Tepung Tawar Perdamaian: Resolusi Konflik Berlandaskan Nilai-Nilai Pancasila di Sumatera Selatan

Authors

  • Edwin Nurdiansyah Universitas Sriwijaya
  • Bunyamin Maftuh Universitas Pendidikan Indonesia
  • Elly Malihah Universitas Pendidikan Indonesia

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.26352

Keywords:

local wisdom, Pancasila Values, Conflict Resolution, tepung tawar perdamaian

Abstract

Provinsi Sumatera Selatan menyandang predikat daerah zero conflict sebab tidak ditemukannya konflik di daerah Sumatera Selatan terutama yang terkait dengan Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan (SARA), hal tersebut terjadi disebabkan oleh masih digunakannya tradisi lokal, yaitu berupa tradisi “tepung tawar perdamaian” sebagai resolusi konflik. Hal ini merupakan upaya melakukan perdamaian melalui mediasi dialogis dari tokoh masyarakat terhadap pihak-pihak yang berselisih agar konflik yang lebih besar dan luas dapat dihindari.  Artikel ini bertujuan untuk menganalisa bentuk resolusi konflik tersebut berdasarkan perspektif nilai-nilai Pancasila yang merupakan ideologi bangsa. Metode yang dipakai dalam penelitian ini ialah melalui kajian pustaka terhadap berbagai literatur terkait seperti jurnal ilmiah serta buku terutama yang membahas mengenai resolusi konflik, kearifan lokal serta implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan. Hasil analisis menunjukkan nilai-nilai Pancasila diimplementasikan melalui tradisi tepung tawar perdamaian terutama pada nilai persatuan dan musyawarah mufakat. Melalui tepung tawar perdamaian pihak-pihak yang berkonflik dikondisikan agar setuju untuk melakukan perdamaian. Hal ini biasanya dilakukan oleh tetua pada keluarga didampingi oleh berbagai orang yang dianggap tokoh. Ketika sudah mencapai kesepakatan mengenai waktu kedatangan maka pihak yang ingin berdamai akan mendatangi pihak lainnya dengan membawa ketan kunyit dan ayam panggang. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan jika bentuk resolusi konflik di Sumatera Selatan yang dilakukan melalui tepung tawar perdamaian merupakan perwujudan dari nilai-nilai Pancasila yang merupakan nilai luhur dari kearifan lokal bangsa Indonesia. Hal tersebut dapat menjadi solusi untuk mencegah dan mengatasi konflik yang sangat mungkin muncul dari keberagaman yang ada di Indonesia. 

 

South Sumatra Province holds the title of zero conflict area because there are no conflicts found in the South Sumatra region, especially those related to ethnicity, religion, race, and inter-group. This happens because local traditions are still used, namely the tradition of "tepung tawar perdamaian" as a Conflict resolution is an effort to make peace through dialogical mediation by community leaders towards disputing parties so that larger and more widespread conflicts can be avoided. This article aims to analyze the form of conflict resolution based on the perspective of Pancasila values which is the nation's ideology. The method used in this research is through a literature review of various related literature such as scientific journals and books, especially those that discuss conflict resolution, local wisdom, and the implementation of Pancasila values in life. The results of the analysis show that the values of Pancasila are implemented through the tradition of “Tepung Tawar Perdamaian”, especially the values of unity and consensus deliberation. Through “tepung tawar perdamaian”, the parties in conflict are conditioned to agree to make peace. This is usually done by the elders in the family accompanied by various people who are considered figures. When an agreement has been reached regarding the time of arrival, the party who wants to make peace will come to the other party to make peace, brought turmeric sticky rice and grilled chicken. The conclusion of this research shows that the form of conflict resolution in South Sumatra which is carried out through “tepung tawar perdamaian” is an embodiment of the values of Pancasila which in fact are indeed noble values of the local wisdom of the Indonesian people, and this can be a solution to prevent and resolve serious conflicts, perhaps arises from the diversity that exists in Indonesia.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Adha, M. M., & Susanto, E. (2020). Kekuatan Nilai-nilai Pancasila dalam Membangun Kepribadian Masyarakat Indonesia. Al-Adabiya: Jurnal Kebudayaan Dan Keagamaan, 15(01), 121-138. https://doi.org/10.37680/adabiya.v15i01.319

Arifinsyah. (2015). Method of Resolving Conflict among Religious People in North Sumatera. IOSR Journal of Humanities and Social Science, 20(11), 85-91. Available at http://www.iosrjournals.org/iosr-jhss/pages/20(11)Version-2.html

Asrom, H. (2007). Pancasila, Kearifan Lokal dan Pengembangan Daerah. Jurnal Filsafat, 17(2), 204-218. https://doi.org/10.22146/jf.23187

Badan Pusat Statistik. (2023). Provinsi Sumatera Selatan dalam Angka 2023. Available at https://sumsel.bps.go.id/publication.html?Publikasi%5BtahunJudul%5D=2023&Publikasi%5BkataKunci%5D=&Publikasi%5BcekJudul%5D=0&yt0=Tampilkan

Baihaqi, M. K., & Birsyada, M. I. (2022). Agama dan ritual: Dinamika konflik Dusun Mangir Lor Sendangsari Pajangan. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 6 (2), 299- 310. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.21657

Creswell, W. J., & Creswell, J. D. (2018). Research Design: Qualitative, Quantitative adn Mixed Methods Approaches (Fifth, Vol. 53, Issue 9). SAGE Publications.

