Perkembangan dan pelestarian tenun Corak Insang khas kota Pontianak
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.23933Keywords:
pelestarian; tenun; corak insang; PontianakAbstract
Kota Pontianak memiliki kain bercorak khas yang berupa tenun corak Insang sebagai identitas budaya yang harus dikembangkan dan dilestarikan. Penelitian ini bertujuan mengkaji perkembangan dan pelestarian tenun Corak Insang khas kota Pontianak. Tenun Corak Insang merupakan kain yang mengandung nilai budaya yang tinggi sejak zaman Kesultanan Pontianak dan harus dilestarikan keberadaanya. Perlunya perluasan fakta-fakta menarik terkait perkembangan dan pelestarian tenun Corak Insang secara luas sejak dahulu hingga sekarang demi terjaganya keberadaan tenun Corak Insang agar terus dikreasikan, dicintai dan diminati oleh generasi ke generasi. Metode yang digunakan penelitian kualitatif melalui pendekatan deskriptif. Sedangkan sumber data terdiri atas data primer yaitu hasil wawancara dan pengamatan proses pembuatan tenun serta kunjungan museum, data sekunder diperoleh dari arsip gambar dan informasi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara serta dokumentasi. Awalnya tenun Corak Insang hanya digunakan oleh kalangan bangsawan di istana Kadriah Pontianak saja. Sebagai lambang identitas bangsawan atau status sosial pada suatu kelompok. Baik dari segi penggunaannya, pembuatan maupun perkembangan dari segi coraknya yang saat ini semakin beragam dan terus dilestarikan oleh masyarakat Melayu kota Pontianak. Disimpulkan bahwa perkembangan dan pelestarian tenun corak insang sudah mengalami inovasi dan kreasi yang lebih baik dengan tetap memertahankan nilai dan tampilan yang khas agar tetap eksis sebagai hasil dari tangan produksinya serta penggunaannya tidak terbatas hanya golongan tertentu saja.
The city of Pontianak has a distinctively patterned cloth in gill pattern weaving as a cultural identity that must be developed and preserved. This study examines developing and preserving the Pontianak City-style woven corak insang. Weaving with gill patterns is a cloth that has contained high cultural value since the time of the Pontianak Sultanate, and its existence must be preserved. It is necessary to expand on interesting facts related to the development and preservation of corak insang weaving from ancient times until now to maintain the existence of gill pattern weaving so that it continues to be created, loved, and in demand by generations. The method used is qualitative research through a descriptive approach. The data sources consist of primary data, namely the results of interviews and observations of the process of making weaving and museum visits, and secondary data obtained from archives of images and information. Data collection techniques were done through observation, interviews, and documentation. Initially, the nobility only used the corak insang weaving at the Kadriah Pontianak palace. As a symbol of the identity of nobility or social status in a group. Both in terms of its use, manufacture, and development in terms of styles, which are increasingly diverse and continue to be preserved by the Malay community of Pontianak City. It was concluded that the development and preservation of gill pattern weaving had experienced better innovation and creation while maintaining a distinctive value and appearance so that it continues to exist due to its production hands, and its use is not limited to specific groups only.
Downloads
References
Amelia, A., & Karsa, A. H. A. N. (2019). Program Aplikasi Pengadaan Barang pada PT Kartu Perdana Berbasis Dekstop. Equivalent : Jurnal Ilmiah Sosial Teknologi, 1(1). https://doi.org/10.46799/jequi.v1i1.14
Anjely, T. F. (2022). Perlindungan Hukum Hak Kekayaan Intelektual Terhadap Motif Tenun Corak Insang sebagai Warisan Tradisional Masyarakat Melayu Kota Pontianak oleh Pemerintah Daerah Kota Pontianak. Jurnal Fatwa Hukum, 5(2) https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jfh/article/view/54115.
Elvida, M. N. (2015). Pembuatan kain tenun ikat Maumere di Desa Wololora Kecamatan Lela Kabupaten Sikka Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Holistik, 8(16), 1-22. https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/holistik/article/view/9997.
Hazmi, A. R., Saroh, S., & Zunaida, D. (2018). Strategi Pemasaran Kerajinan Topeng Malangan dalam Melestarikan Produk Budaya Lokal. Jurnal Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis.7(2), 25-31. http://jim.unisma.ac.id/index.php/jiagabi/article/view/1525/1508.
Himawan, P., Adib, A., & Suhartono, A. W. (2013). Perancangan Desain Kemasan Kain Tenun Slamet Riady Lombok. (Doctoral Dissertation, Petra Christian University). https://publication.petra.ac.id/index.php/dkv/article/view/601.
Imaniyah, A. R., & Wahyuningsih, U. (2022). Penerapan Teknik Anyaman Dengan Motif Corak Insang Pada Busana Pengantin. BAJU: Journal of Fashion & Textile Design Unesa, 3(1), 1–10. https://doi.org/10.26740/baju.v3n1.p1-10.
Hamidi, M., & Asra, Y. (2019). Busana Baju Kurung Melayu Kekinian Mendukung Ekonomi dan Industri Kreatif. In Seminar Nasional Industri dan Teknologi (SNIT). Polteknik Negeri Bengkalis. 309-315. http://eprosiding.snit-polbeng.org/index.php/snit/article/view/97/92.
