Visualisasi Desain Busana berdasarkan Pandangan Masyarakat terhadap Karakteristik Gender Dysphoria

Authors

  • Naura Naryama Nayottama Institut Teknologi Bandung
  • Achmad Syarief Institut Teknologi Bandung

DOI:

https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.27488

Keywords:

gender dysphoria, gender expression, gender identity, fashion collection, semantic differential

Abstract

Gender dysphoria memicu ketidaknyamanan dan ketidaksesuaian antara identitas gender dan jenis kelamin biologis, dapat mempengaruhi ekspresi gender seseorang melalui fesyen, dengan potensi menjadi sumber kebanggaan dan ekspresi kreatif dalam lingkungan masyarakat, namun juga dapat menyebabkan frustrasi, ketidaknyamanan fisik, dan kecemasan yang berkelanjutan. Penelitian ini membahas tentang transformasi gender dysphoria menjadi tema dalam koleksi busana dengan menggunakan metode semantic differential. Penelitian ini menggunakan pendekatan explanatory dengan metode gabungan antara kuantitatif dan kualitatif. Data dikumpulkan melalui studi pustaka, wawancara ahli, dan survei terhadap responden dengan pemahaman tentang gender dan minat dalam fashion. Perancangan busana mengandalkan moodboard dengan kata kunci terkait gender dysphoria sebagai panduan utama, memastikan representasi yang akurat sesuai persepsi responden. Metode semantic differential digunakan untuk mengukur dan mentransformasi ide-ide terkait gender dysphoria menjadi desain busana yang representatif, melalui evaluasi dan analisis statistik terhadap penilaian responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa perancangan busana berdasarkan persepsi masyarakat terkait karakteristik gender dysphoria dapat direalisasikan menggunakan metode semantic differential untuk mengukur persepsi tersebut dan menggambarkan elemen desain yang mencerminkan karakteristik individu dengan gender dysphoria. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menciptakan desain busana yang mengkomunikasikan pengalaman gender dysphoria secara visual dan mendorong inklusivitas dan dukungan terhadap keberagaman gender dalam industri fesyen.

 

Gender dysphoria triggers discomfort and incongruence between gender identity and biological sex, affecting one's gender expression through fashion, with the potential to be a source of pride and creative expression in society, but also causing ongoing frustration, physical discomfort, and anxiety. This study examines the transformation of gender dysphoria into a fashion collection theme using the semantic differential method. The research employs an explanatory approach combining quantitative and qualitative methods. Data is collected through literature review, expert interviews, and surveys targeting respondents with knowledge of gender and an interest in fashion. Fashion design relies on a moodboard with keywords related to gender dysphoria as the main guide, ensuring accurate representation according to respondent perceptions. The semantic differential method is utilized to measure and transform gender dysphoria-related ideas into representative fashion designs through evaluation and statistical analysis of respondent assessments. The study demonstrates that fashion design based on societal perceptions of gender dysphoria characteristics can be achieved using the semantic differential method to measure such perceptions and depict design elements that reflect the characteristics of individuals with gender dysphoria. The findings of this research are expected to contribute to the creation of fashion designs that visually communicate the experience of gender dysphoria and promote inclusivity and support for gender diversity in the fashion industry.

Downloads

Download data is not yet available.

References

Afifah, G. N. (2022). Metode Penanganan Masalah Klien Gangguan Identitas Jenis Kelamin (Gender Dysphoria) Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Lampung. UIN Raden Intan Lampung. http://repository.radenintan.ac.id/17579/

Agnesvy, F., & others. (2022). Penggunaan Trend Fashion Thrift Sebagai Konsep Diri Pada Remaja di Kota Bandung. FISIP UNPAS. https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/avantgarde/article/view/1952

Ahmad, P. H. M. (2014). Latar Belakang Kehidupan Dan Cara Berfikir Individu Kecelaruan Identiti Gender,http://digilib.unimed.ac.id/id/eprint/4787.

Akdemir, N. (2018). Deconstruction of gender stereotypes through fashion. European Journal of Social Science Education and Research, 5(2), 259–264. https://doi.org/10.26417/ejser.v5i2.p185-190.

APA, A. P. A. (2013). Diagnostic and statistical manual of mental disorders. The American Psychiatric Association. https://psycnet.apa.org/record/2013-14907-000

Aryani, D. I., Theodora, J., & others. (2022). Pemaknaan tradisi Peh Cun di Indonesia: Visualisasi dalam koleksi Ready-to-Wear Deluxe bagi generasi muda dengan gaya hidup urban. Satwika: Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 6(2),267– 280. https://doi.org/10.22219/satwika.v6i2.22796.

