Representasi identitas seksual gay di YouTube
DOI:
https://doi.org/10.22219/satwika.v7i1.24860Keywords:
Gay, Representasi, Roland Barthes, YouTubeAbstract
Salah satu platform digital di era Media Baru (New Media) yang paling diminati adalah YouTube. Selain menjadi tempat untuk mengembangkan kreativitas, media sosial YouTube juga menjadi ruang kebebasan berekspresi bagi kelompok minoritas seksual, seperti gay. Penelitian ini berfokus pada realitas kehidupan yang terjadi pada pasangan gay di era Media Baru (New Media), khususnya YouTube. Penelitian bertujuan mengetahui bagaimana representasi identitas orientasi seksual gay di YouTube. Pendekatan yang digunakan yakni deskriptif kualitatif. Penelitian menggunakan teori analisis semiotik milik Roland Barthes. Hasil penelitian ini adalah representasi YouTuber gay yang muncul dalam kanal YouTube Max & Yos menggambarkan pesan mengenai cara pasangan gay berekspresi dan menampilkan identitas mereka di media sosial YouTube. Identitas gay sebagai sesama jenis yang telah melangsungkan pernikahan di Amerika ditampilkan secara lugas dalam bentuk video coming out, digital token berupa teks judul, kalimat yang diungkapkan, gestur, foto profil, adegan romantis, gambar, ikon, dan thumbnail video yang diunggah. Selain itu identitas juga muncul dalam bentuk taste performance yang bisa dilihat dari pemilihan warna di setiap video. Dapat disimpulkan bahwa Max & Yos dalam kanal YouTube pribadinya bebas berekspresi dan menerima identitas seksual gay sebagai bagian dalam diri mereka tanpa mempermasalahkan penolakan atau respon negatif yang diterima di media sosial.
YouTube is one of the most popular digital platforms in the new media era. Besides being a place to develop creativity, YouTube is also a space for freedom of expression for sexual minority groups such as gays. This research focuses on the realities of gay couples' life in the new media era, especially YouTube. This study aims to determine how gay sexual orientation identities are represented on YouTube. The approach used in this research is descriptive qualitative. The theory of this research used is Roland Barthes's semiotic analysis. The results of this study are representations of gay YouTubers that appear on the Max & Yos YouTube channel about messages on how gay couples express and present their identities as same-sex couples on YouTube social media. Gay identity as same-sex people who have married in America is displayed straightforwardly in the form of coming-out videos, digital tokens in the title text, spoken sentences, gestures, profile photos, romantic scenes, images, icons, and uploaded video thumbnails. Apart from that, identity also appears in the form of taste performance can be used from the colour selection in each video. It can be concluded that Max & Yos, in their personal YouTube channel, are free to express themselves and accept gay sexual identity as part of themselves without questioning the rejection or negative responses received on social media.
Downloads
References
A’yuni, R. Q. (2019). Representasi Homoseksualitas Dalam Film Method (Analisis Semiotika Roland Barthes). Lektur, Jurnal Ilmu Komunikasi, 2(1). https://doi.org/10.21831/lektur.v2i1.15804
Alamsyah, F. F. (2020). Representasi, Ideologi dan Rekonstruksi Media. Al-I’lam: Jurnal Komunikasi Dan Penyiaran Islam, 3(2), 92–99. https://doi.org/10.31764/jail.v3i2.2540
Amir, F. F. M. N. A. S. (2016). Youtube sebagai Sarana Komunikasi Bagi Komunitas Makassarvidgram. Jurnal Komunikasi KAREBA, Vol. 5(1), 259–272. https://doi.org/10.1080/14639947.2015.1006801
Anugrahanti, M. M. (2020). Representasi Transgender Di YouTube (Analisis Semiotika Tayangan Vlog Stasya Bwarlele Di Channel Youtube). http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/23563
Asmara, K. Y., & Valentina, T. D. (2018). Konsep Diri Gay Yang Coming Out. Jurnal Psikologi Udayana, 4(02), 277. https://doi.org/10.24843/jpu.2017.v04.i02.p05
Baskoro, A. (2009). Panduan Praktis Searching di Internet. Media Kita.
Della, P. O. (2014). Penerapan Metode Komunikasi Non Verbal yang Dilakukan Guru Pada Anak-Anak Autis di Yayasan Pelita Bunda Therapy Center Samarinda. Jurnal Ilmu Komunikasi Universitas Mulawarman, Vol 2(4), 114-128. https://ejournal.ilkom.fisip-unmul.ac.id/site/?p=1673
Papalia, D. E., Feldman, R. D., & Olds, S. W. (2008). Human Development (Psikologi Perkembangan). Kencana.
Erikson, E. H. (1994). Identitas dan Siklus Hidup Manusia. Gramedia.
Febriani, E. (2020). Fenomena Kemunculan Kelompok LGBT dalam Ruang Publik Virtual. KOMUNIKOLOGI: Jurnal Ilmiah Ilmu Komunikasi, 17(01), 30-38. https://komunikologi.esaunggul.ac.id/index.php/KM/article/view/233
Khatulistiwa, G. (2020). Jangan Asal Kirim, Ini Makna Setiap Warna Emoji Hati. Https://Journal.Sociolla.Com/Lifestyle/Makna-Warna-Emoji-Hati/.