Maharani, S. A., Mulki, G. Z., & Yuniarti, E. (2020). Strategi pengembangan kampung wisata tenun khatulistiwa kecamatan pontianak utara 1). JeLAST: Jurnal PWK, Laut, Sipil. Tambang 7 (2), 1-9. https://jurnal.untan.ac.id/index.php/JMHMS/article/view/42149.
Melati, A., Kartika, M., & Ratih, Y. (2020). PPPUD Diversifikasi Produk Kerajinan Tenun Corak Insang di Kampung Wisata Tenun Khatulistiwa. Panrita Abdi. 4(3), 314–321. https://doi.org/10.20956/pa.v4i3.7792.
Melati, H. A., Ratih, Y., & Kartika, M. (2019). Pelatihan Teknik Pencelupan dan Pengikatan Warna Benang Kepada Perajin Tenun Corak Insang di Kota Pontianak. International Journal of Community Service Learning, 3(3). https://doi.org/10.23887/ijcsl.v3i3.15516
Melati, H. A., Ratih, Y., & Kartika, M. (2017). Peningkatan Kapasitas Penenun Corak Insang Melalui Pelatihan Motivasi Usaha dan Menganik. Abdimas Talenta: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 109-114. https://doi.org/10.32734/abdimastalenta.v2i2.2295
Muihaturrahmah, N. (2021). Perancangan Pusat Budaya Melayu di Tepian Sungai Kapuas Pontianak dengan Pendekatan Arsitektur Neo-Vernakular. Bachelor Thesis. Universitas Islam Indonesia. https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/32309.
Nahak, H. M. . (2019). Upaya Melestarikan Budaya Indonesia Di Era Globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65–76. https://doi.org/10.33369/jsn.5.1.65-76
Nasruddin, N. (2020). Haji Dalam Budaya Masyarakat Bugis Barru: Suatu Pergeseran Makna. Kamaya: Jurnal Ilmu Agama, 3(2), 158-173. https://doi.org/10.37329/kamaya.v3i2.438
Nurcahyani, L. (2018). Strategi Pengembangan Produk Kain Tenun Ikat Sintang. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 3(1), 56 -72. https://doi.org/10.24832/jpnk.v3i1.530.
Nurmaningsih, J. (2022). Etnomatematika Budaya Melayu Kalimantan Barat dan Implementasinya dalam Pembelajaran. Lembaga Penelitian dan Pengembangan Pada Masyarakat.
Okamoto, D., & Mora, G. C. (2014). Panethnicity. Annual Review of Sociology, 40, 219-239. https://doi.org/10.1146/annurev-soc-071913-043201
Putra, R. A., Ulfah, M., & Basri, M. (2022). Peran Dekranasda Kota Pontianak dalam Pendampingan Pelaku Industri Kreatif Pada Sektor Kriya dan Fesyen. Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa (JPPK), 10(10), 1-13. http://dx.doi.org/10.26418/jppk.v10i10.4994.
Putri, P. A. V. A., & Santoso, E. B. (2020). Potensi dan Kelemahan Kawasan Cagar Budaya sebagai Destinasi Wisata Heritage di Kota Pontianak. Jurnal Penataan Ruang, 15(1), 14-22. https://doi.org/10.12962/j2716179x.v15i1.6794
Rahmawati, N. P. N. (2016). Corak Insang: Motif Tenun Tradisional Pontianak Yang Tetap Bertahan. Pustaka BPNB Kalbar.
Sariani, N. L. P. (2020). Strategi Komunikasi dalam Meningkatkan Kinerja Karyawan di Bhr Law Office. Jurnal Ilmiah Manajemen Dan Bisnis, 2(2), 115-126. https://doi.org/10.38043/jimb.v2i2.2313
Savitri, R., & Ekomadyo, A. S. (2021). Genius Loci Permukiman Bansir Laut di Kota Pontianak. Jurnal Tiarsie, 18(1), 1–10. https://doi.org/10.32816/tiarsie.v18i1.88.
Sirait, A. R. M., Budiman, R., & Deka, A. M. (2020). Pengaruh Faktor Harga, Selera dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan Konsumen dalam Membeli Kain Corak Insang di Kota Pontianak. Jurnal TIN Universitas Tanjungpura, 4(1). https://jurnal.untan.ac.id/index.php/jtinUNTAN/article/view/38903.
Tindarika, R., & Ramadhan, I. (2021). Kesenian Hadrah Sebagai Warisan Budaya Di Kota Pontianak Kalimantan Barat. Aksara: Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal, 7(3), 907-926. https://doi.org/10.37905/aksara.7.3.907-926.2021
Yeung, W. J. J., Desai, S., & Jones, G. W. (2018). Families in Southeast and South Asia. Annual Review of Sociology, 44, 469-495. https://doi.org/10.1146/annurev-soc-073117-041124
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Haris Firmansyah, Iwan Ramadhan, Hadi Wiyono, Astrini Eka Putri, Thomy Sastra Atmaja
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)