Davidson, J & Wood, C. (2004). A Conflict Resolution Model. Theory Into Practice, 43(1), 6-13. DOI: 10.1207/s15430421tip4301_2

Duija, I. N. (2021). Enkulturasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Kearifan Lokal Hindu Bali. Jurnal Pembumian Pancasila, 1(2), 146-161. https://jurnalpembumianpancasila.id/index.php/jpp/article/view/7

Fatihah, H. (2018). Kajian Terhadap Unsur Berpotensi Konflik Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Bhineka Tungga Ika; Kajian Teori dan Praktik Pendidikan PKn, 5(1), 1-12 https://doi.org/10.36706/jbti.v5i1.7894

Fernandes, A & Tirto, D. (2021). Perpaduan Nilai Budaya dan Agama sebagai Sarana Resolusi Konflik Kepentingan; Tinjauan atas Falsafah “Tuan Ma” di Larantuka. Jurnal Damai dan Resolusi Konflik, 7(2), 283-305. Perpaduan Nilai Budaya Dan Agama Sebagai Sarana Resolusi Konflik Kepentingan: Tinjauan Atas Falsafah “Tuan Ma” Di Larantuka | Fernandez | Jurnal Damai Dan Resolusi Konflik (Idu.Ac.Id)

Grant, H. L., Maoz, I & Keysar, B. (2022). Lingua Franca as a Hidden Barrier to Conflict Resolution. Journal of Conflict Resolution, 0(0), 1-28. DOI https://doi.org/10.1177/00220027221123316

Haliim, W. (2018). Harmony and tolerance as a tengger identity: reflections for Indonesian identity and unity degradation. International Journal Of Social Sciences (IJSS), 1(1), 1-9. doi:10.31295/ss.v1n1.1

Hemafitria. (2019). Nilai Karakter berbasis Kearifan Lokal Tradisi Tepung Tawar pada Etnis Melayu Sambas. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan, 3(2), 121-132. https://doi.org/10.31571/pkn.v3i2.1435

Hendra, D. F & Ariani, A. (2022). Tepuk Tepung Tawar sebagai Simbol Ritual Budaya Melayu Kabupaten Karimun. Jurnal Tari, Teater dan Wayang, 5(1), 1-8. https://doi.org/10.24821/dtr.v5i1.7657

Idrus. (2018). Fiqh Local Wisdom: Implementasi Etika Kerukunan Umat Di Jawa Timur. Hakam: Jurnal Kajian Hukum Islam dan Hukum Ekonomi Islam, 2(2), 97-117. Available at https://moraref.kemenag.go.id/documents/article/99586320216672779

Jannah, S. (2023). Nilai Moral dalam Tradisi Asapoan sebagai Potret Kerukunan Masyarakat. Satwika: Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 7(1), 103-112 DOI https://doi.org/10/22210/satwika/v7i1.24607

Jehamat, L & Mbadhi, A. C. (2018). Peran Budaya Tura Jaji dalam Mencegah Konflik Sosial di Desa Aewora, Kecamatan Maurole, Kabupaten Ende. Sosio Informa, 4(3), 567-580. https://garuda.kemdikbud.go.id/documents/detail/902132

Jemali, M. Banawiratma, JB & Udasmoro, W. (2021). Hambor as Little Narrative in Managing Conflict and Peace Situation in Manggarai, Flores, East Nusa Tenggara. International Journal of Interreligious and Intercultural Studies, 4(2), 117-141. https://doi.org/10.32795/ijiis.vol4.iss2.2002.2226

Karliani, E & Triyani (2021): Strengthening student’s peace-loving attitudes through humabetang value-based general education curriculum, Journal of Human Behavior in the Social Environment, 31(5), 539-550 DOI: 10.1080/10911359.2020.1783418

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. (2021). Tepung Tawar Perdamaian. Available at https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=2548

Kesuma, T. A. R. P & Cicilia, D. (2017). Piil Pesenggiri: Strategi Resolusi Konflik menggunakan Nilai-Nilai Agama dan Pancasila. Jurnal Masyarakat dan Budaya, 19(2), 237-252. https://doi.org/10.14203/jmb.v19i2.394

Kurniawan, M. W & Lutfiana, R. F. (2021). Penguatan Nilai-Nilai Pancasila melalui Budaya Sekolah berbasis Kearifan Lokal di SMA se-Malang Raya. Jurnal Civic Hukum, 6(1), 61-70. https://doi.org/10.22219/jch.v6i1.15254

