peh-Cun Sebagai Iringan Lomba Perahu Naga Dalam Upacara Peh-Cun Di Tangerang Banten. Selonding 15(1), 20-34. DOI: https://doi.org/10.24821/selonding.v15i1.3110.
Pandanwangi, A., et. al. (2022). Wastra Kreatif: Sosialisasi Dan Pelatihan Teknik Cabut Warna. AKSARA: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal 8(2), 1011-1022.DOI:http://dx.doi.org/10.37905/aksara.8.2.1011-1022.2022.
Pertiwi, F. N. D., & Marlina. (2012). Manfaat Hasil Pelatihan Manipulating Fabric Sebagai Kesiapan Membuka Usaha Aksesoris. Bandung: Program Studi Pendidikan Tata Busana PKK FPTK UPI.
Poespo, G. (2013). A to Z Istilah Fashion. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Rezeki, R. D., Nurhayati, N. D., Mulyani, S. (2015). Penerapan Metode Pembelajaran Project Based Learning (Pjbl) Disertai Dengan Peta Konsep Untuk Meningkatkan Prestasi Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada Materi Redoks Kelas X-3 Sma Negeri Kebakkramat Tahun Pelajaran 2013/2014. Jurnal Pendidikan Kimia (JPK) 4(1): 74-81.
Rosyadi. (2010). Festival Peh Cun Menelusuri Tradisi Etnis Cina di Kota Tangerang. PATANJALA: Jurnal Penelitian Sejarah dan Budaya 2(1), 18-34. DOI: 10.30959/patanjala.v2i1.203.
Saraswati, A., Widhiyanti, K., & Fatmawati, N. G. (2021). Desain karakter film animasi Raya and The Last Dragon dalam membangun politik identitas Asia Tenggara. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 5(2), 254–267. https://doi.org/10.22219/satwika.v5i2.1758.
Sisilia, A. D., Aryani, D. I., Tan, I. J. (2021). Perancangan Busana Wanita Siap Pakai dengan Inspirasi Budaya Suku Kalash di Pakistan. Visual Heritage 4(1), 43-53. DOI: https://doi.org/10.30998/vh.v4i1.4032.
Sutopo, F. X. (2016). China: Sejarah Singkat. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Taher, E. (14 Juni 2021). Asal Usul Festival Peh Cun, Hari Mendayung Perahu dan Makan Bakcang. Diakses dari: https://nationalgeographic.grid.id/read/132739272/asal-usul-festival-peh-cun-hari-mendayung-perahu-dan-makan-bakcang?page=all, pada 31 Maret 2022 pukul 11:30 WIB.
Tan, H. (27 Mei 2017). 7 Hal Mengenai Hari Bakcang dan Festival Perahu Naga. Diakses dari: https://www.tionghoa.info/ketahui-7-hal-mengenai-festival-perahu-naga-dan-bakcang/, pada 2 April 2022 pukul 20:00 WIB.
Taniputera, I. (2016). History of China. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2022 Dewi Isma Aryani, Josephine Theodora
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)