Nilai-nilai toleransi hasil akulturasi budaya pada masjid Mantingan Jepara

Authors

  • Aulia Normalita UIN Raden Mas Said Surakarta

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24353

Keywords:

nilai akulturasi, akulturasi budaya, masjid Mantingan Jepara

Abstract

Masjid sebagai sentral kegiatan keagamaan umat Islam tidak hanya menyajikan keindahan hanya dari sisi Islam, melainkan umat di luar agama Islam turut serta mewarnai keindahan dari masjid Islam itu sendiri.  Salah satunya terwujud pada bangunan masjid Mantingan di Jepara. Penelitian ini bertujuan untuk 1) menyelisik nilai-nilai toleransi dalam proses pembangunan masjid Mantingan, 2) mendeskripsikan akulturasi budaya pada Masjid Mantingan. Metode penelitian menggunakan deskriptif kualitatif, sumber data berupa dokumen dan informan. Teknik pengumpulan data berupa wawancara terbuka dengan juru kunci dari makam sekaligus pengurus masjid Mantingan dan observasi berupa pengamatan dan pencatatan. Teknik analisis data menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan adanya nilai toleransi yang sejak dulu telah diimplementasikan Ratu Kalinyamat sebagai pelopor berdirinya masjid Mantingan dengan Tji Wie Gwan.  Seorang arsitektur Cina sekaligus Ayah angkat dari Sultan Hadirin yang memadukan akulturasi budaya pada bangunan masjid  berupa ornamen batu yang dipahat. Ornamen tersebut  hasil dari kesenian Cina. Adapun akulturasi budaya terlihat pada bentuk bangunan masjid yang diadopsi dari rumah Jawa serta adanya gapura yang berasal dari kebudayaan Buda dan Islam. Nilai toleransi yang ditemui ada pada proses sejarah pembangunan masjid tersebut di antaranya adalah nilai menghargai, kerjasama, gotong royong, tolong menolong dan tidak adanya diskriminasi antara Islam, Jawa dan Cina maupun Buda. Adapun akulturasi budaya dimunculkan pada bangunan Masjid Mantingan berupa ornamen, Candi Bentar, penyangga, bedug maupun kentongan serta atap yang bersusun tiga.

 

The mosque, as the center of religious activities of Muslims, not only presents beauty from the side of Islam, but people outside the Islamic religion participate in coloring the beauty of the Islamic mosque itself. One of them is manifested in the Mantingan mosque building in Jepara. This study aims to describe the values of tolerance in culture and acculturation found in the Mantingan mosque building in Jepara. The research method uses qualitative descriptive data sources in the form of documents and informants. Data collection techniques include open interviews with caretakers from the tomb and Mantingan mosque administrators and observational observations in the form of observation and recording. Data analysis techniques using Miles and Huberman's interactive model. The results showed the value of tolerance that Queen Kalimat had long implemented as the pioneer of establishing the Mantingan mosque with Tji Wie Gwan. A Chinese architect and adoptive father of Sultan Hadirin who combines cultural acculturation in mosque buildings in the form of carved stone ornaments. The ornaments are the result of Chinese art. Cultural acculturation can be seen in mosque buildings adopted from Javanese houses and gates derived from Buddhist and Islamic cultures. The value of tolerance found in the historical process of building the mosque includes respect, cooperation, mutual assistance, help, and the absence of discrimination between Islam, Java, China, and Buddhism. Cultural acculturation is raised in the Mantingan Mosque building in ornaments, Bentar Temple, supports, bedug and kentongan, and a three-tiered roof.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Arifin, Z., Widagdo, J., & Bagus, F. (2020). Budaya Rupa Motif Ukir Masjid Mantingan pada Mebel Ukir Jepara. Imajinasi: Jurnal Seni, 14(2), 107-116. https://doi.org/10.15294/imajinasi.v14i2.27703

Astuti, C. W. (2017). Sikap Hidup Masyarakat Jawa Dalam Cerpen-Cerpen Karya Kuntowijoyo. Jurnal Kata 1(1), 64-71. doi:10.22216/jk.v1i1.1945.

Ayuningrum, D. (2017). Akulturasi Budaya Cina Dan Islam Dalam Arsitektur Tempat Ibadah Di Kota Lasem, Jawa Tengah. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 12(2), 122-135. https://doi.org/10.14710/sabda.12.2.122-135

Baan, A., Allo, M. D. G., & Patak, A. A. (2022). The cultural attitudes of a funeral ritual discourse in the indigenous Torajan, Indonesia. Heliyon, 8(2), e08925. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.heliyon.2022.e08925.

Devi, D. A. (2009). Toleransi Beragama. Semarang: Pamularsih.

Dwiyani, A., & Sari, E. S. (2021). Pembentukan Sikap Toleransi Siswa Melalui Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) Berbasis Multikultural di SMAN 2 Mataram. Darajat: Jurnal Pendidikan Agama Islam, 4(1), 1-11. http://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/Darajat/article/view/641

Febrisal, H. (2022). Proses Akulturasi Suku Batak Dan Jawa Di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Aceh Singkil. UIN Ar Raniry. https://repository.ar-raniry.ac.id/id/eprint/23385/.