Lestari, O & Hudaidah. (2023). Potensi Wisata Religi Makam Ki Marogan sebagai Upaya Pelestarian Kearifan Lokal di Kota Palembang. Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 7 (1), 167-176. doi: 10.22210/satwika.v7i1.25265

Lintani, V. A. (2021). Tepung Tawar Perdamaian. CV Amanah

Linyang, T., Musa, P & Nur, F. (2021). Makna Simbol Tradisi Tepung Tawar di Desa Durian Sebatang Kecamatan Seponti Kabupaten Kayong Utara. Balale’: Jurnal Antropologi, 2(1), 133-153. Available at https://jurnal.untan.ac.id/index.php/BALELE/article/view/49297

Miles, M. B., Huberman, A. M & Saldana, J. (2014). Qualitative Data Analysis, A Methods, Sourcebook. Edition 3. Sage Publications.

Mulyono. (2002). Studi Kewarganegaraan; Konsep Teori dan Kerangka Psiko Pedagogik. In Dasim Budimansyah (Eds). Bandung. Jendela

Nurdiansyah, E., Faisal, E. E., Sulkipani., Setiawan, S. A., & Alghifari, M. A. (2021). Pengembangan Ensiklopedia Identitas Nasional Berbasis Kearifan Lokal. Jurnal Civic Hukum, 6(2), 112-123. https://doi.org/10.22219/jch.v6i2.14612

Peraturan Kapolri (Perkap) Nomor 3 Tahun 2015 tentang Pemolisian Masyarakat.

Prayitno dan Manullang, B. (2011). Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: Gramedia.

Ramadhan, D & Wahab. (2019). Relevansi Kearifan Lokal Tepung Tawar dalam Pembelajaran Agama Islam (Studi pada Masyarakat Melayu Pontianak). Jurnal Tarbiyah: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(1), 53-62. http://dx.doi.org/10.18592/tarbiyah.v8i1.2538

Rukmana, I. S., Samsuri & Wahidin, D. (2020). Aktualisasi Nilai-Nilai Pancasila sebagai Contoh Nyata Ketahanan Ideologi (Studi di Kampung Pancasila, Dusun Nogosari, Desa Trirenggo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional, 26(2), 182-203. https://doi.org/10.22146/jkn.53815

Syarifuddin. Rezeki, W & Kalsum, U. (2022). Eksistensi Tradisi Tepung Tawar Sebagai Warisan Budaya Lokal Palembang. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya dan Pengajarannya, 16(1), 43-53. http://dx.doi.org/10.17977/um020v16i12022p43-53

Susanti, J. T., & Lestari, D. E. G. (2021). Tradisi Ruwatan Jawa Pada Masyarakat Desa Pulungdowo Malang. Jurnal Satwika, 4 (2), 94-105. Doi: Https://Doi.Org/10.22219%20/Satwika.Vol4.No2.94-105

Stepanus., Lattu, I & Tampake, T. (2020). Ritual Merenden Tedong sebagai Penyelesaian Konflik Masyarakat Mamasa. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya (Journal of Social and Cultural Anthropology), 5(2), 123-135. https://doi.org/10.24114/antro.v5i2.14392

Tanzila, E., Sumantri, S. H., & Wahyudi, B. (2018). Strategi Pemerintah Daerah dalam Pencegahan Konflik Bernuansa Agama Guna Mempertahankan Status Zero Conflict di Sumatera Selatan Tahun 2017-2018. Jurnal Diplomasi Pertahanan, 4(3), 1-26. https://doi.org/10.33172/jdp.v4i3.325

Widanita. Sinaga, R. M & Adha, M. M. (2021). Tabot Culture: Local Wisdom of the Bengkulu Community and Effort to Preserve it. International Journal of Multicultural and Multireligious Understanding, 8(9), 272-279 http://dx.doi.org/10.18415/ijmmu.v8i9.2958

Widianto, A. A., & Lutfiana, R. F. (2021). Kearifan Lokal Kabumi: Media Internalisasi Nilai-Nilai Karakter Masyarakat Tuban Jawa Timur. Satwika : Kajian Ilmu Budaya dan Perubahan Sosial, 5 (1), 118-130. doi: 10.22219/satwika.v5i1.15929

Wijaya, N. (2020). Resolusi Konflik berbasis Budaya oleh Masyarakat Kabupaten Poso. Jurnal Kolaborasi Resolusi Konflik, 2(1), 58-63. https://doi.org/10.24198/jkrk.v2i1.27048

Downloads

Published

2023-10-31

How to Cite

Nurdiansyah, E., Bunyamin Maftuh, & Elly Malihah. (2023). Tepung Tawar Perdamaian: Resolusi Konflik Berlandaskan Nilai-Nilai Pancasila di Sumatera Selatan. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(2), 285–294. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.26352

Issue

Section

Table of Content