Aulia, N. N. (2018). Gaya hidup waria urban Jakarta: sebuah negosiasi identitas. Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/44493

De Beauvoir, S. (1972). The second sex Harmondsworth. Penguin.

Durand, V. M., & Barlow, D. H. (2015). Essentials of abnormal psychology. Cengage Learning.

Eagly, A. H., & Mladinic, A. (1989). Gender stereotypes and attitudes toward women and men. Personality and Social Psychology Bulletin, 15(4), 543–558. https://doi.org/10.1177/0146167289154008.

Harianti, A., & Margaretha, Y. (2014). Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dengan Menggunakan Metode Brainstorming dalam Mata Kuliah Kewirausahaan. Jurnal Manajemen Maranatha, 13(2).https://journal.maranatha.edu/index.php/jmm/article/view/134.

Jary, D. and Jary, J. (1991). Dictionary of Sociology. Illinois. Dos Jones Irwin.

Karim, A. (2014). Kerangka Studi Feminisme (Model Penelitian Kualitatif tentang Perempuan dalam Koridor Sosial Keagamaan). Fikrah, 2(1). http://dx.doi.org/10.21043/fikrah.v2i1.550.

Lestari, Y., & others. (2018). Representasi Identitas Diri Transgender Dalam Film Bulu Mata. Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/43787.

Lie, F. (2015). Defamiliarisasi Tubuh Dalam Seni Rupa Mella Jaarsma. Institut Kesenian Jakarta. https://doi.org/10.36806/.v6i1.43

Lie, F. (2018). Defamiliarisasi Tubuh Dalam Karya Seni Rupa Mella Jaarsma. JSRW (Jurnal Senirupa Warna), 6(1). https://doi.org/10.36806/.v6i1.43.

Maidiana, M. (2021). Penelitian survey. ALACRITY: Journal of Education, 20–29. https://doi.org/10.52121/alacrity.v1i2.23.

Malti-Douglas, F. (2007). Encyclopedia of sex and gender.

Marhumah, E. (2011). Konstruksi sosial gender di pesantren; Studi kuasa kiai atas wacana perempuan. Lkis Pelangi Aksara.

McConnell-Ginet, S., & Eckert, P. (2003). Language and gender. Cambridge University Press Cambridge.

Muis, A. R. C. (2019). Sustainable Competitive Advantage Ekonomi Kreatif Indonesia dalam Dinamika Perdagangan Internasional. Deepublish.

Neumann, J. L. (2011). Fashioning the self: Performance, identity and difference.

Nurhayati, I. K., & others. (2018). Analisis semiotika John Fiske mengenai realitas bias gender pada iklan kisah Ramadhan Line versi adzan ayah. ProTVF: Jurnal Kajian Televisi Dan Film, 2(2), 157–171.https://doi.org/10.24198/ptvf.v2i2.20820.

Osgood, C. E., Suci, G. J., & Tannenbaum, P. H. (1957). The measurement of meaning (Issue 47). University of Illinois press.

Rokhmansyah, A. (2016). Pengantar gender dan feminisme: Pemahaman awal kritik sastra feminisme. Garudhawaca.

Serrano, U., Lin, M., Ebrahimi, J., Orellana, J., Paniagua, R., & Terriquez, V. (2021). In millennial footsteps: California social movement organizations for generation Z. Sociological Perspectives,https://doi.org/10.1177/07311214211010565.

Subedi, D. (2016). Explanatory sequential mixed method design as the third research community of knowledge claim. American Journal of Educational Research, 4(7), 570–577, https://doi.org/10.1177/07311214211010565.

Sukendra, I. K., & Atmaja, I. (2020). Instrumen Penelitian.

Wijayakusuma, P. K. F. (2020). EKSPRESI ANDROGINI MELALUI FASHION (Studi Kasus Pada Pria Androgini di Kota Makassar). Universitas Hasanuddin. http://repository.unhas.ac.id/id/eprint/2043/

Yunus, R. (2022). Analisis Gender terhadap Fenomena Sosial. Humanities Genius.

Downloads

Published

2023-10-31

How to Cite

Nayottama, N. N., & Syarief, A. (2023). Visualisasi Desain Busana berdasarkan Pandangan Masyarakat terhadap Karakteristik Gender Dysphoria. Satwika : Kajian Ilmu Budaya Dan Perubahan Sosial, 7(2), 349–359. https://doi.org/10.22219/satwika.v7i2.27488

Issue

Section

Table of Content