Geertz, C. (1963). Religion of Java. Chicago: IL Free Press.

Graaf, TH. G.TH. Pigeaud. De. (1985). Kerajaan- Kerajaan Islam di Jawa. Jakarta: Grafiti Press.

Habibullah, A., Aisyah, M. A. S., & Hoerunnisa, L. N. A. (2022). Wujud Akulturasi Budaya Pada Arsitektur Menara Kudus di Jawa Tengah. Dharmasmrti: Jurnal Ilmu Agama dan Kebudayaan, 22(1), 19-27. https://doi.org/10.32795/ds.v22i1.2750.

Jia, F., & Krettenauer, T. (2022). Moral Identity and Acculturation Process among Chinese Canadians: Three Cultural Comparisons. Elsevier Relations, International Journal of Intercultural 88: 125–32. https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2022.04.00.

Jirhanudin. (2010). Perbandingan Agama Pengantar Studi Memahami Agama-Agama. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Koentjaraningrat. (1985). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru.

Koentjaraningrat. (2009). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Leavy, P. (2017). Research Design. New York: The Guilford Press.

Lee, S. K., Choi, K. M., & Oh, I. (2022). Korean cross-cultural kids’ acculturation types and cultural adaptation. International Journal of Intercultural Relations, 87, 131-141. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2022.01.010.

Lou, N. M. (2021). Acculturation in a postcolonial context: Language, identity, cultural adaptation, and academic achievement of Macao students in Mainland China. International Journal of Intercultural Relations, 85, 213-225.. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2021.10.004.

Mawarti, S. (2017). Nilai-nilai Pendidikan Toleransi dalam pembelajaran agama islam. TOLERANSI: Media Ilmiah Komunikasi Umat Beragama, 9(1), 70-90. http://dx.doi.org/10.24014/trs.v9i1.4324

McIntosh, R., Ironson, G., & Krause, N. (2021). Keeping hope alive: Racial-ethnic disparities in distress tolerance are mitigated by religious/spiritual hope among Black Americans. Journal of psychosomatic research, 144, 110403. https://doi.org/10.1016/j.jpsychores.2021.110403.

Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2005). Qualitative Data Analysis (Terjemahan). Jakarta: UI Press.

Nasichah, I. A. (2019). Akulturasi Budaya Pada Arsitektur Masjid Astana Sultan Hadlirin Jepara (Bachelor Thesis, Universitas Islam Sultan Agung).. http://repository.unissula.ac.id/17446/.

Lita, A. N. (2021). Upaya Pengembangan Wisata Sastra Berbasis Foklor Melalui Wisata Religi Makam Mantingan di Jepara (Kajian Sastra Pariwisata). Magistra Andalusia: Jurnal Ilmu Sastra, 3(2). https://doi.org/10.25077/majis.3.2.53.2021

Park, J., Joshanloo, M., & Utsugi, A. (2023). Acculturation attitudes and adaptation among South Korean residents in Japan: The mediating role of coping strategies. International Journal of Intercultural Relations, 94, 101799. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.ijintrel.2023.101799.

Pinem, M. (2013). Masjid Pulo Kameng Akulturasi dan Toleransi Masyarakat Aceh. Analisa: Journal of Social Science and Religion, 20(1), 87-98. https://doi.org/10.18784/analisa.v20i1.8.

Salim, A. N. (2017). “Penanaman Nilai Toleransi Antar Umat Beragama di Kalangan Masyarakat Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman.” Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta, 33–37.

Saliro, S. S., Muchsin, T., & Baharuddin, B. (2021). Toleransi Meja Makan: Bisnis, Budaya Pedagang Kuliner, dan Interaksi Sosial Pedagang di Kota Singkawang. NALAR: Jurnal Peradaban dan Pemikiran Islam, 5(1), 31-40. https://doi.org/10.23971/njppi.v5i1.2430.

Thaumaet, Y. A. (2019). Akulturasi Budaya Mahasiswa Dalam Pergaulan Sosial Di Kampus (Studi Pada Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas PGRI Madiun). Agastya: Jurnal Sejarah dan Pembelajarannya, 9(1), 113-124. https://doi.org/10.25273/ajsp.v9i1.3641.

Tillman, D. (2004). Pendidikan Nilai Untuk Kaum Muda Dewasa (Terjemahan Risa Pratono). Jakarta: Grasindo.

Wahyudi, W. (2019). Nilai Toleransi Beragama Dalam Tradisi Genduren Masyarakat Jawa Transmigran. Jurnal Studi Agama dan Masyarakat, 15(2), 133-139. https://doi.org/10.23971/jsam.v15i2.1120.

Wyer, R. S., Chiu, C. Y., & Hong, Y. Y. (2009). Understanding Culture Theory, Research, and Application. New York: Psychology Press.

Downloads

Published

2023-04-13

How to Cite

Normalita, A. (2023). Nilai-nilai toleransi hasil akulturasi budaya pada masjid Mantingan Jepara. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(1), 133–142. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24353

Issue

Section

Table of Content