Malau, R. (2011). Khalayak Media Baru. Jurnal The Messenger, 3(1), 51. https://doi.org/10.26623/themessenger.v3i1.183
Malik, E. Y. C. (2020). Antara “Aku” dan Facebook: Kontruksi Pesan Dalam Foto Profil di Media Sosial. Ilmu Humaniora, 04(1), 74–89. https://online-journal.unja.ac.id/index.php/titian
Muqsith, M. A. (2021). Teknologi Media Baru: Perubahan Analog Menuju Digital. ’Adalah, 5(2), 33–40. https://doi.org/10.15408/adalah.v5i2.17932
Muttaqien, F. (2022). Thumbnail Adalah: Pengertian, Jenis, Pentingnya, dan Tips Membuat Thumbnail yang Menarik. Https://Www.Ekrut.Com/Media/Thumbnail-Adalah.
Nabilah, D. R., & Kurnia, N. (2015). YouTube sebagai Media Ekspresi Alternatif Gay Indonesia: Analisis Semiotik Gay Indonesia dalam Web Series CONQ. (Bachelor Thesis, Universitas Gadjah Mada). http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/93106
Novita, E. (2021). Identifikasi Pembentukan Identitas Orientasi Seksual Pada Homoseksual (Gay). Jurnal Penelitian Pendidikan, Psikologi Dan Kesehatan (J-P3K), 2(2), 194–205. https://doi.org/10.51849/j-p3k.v2i2.99
Nurimba, Y., & Muhiddin, A. (2021). Analisis Semiotika Roland Barthes Pada Iklan Rokok Apache Versi Hidup Gue Cara Gue. Journal of Communication Sciences (JCoS), 3(1), 18–25. https://doi.org/10.55638/jcos.v3i1.537
Oetomo, D. (2001). Memberi Suara Pada yang Bisu. Galang Press.
Pandiangan, E. (2018). Bukan Sekadar Visual, Ternyata Foto Profil di Media Sosial Bisa Menunjukkan Karakter Seseorang. Https://Journal.Sociolla.Com/Lifestyle/Foto-Profil-Sosial-Media-Cerminkan-Kepribadian.
Papacharissi, Z. (2002). The Presentation of Self in Virtual Life: Characteristics of Personal Home Page. Journalism & Mass Communication Quarterly, 79(3), 643–660. https://doi.org/10.1177/107769900207900307
Prakoso, S., Setyawan, S., & Kom, M. I. (2017). Coming Out Gay Dalam Media Sosial Path (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Coming Out Gay Di Surakarta Melalui Media Sosial PATH) (Bachelor Thesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta). http://eprints.ums.ac.id/id/eprint/57909
Puspita, Y. (2015). The Usage of New Media to Simplify Communication and Transaction of Gay Prostitute. Jurnal Pekommas, 18(3), 203–212. https://dx.doi.org/10.30818/jpkm.2015.1180306
Reza, M. J. (2021). Persepsi Mahasiswa Terhadap Penggunaan Media Sosial Youtube Sebagai Media Content Video Creative (Studi Deskriptif Pada Mahasiswa Unismuh Makassar). Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/13407-Full_Text.pdf.
Rianawati. (2016). Pendidikan Seks Anak Dalam Mengantisipasi Perilaku LGBT. Jurnal Studi Gender Dan Anak, Vol 3, No, 18–33. https://jurnaliainpontianak.or.id/index.php/raheema/article/view/557/352
Rohman, J. N., & Husna, J. (2017). Situs Youtube Sebagai Media Pemenuhan Kebutuhan Informasi: Sebuah Survei Terhadap Mahasiswa Program Studi Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro Angkatan 2013-2015. Jurnal Ilmu Perpustakaan, 6(1), 171–180. https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jip/article/view/23037
Rucirisyanti, L., Panuju, R., & Susilo, D. (2017). Representasi Homoseksualitas Di YouTube: (Studi Semiotika pada Video Pernikahan Sam Tsui). Profetik: Jurnal Komunikasi, 10(2), 13. https://doi.org/10.14421/pjk.v10i2.1363
Sholichah, M., & Febriana, P. (2022). Konstruksi citra diri dalam media baru melalui aplikasi instagram (analisis semiotik postingan instagram @mayudyayunda). Jurnal Spektrum Komunikasi, 10(2), 177-186. https://doi.org/10.37826/spektrum.v10i2.239.
Sobur, A. (2016). Semiotika Komunikasi. Remaja Rosdakarya
Vera, N. (2016). Komunikasi Massa. Ghalia Indonesia.
West, R., & Turner, L. H. (2007). Introducing Communication Theory : Analysis and Application. McGraw-Hill
Wijayanti, W., Indonesia, U. P., Penelitian, A., Korea, D., & Kunci, K. (2022). Memaknai Romantisme Drakor Sebagai Moral Budaya. XXVII(1), 57–70. https://journals.upi-yai.ac.id/index.php/IKON/article/view/1829
Wijayakusuma, P. K. F. (2020). Less Masculine, More Feminine dan Less Feminine, More Masculine: Laki-laki Mengekspresikan Androgini Melalui Fashion. Emik, 3(2), 137-159. https://doi.org/10.46918/emik.v3i2.662
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2023 Yuni Khoirul Fatimah, Poppy Febriana
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
Authors who publish with Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial agree to the following terms:
- For all articles published in Satwika, copyright is retained by the authors. Authors give permission to the publisher to announce the work with conditions. When the manuscript is accepted for publication, the authors agree to automatic transfer of the publishing right to the publisher.
- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License that allows others to share the work with an acknowledgment of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgment of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (See The Effect of Open Access)